tirto.id - RSUD Nusa Tenggara Barat (NTB) menemukan fenomena langka dalam dunia medis. Benda mirip janin ditemukan dalam perut Muhammad Abdalul Zikri Hakim, bayi laki-laki berusia 10 bulan asal Desa Letok, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Direktur RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri di Mataram mengatakan fenomena medis itu terungkap saat bayi tersebut menjalani perawatan intensif di RSUD Provinsi NTB sejak 11 Maret 2017. Dari hasil pemeriksaan melalui foto apdomen dan CT scan terhadap pasien ditemukan benda mirip janin.
"Secara gambaran sudah dilakukan pemeriksaan. Dari hasil foto apdomen, torak dan CT scan pada 13-15 Maret, kesan yang muncul dan dibaca tim dokter ada asites (cairan yang ada di perut) kemudian tampak masa (benda asing) seperti janin," kata Hamzi, Jumat (17/3/2017).
Hamzi menjelaskan, untuk membuktikan benda di dalam perut janin atau bukan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Hal ini untuk memastikan, benda benar-benar janin atau bukan, kendati dari hasil CT Scan ditemukan gambaran janin.
"Jadi meski masa (janin, red) itu ada, tapi tidak hidup," terang Hamzi.
Untuk meneliti kejadian ini, Hamzi mengaku telah membentuk tim yang terdiri dari dokter spesialis bedah, dokter spesialis anak. Mereka akan melakukan pemeriksaan secara komprehensif terhadap bayi tersebut.
"Inshyaallah akan kita tangani dengan baik," ujar Hamzi.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Provinsi NTB, dr Agus Rusdhy tidak memungkiri bentuk yang ditemukan dalam perut bayi berumur 10 tahun, mirip janin.
Dokter spesialis anak ini mengatakan, kejadian itu sangat jarang terjadi dalam dunia medis. Bahkan dalam catatan ilmu kedokteran hanya 200 kasus yang terjadi di seluruh dunia. "Biasanya terjadi pada wanita, tetapi ini bayi laki-laki sehingga perlu dilakukan pendalaman," tegas Agus.
dr Rusdhy menjelaskan kejadian yang menimpa Muhammad Abdalul Zikri Hakim dalam ilmu kedokteran disebut vetus impetu (bayi itu kembar tetapi tumbuh berada dalam organ tubuh).
"Kalau bayi itu ada di objek vital kedua bayi itu biasanya meninggal. Tetapi kalau bayi itu ada di organ tidak vital, seperti dalam perut, tulang paha atau organ lainnya bisa saja hidup, tapi kalau numpang biasanya meninggal," jelas dia.
Ia menambahkan, tidak tahu sampai kapan operasi pengangkatan terhadap perut bayi berusia 10 bulan tersebut bisa dilakukan, karena tim dokter rumah sakit perlu melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap kondisi pasien.
"Kalau untuk kapan waktunya kita belum bisa tentukan, karena ini perlu persiapan matang, apalagi usianya masih 10 bulan dan penyakit ini baru ketahuan satu minggu setelah lahir," tandas dr Rusdhy seperti dikabarkan Antara.