Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Klaim Labubu Boneka Iblis?

Kreator Labubu, Kasing Lung, menjelaskan, Labubu terinspirasi dari mitologi elf di Eropa, tempat ia tumbuh besar.

Benarkah Klaim Labubu Boneka Iblis?
Header Periksa Fakta Labubu. tirto.id/Mojo

tirto.id - Boneka Labubu menjadi sensasi baru di kultur pop sejumlah negara. Boneka dengan desain monster menggemaskan, seperti kelinci berkepala besar dan bertaring ini, menjadi sensasi tidak hanya di kalangan anak muda Indonesia, tapi juga di Jepang, Vietnam, Hong Kong, dan sejumlah negara Asia.

Boneka ini tiba-tiba menjadi sangat populer, tatkala salah satu mega bintang Korean Pop/K-Pop, Lisa dari grup BLACKPINK, memamerkan boneka miliknya tersebut, sekitar April 2024, di akun Instagram pribadinya. Hal ini kemudian memantik antusiasme masyarakat yang berlomba-lomba ingin ikut memiliki boneka ini.

Di tengah kehebohan Labubu, muncul narasi di media sosial yang menyebut kalau ada fakta menyeramkan di balik cerita boneka monster ini. Labubu disebut sebagai boneka iblis yang terinspirasi dari mitologi Hong Kong, tepatnya dari monster "Taotie". Monster ini disebut lambang keserakahan yang memakan apapun yang dilihatnya. Disebut juga desain awal boneka Labubu terdapat tulisan 666 di perutnya.

"Jangan Ngasal Ikut Tren Kalau Tidak Tahu Maksudnya!" begitu tulis pesan dalam unggahan akun "Surya Azahwa" di Facebook, yang menyertakan sebuah foto dengan narasi soal kaitan Labubu dengan iblis (arsip).

Foto Periksa Fakta Labubu

Foto Periksa Fakta Labubu. foto/hotlineperiksa fakta tirto

Unggahan tersebut mengumpulkan sektar 200 impresi dan 220 komentar, per 30 Oktober 2024. Unggahan ini juga telah dibagikan ulang lebih dari 8 ribu kali, sejak pertama kali diunggah pada 13 Oktober 2024.

Terdapat juga unggahan di media sosial lain, seperti TikTok, yang menyebar narasi serupa. Unggahan tersebut menunjukkan penampakan boneka Labubu dengan lambang "666" di perutnya. Unggahan ini bahkan mengumpulkan hampir 10 juta penonton sejak pertama diunggah sekitar akhir September 2024 lalu.

Lantas, bagaimana faktanya? Apakah benar boneka Labubu adalah boneka yang terinspirasi dari iblis?

Penelusuran Fakta

Tirto mencoba menelusuri asal-usul dari boneka Labubu. Pertama-tama, melansir dari pemberitaan media nasional maupun internasional, pembuat Labubu adalah seniman asal Hong Kong, Kasing Lung.

Bangkok Post mencatat, pria kelahiran tahun 1972 ini lahir di Hong Kong, kemudian tumbuh besar di Belanda. Pada tahun 2015, dia membuat sekelompok karakter monster yang diberi nama "The Monsters”. Selain Labubu, terdapat karakter Zimomo, Tycoco, dan Spooky, dengan desain monster tersenyum, dengan telinga panjang dan gigi menonjol.

Masih dari artikel yang sama, disebutkan, dalam cerita yang dibuat Lung, Labubu adalah karakter yang baik hati, yang selalu ingin membantu, tetapi tanpa sengaja berakhir buruk.

Kami juga mencoba menelusuri ke akun Instagram dari Kasing Lung dan mendapatkan unggahan tentang Labubu sudah dibuat sejak tahun 2015 lalu, sejak unggahan pertamanya.

Hal ini juga terkonfirmasi dalam wawancara Lung dengan majalah Hypebeast pada tahun 2017 lalu. Artikel tersebut menjabarkan bagaimana Lung mendapat inspirasi dari Labubu dan karakter lainnya dari mitologi elf kuno di benua Eropa tempatnya tumbuh besar.

“Ketika saya masih muda, saya suka membaca buku cerita dan dipengaruhi oleh legenda elf Eropa kuno. Saat itu, belum ada konsol game atau komputer, jadi saya hanya bisa menggambar boneka dengan pena, jadi saya punya ide untuk menggambar dongeng sejak saya masih kecil," cerita Lung, dikutip dari wawancara di situs tersebut.

Lung juga menjelaskan bagaimana Labubu dan Tycoco, sebuah karakter berbentuk tengkorak, menjadi dua karakter favoritnya kala itu.

Dari informasi langsung dari kerator Labubu, diketahui kalau karekter monster ini asal inspirasinya adalah legenda elf di Eropa kuno, bukan mitologi Hong Kong.

Lebih lanjut, Tirto juga menelusuri klaim desain awal Labubu yang bertuliskan lambang 666 di perutnya. Kami mencoba mengambil cuplikan gambar dari video di TikTok.

Hasil pencarian gambar terbalik (reverse image search) terhadap gambar boneka Labubu merah tersebut, salah satunya mengarahkan ke ke halama Carousell berikut.

Di situs tersebut tertera keterangan kalau mainan model Labubu berwarna merah dengan tulisan 666 tersebut adalah kolaborasi Lung, dengan Ho2Work (pabrik mainan yang memang memproduksi Labubu), Alien Evolution Studio, dan Alien 666. Nama yang disebut terakhir adalah seniman lain asal Taipei. Karakter yang dia buat memang berwarna merah dan pada beberapa produk memakai kaos bertuliskan 666.

Dalam sebuah artikel di majalah Keedan, disebutkan kolaborasi Kasing Lung dengan Alien 666 terjadi pada tahun 2022. Ini juga dibuktikan dengan unggahan di Instagram Alien666 pada Maret 2022 yang menunjukkan beberapa produk hasil kolaborasi dengan Kasing Lung.

Lung sendiri diketahui memang kerap melakukan kolaborasi dalam karakter Labubu. Di Instagram, terlihat beberapa projek kolaborasi dengan Play Studio, Astro Boy, ataupun Godzilla. Dalam kolaborasi-kolaborasi tersebut, karakter Labubu memang didandani seperti karakter lain sesuai dengan kolaborasinya.

Melihat unggahan pertama Lung di Instagram pada 21 September 2015, terlihat karakter Labubu yang dia buat, bentuknya mirip dengan Labubu yang ada saat ini.

Oleh sebab itu, bisa disimpulkan, desain boneka Labubu berwarna merah dengan angka "666" di badannya bukanlah desain awal Labubu, tapi adalah salah satu produk kolaborasi dari tahun 2022 lalu.

Kesimpulan

Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan klaim Labubu adalah boneka iblis bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading). Kreator dari karakter Labubu, Kasing Lung menjelaskan, karakter tersebut terinspirasi dari mitologi elf di Eropa, karena ia besar di benua tersebut.

Klaim desain awal Labubu adalah setan merah dengan angka "666" di badannya juga tidak tepat. Desain tersebut adalah hasil kolaborasi Lung dengan Alien 666 pada tahun 2022. Labubu sendiri pertama kali hadir pada tahun 2015 lalu.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait TREN TIKTOK atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty