Menuju konten utama

BEM UI akan Kawal Pemilihan Dekan dari Dugaan Infiltrasi Politik

BEM UI mengingatkan agar mahasiswa tak menjadi korban kucing dalam karung di pemilihan dekan di sejumlah fakultas.

BEM UI akan Kawal Pemilihan Dekan dari Dugaan Infiltrasi Politik
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi menolak Statuta UI di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/10/2021). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp.

tirto.id - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, Zayyid Sulthan Rahman, menuntut semua kandidat dalam pemilihan dekan di sejumlah fakultas di UI harus berani memaparkan gagasannya secara transparan.

Hal ini perlu dilakukan guna menepis potensi manipulasi demokrasi yang terjadi di dalam kampus UI. Ia menilai proses pemilihan dekan rawan 'dikocok' dan hanya menjadi formalitas administratif yang sudah diatur dari atas.

“Kami menuntut semua calon dekan berani memaparkan gagasan, visi, dan misi secara transparan. Jangan sampai mahasiswa membeli kucing dalam karung. Kami akan skeptis terhadap calon yang minim gagasan dan sarat kepentingan,” tegas Zayyid kepada wartawan, Jumat (31/10/2025).

Menurut Zayyid, infiltrasi politik dalam pemilihan dekan berpotensi menular hingga ke tahap keterpilihan. Jika terjadi, mahasiswa akan menjadi korban paling awal dari struktur kekuasaan yang sarat kompromi.



“Dampaknya bisa langsung terasa: mulai dari penetapan UKT yang tidak transparan, pembatasan kegiatan mahasiswa, sampai tekanan akademis terhadap mereka yang kritis,” ujarnya.

BEM UI juga memperingatkan agar pola patron-klien antara dekanat dan rektorat tidak kembali menciptakan 'utang budi politik' yang justru menyeret kampus ke dalam lingkaran kekuasaan.

“Kami akan tetap bersuara dan mengawal seluruh proses agar pemilihan dekan tidak berubah menjadi ajang transaksional atau bagi-bagi kekuasaan,” kata Zayyid.



Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, turut menyoroti isu ini. Ia menegaskan pemilihan dekan di UI harus steril dari politik aliran maupun infiltrasi kekuasaan eksternal yang bertentangan dengan semangat otonomi perguruan tinggi.



“Dugaan intervensi politik dalam pemilihan dekan, di kampus manapun, termasuk UI, merupakan persoalan serius. Pemilihan dekan harus objektif, transparan, dan bebas dari tekanan politik,” tegas politisi PKB itu, Rabu (22/10/2025).

Ia mendorong Kemendikbudristek dan pihak UI melakukan pengawasan ketat agar tidak ada ruang bagi praktik transaksional yang bisa menggerus integritas akademik.

Oleh karena itu, sebagai universitas dengan sejarah panjang dan reputasi nasional, UI seharusnya menjadi mercusuar intelektual bangsa, bukan cermin krisis akademik.

Pemilihan dekan yang bebas dari infiltrasi politik dan transaksi kepentingan bukan hanya kebutuhan internal, melainkan tolok ukur masa depan pendidikan Indonesia.

Diketahui proses seleksi bakal calon dekan di sejumlah fakultas di Universitas Indonesia memasuki tahapan berikutnya. Para bakal calon dekan yang telah dinyatakan lolos tahap verifikasi administrasi kini melangkah ke tahap berikutnya, yakni asupan publik serta pemaparan visi dan misi.



Fakultas di UI yang akan memilih dekan yaitu Fakultas MIPA, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, Fasilkom, Fakultas Ilmu Budaya, FISIP, Fakultas Psikologi, dan Vokasi UI.

Tahapan asupan publik akan berlangsung selama 1 bulan sampai 13 November 2025. Pada tahapan ini publik baik internal yaitu sivitas dan warga Universitas Indonesia.

Baca juga artikel terkait UNIVERSITAS INDONESIA

tirto.id - Sosial Budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto