Menuju konten utama

Banyak Hoaks Vaksinasi COVID-19, Jangan Mudah Telan Mentah-Mentah

Berbagai hoaks seputar vaksinasi Covid-19 mesti ditanggapi masyarakat dengan pandai-pandai merujuk sumber informasi yang terpercaya.

Banyak Hoaks Vaksinasi COVID-19, Jangan Mudah Telan Mentah-Mentah
Ilustrasi corona virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Berbagai hoaks seputar vaksinasi Covid-19 beredar di tengah masyarakat. Misalnya, vaksin yang mengandung magnet dan dapat menyebabkan kematian setelah 2 tahun. Terkait hal ini, Julitasari Sundoro, pemerhati imunisasi menekankan pentingnya merujuk sumber informasi yang terpercaya.

"Institusi seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) perlu jadi rujukan agar masyarakat jangan menelan mentah-mentah suatu berita dan informasi. Kita harus cek kembali kalau ragu dan tidak langsung menyebarkannya,” terangnya dalam Dialog Produktif KPCPEN dengan tema "Hindari Hoaks Seputar Vaksinasi" pada Kamis (3/6/2021).

Infografik BNPB Waspada Hoaks Vaksinasi Covid19

Infografik BNPB Waspada Hoaks Vaksinasi Covid19. tirto.id/Rangga

Contoh hoaks terkait vaksinasi Covid-19 adalah orang yang sudah divaksin akan mati dalam waktu 2 tahun. Ada pula hoaks bahwa vaksin Covid-19 mengandung magnet, yang "dibuktikan" dengan melekatnya koin atau uang logam pada area kulit bekas suntikan vaksin.

Julitasari menyebutkan hoaks terkait vaksinasi Covid-19 tidak terjadi hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Penyebaran hoaks yang masif punya efek yang merugikan, karena dapat membuat orang yang awalnya ragu terhadap vaksinasi jadi percaya. Ini dapat membuat cakupan vaksinasi menurun.

Kandungan vaksin COVID-19 ini adalah antigen dari virus SARS-CoV-2, yang diperlukan untuk membentuk antibodi. Oleh karenanya, jika terdapat reaksi ringan, hal tersebut lumrah saja. Selain itu, jika terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), sudah ada antisipasi dengan pemberian nomor kontak dalam Kartu Imunisasi Covid-19.

“Apabila mendengar ada demam atau bengkak di tempat penyuntikan, itu adalah hal yang biasa saja dalam proses pembentukan antibodi dalam tubuh manusia. Reaksi-reaksi ringan akibat divaksinasi itu bisa hilang dalam satu dua hari. Dalam kartu vaksinasi pun sudah diberikan nomor kontak untuk menghubungi apabila terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI),” ujarnya dikutip Covid19.go.id.

Hoaks Vaksin Covid-19 Mengandung Magnet

Menempelnya koin atau uang logam di area bekas suntikan vaksin Covid-19 tidak terjadi karena vaksin tersebut mengandung magnet. Menurut juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemkes, Siti Nadia Tarmidzi, hal itu bisa saja terjadi karena faktor keringat.

“Sebuah logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembab biasanya disebabkan keringat [di permukaan kulit tersebut]. Pecahan uang logam seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan bahan yang bisa menempel karena daya magnet,” terangnya dikutip laman Kementerian Kesehatan pada Jumat (28/5/2021).

Hoaks Vaksin Covid-19 Menyebabkan Kematian Usai 2 Tahun

Vaksin Covid-19 menyebabkan kematian setelah 2 tahun diklaim merupakan pernyataan Mike Yeadon, mantan Ketua Saintis Vaksin Pfizer.

Dalam rilis Kominfo yang diterima oleh Tirto.id, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban menegaskan informasi tersebut adalah hoaks. Selama ini Mike Yeadon sering membuat klaim yang tidak berdasar dan tidak memiliki bukti ilmiah atau empiris.

"Memberikan vaksin itu [dilakukan] agar terbentuk imunitas, proteksi terhadap penyakit Covid-19. Kita harapkan di badan kita terbentuk antibodi untuk melawan [virus]. Penelitian di dunia [terkait Covid-19] belum sampai 2 tahun, jadi informasi itu tidak benar," kata Julitasari menambahkan.

Sementara itu, dalam Dialog Produktif KPCPEN "Hindari Hoaks Seputar Vaksinasi", Suzy Maria, dokter spesialis penyakit dalam, menekankan efek samping dalam vaksinasi adalah hal wajar dan sifatnya cenderung ringn. Selain itu, ia juga menyebut pentingnya vaksin Covid-19, termasuk untuk mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

“Orang-orang dengan penyakit penyerta justru perlu dilindungi oleh vaksin Covid-19, karena apabila terinfeksi virus Covid-19, akan memperberat penyakit penyerta yang dideritanya, risikonya jauh lebih besar apabila tidak divaksinasi,” tuturnya.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH