Menuju konten utama

Banjir Landa 8 Kecamatan di Sambas Kalbar, 3.716 Rumah Terendam

Ribuan rumah itu tersebar di delapan kecamatan meliputi Sejangkung, Paloh, Tangaran, Teluk Keramat, Galing, Jawai Selatan, Sambas, dan Jawai.

Banjir Landa 8 Kecamatan di Sambas Kalbar, 3.716 Rumah Terendam
Kondisi rumah warga terendam banjir di Desa Lumbang. (ANTARA/Dedi)

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 3.716 rumah di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, terendam banjir. Ribuan rumah itu tersebar di delapan kecamatan meliputi Sejangkung, Paloh, Tangaran, Teluk Keramat, Galing, Jawai Selatan, Sambas, dan Jawai.

"Hasil kaji cepat sementara, tercatat sedikitnya 10.885 KK/37.344 jiwa terdampak atas kejadian ini," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Rabu (1/2/2023) malam.

Banjir melanda wilayah Kabupaten Sambas sejak Ahad, 29 Januari 2023. BPBD Kabupaten Sambas bersama tim gabungan berupaya mempercepat penanganan darurat dengan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Salah satunya di Desa Tempapan Hulu yang ketinggian banjirnya cukup tinggi.

Tim gabungan terdiri dari unsur TNI-Polri, dinas sosial, pemerintah daerah, kecamatan dan Forkopimda setempat.

Muhari melaporkan hingga kini para warga memilih bertahan di rumah masing-masing, tetapi ada juga warga yang mengungsi di rumah kerabat terdekat. Pemkab Sambas telah menyiapkan pengungsian di balai desa setempat.

"Kondisi cuaca di lokasi disebutkan bahwa masih turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Merujuk prakiraan cuaca BMKG untuk wilayah Sambas hingga tiga hari ke depan berpotensi hujan dengan intensitas sedang," ujar dia.

Merujuk informasi tersebut, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Salah satunya dengan mempersiapkan mitigasi awal dengan menjaga dan membersihkan saluran air secara rutin.

Masyarakat dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta memeriksa potensi bencana di sekitar wilayah melalui InaRisk.

Baca juga artikel terkait BANJIR KALTIM

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan