Menuju konten utama

Bahaya Cedera Leher-Bahu Saat WFH akibat Pakai Laptop Terlalu Lama

Memasuki bulan keempat pandemi COVID-19 di Indonesia, menurut survei, mayoritas pekerja dan mahasiswa mengalami cedera leher dan bahu saat bekerja dari rumah (WFH) akibat terlalu lama di depan laptop.

Bahaya Cedera Leher-Bahu Saat WFH akibat Pakai Laptop Terlalu Lama
Ilustrasi Work From Home atau Bekerja dari Rumah. foto/istockphoto

tirto.id - Departemen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan penelitian terhadap postur tubuh mahasiswa dan tenaga pendidik selama masa pembelajaran jarak jauh. Penelitian itu dipaparkan dalam webinar FKM UI pada Rabu (17/6/2020) lewat kanal Youtube resmi.

Responden survei daring berjumlah 1.083, terdiri dari 709 mahasiswa, 256 staf administrasi, dan 118 dosen. Mereka disaring dengan stratified random sampling.

“Tujuan penelitian yang pertama untuk mendapatkan postur penggunaan gadget dan laptop selama WFH,” kata Ketua Departemen K3 FKM UI Indri Hapsari Susilowati.

Survei ini mendapati 86,4 persen responden mengeluhkan kondisi leher, 76,2 persen mengeluhkan bahu, 75,9 persen mengeluhkan bagian punggung bawah, dan 70,8 persen mengeluhkan punggung. Lebih lanjut, 65 persen responden mengakui gangguan pada pergelangan tangan, 57,5 persen mengeluhkan bagian bokong dan paha, 34,4 persen mengeluhkan area siku, dan 31,2 persen mengeluhkan area kaki.

Keluhan yang dialami bermacam-macam, tapi didominasi oleh pegal-pegal. Pada area leher banyak responden yang mengeluh kaku dan nyeri atau ngilu, pada bagian punggung atas banyak yang mengeluh nyeri atau ngilu bahkan kram atau kejang.

Sementara pada bagian punggung bawah banyak responden yang mengeluh nyeri atau ngilu. Pada pergelangan tangan dan kaki banyak yang mengeluh kesemutan.

Didapati juga banyak mahasiswa yang mengeluh mati rasa pada bokong atau paha. Di sisi lain, dosen mengaku mengalami bengkak pada area siku, paha, dan bokong.

“Tingkat keparahannya ringan, persentase paling banyak,” kata Indri.

Saat ini pemerintah tengah mempersiapkan kelaziman baru alias the new normal. Namun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan mahasiswa dan sekitar 94 persen pelajar masih menimba ilmu dari rumah dalam beberapa waktu ke depan. Dalam kondisi ini, berarti keluhan sejenis akan tetap menimpa mahasiswa dan civitas akademika lain.

Sebagian bisnis pun belum menerapkan kebijakan bekerja dari kantor.

Dari kacamata ergonomi, menurut medical doctor dari Qatar Petroleum yang juga diaspora FKM UI dokter Iqbal Mochtar, keluhan-keluhan yang ditemukan dalam survei itu adalah bagian dari cedera regangan berulang (repetitive strain injury). Dalam situasi ini terjadi gangguan pada sistem muscular skeletal secara bertahap yang disebabkan adanya gerakan yang terjadi secara konstan, misalnya mengetik.

“Jadi kebanyakan kita itu tidak bisa mendeteksinya pada tahap awal, biasanya kita lakukan terus menerus (gradual) baru muncul manifesnya yang lebih signifikan.”

Ada sejumlah hal yang menyebabkan masalah ini, mulai dari postur dan posisi badan yang tidak baik, penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan, kurang istirahat, dan faktor lain seperti usia, jenis kelamin, dan berat badan.

Jangan Terlalu Lama

Iqbal menyebut, penggunaan laptop turut menyumbang risiko terjadinya gangguan ini. Alasannya, sifat laptop yang mobile membuat penggunanya kerap mengambil posisi yang salah. Selain itu, sifatnya yang compact membuat pengguna tidak bisa menyesuaikan laptop itu, misal tinggi monitornya.

“Jadi secara ergonomis, laptop itu tidak begitu kompatibel dengan biomekanikal manusia,” kata Iqbal.

Oleh karena itu Iqbal menyarankan untuk tidak menggunakan laptop dalam jangka waktu yang panjang. Ia menyarankan penggunaan maksimal selama dua sampai tiga jam dan diselingi istirahat tiap 45-60 menit.

“Istirahatnya itu bukan tetap duduk dengan laptop tapi kita harus berdiri lalu jalan,” kata dia.

Selain itu, laptop sebaiknya digunakan di atas meja atau alas yang stabil dan duduk dengan tegak. Lalu disarankan untuk berganti posisi setiap 15 menit atau ketika bagian tubuh mulai merasa tidak nyaman.

Sementara itu, Indri menyarankan untuk menggunakan kursi kantor ketika beraktivitas dari rumah. Jika tidak ada, kursi biasa bisa digunakan dengan memberikan bantalan pada alas duduk dan juga sandaran punggung. Selain itu, kaki juga harus menapak di lantai dan tidak menggantung.

“Kemudian tetap kita atur durasi waktu, lakukan aturan 20-20-20, artinya 20 menit di depan laptop, kita break dulu selama 20 detik dengan melihat ke arah 20 kaki atau enam meter,” kata Indri.

Baca juga artikel terkait WORK FROM HOME atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri