Menuju konten utama

Bacaan Doa Takbiran Idul Fitri Teks Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan doa takbiran Idul Fitri teks Arab, Latin, dan artinya. Bagaimana bunyi lengkap bacaan takbir "allahu akbar kabiro"?

Bacaan Doa Takbiran Idul Fitri Teks Arab, Latin, dan Artinya
Sejumlah anak-anak mengikuti pawai obor keliling di Perumahan Abi Singgalang, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Jumat (8/7/2022). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.

tirto.id - Bagaimana bacaan doa takbiran Idul Fitri dengan teks Arab, latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia? Takbiran menjadi bacaan yang paling banyak dikumandangkan kaum muslim di Indonesia sejak malam lebaran hingga Hari Raya Idul Fitri.

Bacaan takbiran dapat dilafalkan para muslim secara pribadi seperti berzikir. Selain itu, bacaan takbir bisa dikumandangkan sebagai syiar Islam melalui pengeras suara, baik di masjid maupun musala.

Pada Idul Fitri 2024, malam takbiran akan berlangsung pada Selasa, 9 April bakda maghrib atau setelah matahari terbenam. Sejak saat itulah takbir Id dapat berkumandang.

Di Indonesia, pada malam hari raya Idul Fitri, masyarakat muslim berbondong-bondong untuk menyambut lebaran. Bahkan ada yang mengadakan acara takbir keliling. Acara tersebut dilakukan dengan beriring-iringan berjalan kaki atau menaiki suatu kendaraan dengan mengumandangkan bacaan takbir.

Di sisi lain, dalam Islam terdapat aturan mengenai waktu hingga doa takbiran yang dianjurkan untuk dibaca di Hari Idul Fitri. Meskipun bukan perkara wajib, pembacaan sesuai tuntunan akan membuat seseorang mendapatkan keutamaan sunah dalam takbiran 2024.

Hukum Mengumandangkan Takbir Idul Fitri 2024

Takbir Idul Fitri merupakan salah satu jenis takbir mursal, takbir yang dapat dibaca kapan saja dan di mana saja tanpa mengikuti waktu salat. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 mengenai anjuran untuk bertakbir sebagai berikut:

يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Arab Latin:

...Yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-‘usr(a), wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la‘allakum tasykurūn(a).

Artinya:

"...Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."

Hukum melafalkan bacaan takbiran di Hari Raya Idul Fitri adalah sunah. Rasulullah Saw. dan beberapa Sahabat mencontohkan secara langsung pelaksanaan takbiran semasa hidup, di antaranya diceritakan dalam hadis sebagai berikut:

"Nabi Saw. keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai shalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir," (H.R. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5621).

Lafal Bacaan Takbiran Idul Fitri

Dalam pembacaan takbir, terjadi perbedaan pendapat mengenai jumlah pelafalan “Allahu Akbar” sebanyak dua atau tiga. Meskipun demikian, kedua pendapat tersebut bukanlah masalah karena memiliki dalilnya masing-masing.

Di Indonesia, pembacaan “Allahu Akbar” dalam bacaan lafal takbir pada Hari Raya Idul Fitri, yang lazim digunakan adalah tiga kali. Berikut ini contoh bacaan takbiran 2024 lengkap.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Arab Latinnya:

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

Artinya:

“Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada Tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

Bacaan takbir di atas dapat ditambahi dengan zikir Rasulullah Saw. sewaktu di bukit Shafa sebagai berikut:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Bacaan latinnya:

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.

Artinya:

“Allah Maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada Tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorakporandakan pasukan musuh. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar,”(HR. Muslim).

Sampai Kapan Batas Mengumandangkan Takbir Idul Fitri?

Terdapat dua pendapatan mengenai batas waktu mengumandangkan takbir Idul Fitri. Pertama, mulai Magrib hingga salat Idul Fitri. Kedua, dari Magrib sampai malam setelah shalat Idul Fitri. Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazi dalam kitab Fathul Qarib menuliskan perbedaan pendapat tersebut sebagai berikut:

“Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fitri. Tidak disunahkan takbir setelah shalat Idul Fitri atau pada malamnya, akan tetapi menurut An-Nawawi di dalam Al-Adzkar hal ini tetap disunahkan.”

Masyarakat tidak perlu bingung menanggapi perbedaan pendapat di atas. Masyarakat cukup mengikuti kebiasaan atau tradisi yang sudah adalah di daerah masing-masing. Hal tersebut dilakukan supaya tidak mengundang polemik dan kerancuan di masyarakat.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus