Menuju konten utama

KPAI Soroti Banyak Rest Area Belum Penuhi Standar Ramah Anak

KPAI menyoroti adanya rest area atau tempat beristirahat yang masih jauh dari standar ramah anak dan perempuan.

KPAI Soroti Banyak Rest Area Belum Penuhi Standar Ramah Anak
Pekerja menata papan petunjuk untuk dipasang di lokasi 'Rest Area' (tempat peristirahatan) darurat di ruas Tol Semarang-Salatiga KM 49, Pabelan, Kabupaten Semarang, Selasa (5/6/2018). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti adanya rest area atau tempat beristirahat yang masih jauh dari standar ramah anak dan perempuan, sehingga belum siap menghadapi musim mudik 2025. Padahal, rekomendasi dan catatan telah diberikan tiap tahunnya.

“Masih kami jumpai rest area yang belum siap. Apalagi kemudian rest area yang memenuhi standar, yang bagaimana kemudian memperhatikan kenyamanan, memperhatikan keamanan yang menyangkut kelompok-kelompok rentan, khususnya anak dan perempuan,” kata Anggota KPAI, Aris Adi Leksono, dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Kamis (27/3/2025).

Aris mengatakan pihaknya merasa telah berulang kali memperingatkan agar ruang pojok ramah anak disediakan di rest area untuk melepas penat dan jenuh saat anak telah lama dalam perjalanan. Namun, hingga kini di beberapa tempat yang dikunjunginya tak kunjung memfasilitasi hal itu.

“(Bahkan) di beberapa rest area meskipun kami sudah mengimbau bolak-balik juga tidak menyediakan itu ruang pojok ramah anak yang di dalamnya ada permainan-permainan, alat-alat bermain yang itu akan sangat berguna ketika anak sudah jenuh lama di dalam kendaraan bapak-ibunya,” ucap dia.

Atas hal ini, dia menilai pentingnya fasilitas ramah anak tak menjadi perhatian pagi para pengelola karena kejadian yang dilakukan berulang tanpa adanya perubahan. Padahal, sudah semestinya rest area benar-benar menjadi tempat melepas penat.

“Kemudian, di saat dia di rest area mestinya istirahat dengan suka cita ada tempat bermain. Tidak menjadi perhatian nampaknya ini oleh para pengelola-pengelola tol ini, pengelola-pengelola tol ini tidak memperhatikan hal-hal yang demikian,” tutur Aris.

Aris berharap kejadian ini menjadi pengingat dan pelajaran bagi rest area lainnya. Setidaknya, kata dia, memberikan informasi dalam sebuah flyer terkait letak prasarana ataupun imbauan agar tak terjadi kekerasan hingga pelecehan.

“Ini saya kira harus menjadi langkah yang serius dan harus kita kawal agar rekomendasi-rekomendasi kita betul-betul ditindaklanjut oleh para pengelola tol ini, sehingga betul-betul ramah anak dan saya kira tidak hanya momen lebaran saja, di luar momen Lebaran, saya kira ada gunanya juga,” tutup Aris.

Baca juga artikel terkait LEBARAN atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama