tirto.id - Dalam kunjungannya ke Tokyo, Selasa (18/4/2017), Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence memastikan komitmen Washington untuk terus mendukung Jepang dari ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Pence tiba di Tokyo setelah mengunjungi Korea Selatan, di mana dia juga menyampaikan dukungan serupa.
Kepada Korea Utara, dia menegaskan bahwa era menerapkan kebijakan "kesabaran strategis" Amerika Serikat terhadap Pyongyang sudah berakhir.
Korea Utara mengklaim akan secara rutin mengancam akan menghancurkan Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Akhir-akhir ini, negara tersebut juga sering melakukan uji coba senjata rudal kendali--yang terbaru pada Minggu (16/4/2017)
"Era kesabaran strategis sudah usai. Presiden Donald Trump kini tengah mengupayakan kerja sama dengan Jepang, Korea Selatan, dan semua negara sekutu di kawasan, serta Cina untuk mencari resolusi damai dan denuklirisasi semenanjung Korea," kata Pence di Tokyo sebelum makan siang bersama Perdana Menteri Shinzo Abe.
"Kami mengakui bahwa rakyat Jepang tinggal di tengah provokasi yang terus meluas di sekitar Laut Jepang. Kami 100 persen mendukung Anda," kata dia.
Sebelumnya pada Senin, wakil utusan Korea Utara untuk PBB, Kim In Ryong, menuding Amerika Serikat telah menciptakan "situasi di mana perang nuklir akan terjadi kapan saja."
Dia juga menyatakan bahwa pihaknya berhak menggelar uji coba nuklir "pada waktu dan di tempat yang diperlukan."
Sementara itu Wakil Menteri Korea Utara, Han Song-Ryol, kepada BBC, mengungkapkan bahwa uji coba rudal akan rutin dilakukan "setiap pekan, bulan, dan tahun."
Di sisi lain, presiden sementara Korea Selatan, Hwang Kyo-ahn, pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya akan memperkuat persekutuan dengan Amerika Serikat dan bekerja sama dengan Cina untuk mengurung tetangganya di utara.
"Kami akan bekerja keras melindungi keutuhan wilayah dan keselamatan warga," kata dia.
Pada Senin, Pence menjelaskan bahwa Trump telah menunjukkan komitmen terhadap dunia dengan mengirim serangan rudal ke wilayah Suriah dan menjatuhkan bom terbesar di dunia di Afganistan untuk menghancurkan kelompok bersenjata ISIS.
"Korea Utara tidak seharusnya meguji kesabatan ataupun kekuatan angkatan bersenjata Amerika Serikat di kawasan ini," kata Pence.
Pemerintahan Trump sendiri sudah mengingatkan aksi militer akan dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan Korea Utara.
Namun demikian, Amerika Serikat mengaku masih fokus terhadap pemberlakuan sanksi ekonomi yang lebih tegas, untuk menghindari konflik meluasnya konflik ke kawasan, demikian seperti yang dilaporkan dari Antara.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari