Menuju konten utama

Apa Vaksin COVID Masih Efektif Cegah Subvarian Omicron BA.4 & BA.5?

Juru Bicara Satgas COVID-19 mengatakan vaksin COVID-19 masih efektif meningkatkan perlindungan tubuh manusia dari varian baru COVID-19 yang muncul.

Apa Vaksin COVID Masih Efektif Cegah Subvarian Omicron BA.4 & BA.5?
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Astra Zeneca saat vaksinasi booster di UPT Puskesmas Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/4/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

tirto.id - Kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat dalam bebepara pekan terakhir, yang diduga akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 serta mulai longgarnya protokol kesehatan (prokes) yang dilakukan oleh masyarakat.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengumumkan penambahan kasus sebanyak 930 pada Selasa (14/6/2022). Jumlah ini meningkat signifikan dari hari sebelumnya yaitu 591. Peningkatan ini menjadi yang tertinggi sejak April 2022. Adapun total angka COVID-19 sejak 2 Maret 2020 hingga saat ini secara kumulatif sebanyak 6.062.009.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menduga lonjakan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir karena masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ke Indonesia. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan hal itu masih dalam penelitian kementeriannya.

“Ini masih dalam penelitian karena kemungkinan bisa iya,” kata Syahril saat dihubungi reporter Tirto, Senin (13/6/2022).

Lantas, apakah vaksin COVID-19 yang saat ini ada masih efektif mencegah dan mengatasi COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5?

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengemukakan para pakar kesehatan bersepakat bahwa vaksin COVID-19 yang beredar saat ini masih efektif meningkatkan perlindungan tubuh manusia dari varian baru COVID-19 yang muncul.

"Menurut studi awal di Eropa, varian baru ini mengalami perubahan karakteristik yang lebih cepat menular dan menghindari kekebalan tubuh dari varian sebelumnya. Perlu diingat, simpulan itu masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjutan," kata Wiku Adisasmito seperti dilansir dari Antara.

Menurutnya, berdasarkan hasil studi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat, peluang penularan varian baru COVID-19 seperti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dapat menurun pada seseorang yang telah divaksin.

"Walau begitu, tidak ditemukan adanya indikasi bahwa varian ini menyebabkan gejala yang lebih parah," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada Selasa siang, terdapat 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5 di Indonesia.

Kasus BA.5 terbanyak dilaporkan dari Provinsi Jawa Barat mencapai 12 pasien yang terinfeksi. Sedangkan tiga kasus BA.5 dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta dan Bali masing-masing sebanyak tiga kasus.

Sebaran subvarian Omicron BA.4 dilaporkan dari DKI Jakarta dan Bali masing-masing dua kasus.

"Kita tentunya berharap tidak terjadi kenaikan kasus yang signifikan walaupun ditemukannya varian baru," katanya.

Pada prinsipnya, kata Wiku, seluruh kasus yang terjaring akan melalui prosedur isolasi sampai dinyatakan negatif atau sembuh. Selain itu, pemerintah terus meningkatkan upaya pelacakan kasus melalui metode genom sekuensing serta melakukan studi epidemiologi sebaran varian.

Upaya antisipasi lonjakan kasus juga dilakukan pemerintah dengan memastikan efektivitas alat testing, khususnya di pintu-pintu masuk negara.

"Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus varian baru dengan lebih baik," katanya.

Baca juga artikel terkait COVID-19 VARIAN BARU atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya