tirto.id - Penelitian adalah cara-cara yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui, menjelaskan, dan memahami suatu keadaan yang terjadi dalam masyarakat. Selain itu, penelitian juga dilakukan untuk mendapatkan kebenaran secara empiris.
Menurut Prof. Dr. Lexy J. Moleon, M.A., etnografi adalah uraian rincian yang ditemukan etnograf dalam pengujian kebudayaan menurut prespektif antropologi.
Tujuan etnografi yaitu mengalami bersama pengertian pemeran dan kebudayaan memperhitungkan serta menggambarkan pengertian baru untuk pembaca dan orang luar.
Penelitian etnografi bersifat holistik (menyeluruh) berarti bahwa kajian etnografi mengarah kepada semua variabel. Hal ini didasarkan pada pandangan budaya yang menyeluruh dalam sistem dan tidak bisa dipisahkan.
Etnografi merupakan penelitian menggunakan pendekatan teoritis artinya kegiatan etnografi tidak terlepas dari teknik yang digunakan dalam penelitiannya. Seorang peneliti lapangan harus mempelajari metode-metode yang terkait.
Tahapan-tahapan dalam Penelitian Etnografi
Dikutip dari buku Antropologi 2 Kelas XII oleh Puji Lestari (2009:138-141), adapun tahapan-tahapan penelitian etnografi menurut Jerome Kerk dan Marc. L Miler sebagai berikut:
1. Tahapan Pertama
Tahapan pertama dalam penelitian etnografi adalah memilih masyarakat sebagai objek penelitian. Peneliti harus pandai menentukan masyarakat yang memiliki kebudayaan mengakar dan memiliki tujuh unsur kebudayaan eksis.
Tahap pertama ini disebut “finding the field”. Peneliti harus dapat masuk struktur struktur aktivitas dari masyarakat.
Pada awal penelitian, peneliti harus mengumpulkan data mengenai norma dan budaya masyarakat sehari-hari.
Contohnya, kebiasaan masyarakat dari bangun sampai tidur (apa yang dilakukan oleh masyarakat tersebut), tata krama, dialek bahasa, larangan-larangan atau pantangan yang dihindari oleh masyarakat, dan lain sebagainya.
2. Tahapan Kedua
Tahapan kedua adalah melakukan investigasi untuk menemukan (Discovery) dan mengumpulkan (Getting) data. Pada tahap ini peneliti sudah mulai bekerja di lapangan (field work).
Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelumnya yaitu penyusunan rencana penelitian yang rapi dan matang. Perlu adanya skala prioritas dan scedule penelitian.
Peneliti harus meningkatkan kewaspadaan terhadap data-data yang diperoleh. Hal ini bisa dilakukan dengan pengecekan ulang (cross chek) dengan para sumber lain untuk menguatkan kebenaran data yang didapat sebelumnya.
Dengan demikian akan didapatkan data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
3. Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga adalah peneliti sudah mulai membawa dan menafsirkan dari data-data yan didapatkan (reading, interpertation, and getting straight).
Pada tahapan ini data-data penelitian sudah mulai dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan mulai disusun secara sistematis.
Untuk melancarkan tahapan ini diperlukan pengecekan validitas data. Selain itu perlunya memperhatikan waktu, tempat, sumber atau informan, dan alat-alat yang dipakai dalam penggalian data dilapangan.
Tujuan kegiatan ini untuk menganalisis apakah data yang didapat dapat diandalkan dalam mempertahankan kebenaran penelitian.
Agar berjalan lancar dalam melaksanakan kegiatan ini maka peneliti harus melakukan eksperimen data dengan membandingkan data dari tempat lain sehingga jika didapat hasil yang sama data ini bisa dipertahankan.
4. Tahapan Keempat
Tahapan terakhir adalah peneliti melakukan penjelasan untuk pamit kelapangan (leaving, explanation, getting out, and getting oven).
Peneliti melakukan pamit dengan masyarakat yang diteliti secara baik-baik. Sehingga, apabila terjadi permasalahan terhadap penyusunan laporan penelitian, peneliti dapat kembali ke lapangan dan diterima masyarakat dengan mudah. Hubungan ini harus tetap dijaga dengan baik-baik.
Setelah melakukan kegiatan ini peneliti melakukan pengolahan data berupa proses menganalisis dari data-data yang didapat dengan menggunakan pendekatan pengetahuan antropologi secara teoritis dan praktis.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yandri Daniel Damaledo