Menuju konten utama

Apa Itu Toxic Relationship: Ciri-Ciri dan Tanda Hubungan Beracun

Toxic relationship adalah sebuah hubungan yang ditandai dengan perilaku-perilaku 'beracun' yang merusak fisik maupun emosional.

Apa Itu Toxic Relationship: Ciri-Ciri dan Tanda Hubungan Beracun
Ilustrasi pria memberikan bunga kapada perempuan pasangannya. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Toxicrelationship adalah sebuah hubungan yang ditandai dengan perilaku-perilaku 'beracun' yang merusak fisik dan mental diri sendiri maupun pasangan.

Dalam sebuah hubungan, khususnya percintaan, idealnya satu sama lain memiliki komitmen untuk saling menyayangi, menghormati, dan mengasihi. Namun, terkadang hal sebaliknya justru terjadi sehingga hubungan sepasang kekasih menjadi tidak sehat.

Banyak orang mungkin pernah atau bahkan sering mengalami hubungan yang tidak sehat. Dalam istilah hari ini, kita mengenalnya sebagai toxic relationship.

Apa Itu Toxic Relationship?

Istilah toxic relationship merujuk pada sebuah hubungan yang ditandai dengan perilaku-perilaku 'beracun' yang berpotensi merusak fisik dan mental diri sendiri ataupun pasangan. Jika hubungan yang sehat didominasi oleh kasih sayang dan saling menerima, dalam toxic relationship adalah kebalikannya.

Dilansir dari Health Scope, hubungan yang berubah menjadi toxic relationship didominasi perasaan tidak aman, egois, dan keinginan untuk memegang kendali. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai risiko serius bagi pasangan yang terlibat.

Sebagaimana dikutip dari Healthline, ada beberapa ciri yang menandakan suatu hubungan telah menjadi toxic relationship. Salah satunya, kurangnya dukungan dari salah seorang pasangan, dan komunikasi yang beracun seperti sering adu mulut.

Selain itu, rasa ingin mendominasi hubungan, cemburu berlebihan, dan tidak jujur, juga menjadi ciri lain yang menandakan hubungan sepasang kekasih telah menjadi toxic relationship. Potensi hubungan menjadi toxic relationship juga bisa diketahui dari sikap masing-masing pasangan.

Infografik SC Toxic Relationship

Infografik SC Toxic Relationship. tirto.id/Fuad

Ciri dan Tanda Toxic Relationship

Berikut ini 8 karakter pasangan yang berpotensi menciptakan hubungan beracun, sebagaimana telah dirangkum oleh laman Health Scope.

1. Sering mencela dan meremehkan

Pasangan toxic jenis ini, punya tujuan kuat untuk menjaga harga dirinya agar pasangannya tidak menentang kontrol absolut yang ia inginkan. Oleh karena itu, ia akan gemar mudah meremehkan, mencela, serta mengolok-olok pasangannya, bahkan melakukannya di depan umum.

Dia akan terus menganggap bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan oleh pasangannya, sama sekali tak berharga. Sebaliknya, ia merasa apa yang ada pada dirinya jauh lebih berharga.

Jika mendapati pasangan yang seperti ini, sebaiknya Anda mulai berhati-hati. Mentolerir perilaku itu cukup lama, mungkin bisa membikin Anda percaya bahwa Anda tidak bisa membuat keputusan yang baik.

2. Temperamen buruk (Bad Temper)

Perilaku ini seringkali berbahaya, lebih-lebih karena “di luar” dia akan terlihat seperti sosok yang santai, menyenangkan, dan disukai banyak orang. Namun, di depan Anda justru sebaliknya.

Dia bisa begitu mudah tersulut emosinya karena permasalahan sepele tetapi dibesar-besarkan, bakan sampai menjadi perdebatan serius dengan pasangan.

Ada kalanya, ia akan mudah emosi bahkan untuk masalah yang sama sekali tidak jelas, sekaligus merasa menjadi yang paling menderita dalam menjalani hubungan.

Perdebatan tidak produktif dengan pasangan yang memiliki temperamen buruk jelas akan menyita banyak waktu serta memberikan beban emosional, dan bahkan berisiko mengganggu kesehatan mental Anda.

3. Suka mendorong rasa bersalah (Guilt-Inducer)

Pasangan jenis ini mendorong Anda untuk selalu merasa bersalah dalam setiap persoalan yang muncul dalam hubungan. Jika ditolerir dalam waktu yang lama, sikap seperti ini dapat menjadi racun bagi hubungan Anda.

Dia mungkin tidak “menyalahkan” Anda secara langsung, tetapi cenderung menggunakan cara yang lebih halus. Dengan begitu, tanpa terasa Anda tampak menjadi pihak yang bersalah.

Pasangan seperti ini jelas berbahaya. Dampaknya dapat membuat Anda tidak bisa memberikan keputusan-keputusan alternatif dalam hubungan karena selalu terkurung rasa bersalah.

4. Deflektor

Jika tipe “Pendorong rasa bersalah” menyalahkan Anda dengan cara yang agak halus, seorang deflektor justru sebaliknya. Orang seperti ini cocok disebut “si tukang menyalahkan.”

Pasangan tipe ini tak akan peduli betapa sedih, kecewa, dan marahnya Anda terhadap kesalahan yang ia buat. Yang pasangan ini tahu hanyalah, dia akan mencari celah untuk balik menyalahkan Anda.

Sekalipun masalah yang ia sodorkan tidak berkaitan dengan kemarahan Anda, si deflektor bakal terus berupaya menunjukkan bahwa bukan dirinya yang bersalah.

5. Terlalu penurut (Over-Dependent)

Sikap pasangan yang "terlalu manut” atau selalu mengiyakan keputusan Anda, bisa jadi tidak baik bagi hubungan. Oleh karena itu, Anda harus mendorongnya untuk memberikan solusi alternatif.

Anda tidak tahu kapan akan membuat keputusan yang salah atau buruk. Apabila semua keputusan yang Anda buat selalu ia terima, jangan harap hubungan akan terus baik-baik saja.

6. Terlalu mengontrol

Jika Over-Dependent selalu menuruti keputusan yang Anda buat, maka sifat yang satu ini adalah kebalikannya.

Pasangan yang terlalu mengontrol kerap menganggap Anda tidak bisa mengambil keputusan. Oleh karena itu, hal ini menjadi alasan bagi dia untuk mengatur semua urusan Anda. Lama kelamaan, ia akan menjadi diktator dalam hubungan percintaan.

7. Tukang Memanfaatkan (User)

Harus dikatakan, bahwa pasangan tipe user adalah racun yang begitu mematikan untuk hubungan Anda. Si tukang memanfaatkan tidak akan pernah peduli kepada Anda.

Selama mendapatkan apa yang ia mau, pasangan tipe user akan terlihat begitu baik dan manis di depan Anda. Sebaliknya, ia akan dengan mudah meninggalkan Anda atau bersikap buruk apabila tidak mendapatkan yang diinginkannya.

8. Terlalu Posesif

Tipikal pasangan yang posesif mempunyai rasa cemburu yang begitu besar, dan menjadikannya sebagai alat untuk mengatur Anda hingga untuk hal-hal yang begitu personal.

Di awal hubungan, sedikit kecemburuan mungkin masih bisa ditolerir. Itu malah menambah sedikit bumbu dalam hubungan. Namun, jika terlalu banyak garam, jelas rasa sebuah hubungan tak akan nikmat.

Kenapa Sulit Keluar dari Toxic Relationship?

Banyak orang berpikir bahwa hubungan 'beracun' seharusnya ditinggalkan begitu pasangan telah melakukan tindak kekerasan fisik atau verbal. Namun, bagi beberapa orang, hal tersebut bisa jadi sulit dilakukan.

Menurut laporan dari Psychcentral, ada tiga faktor yang membuat seseorang sulit keluar dari lingkaran toxic relationship.

Faktor pertama karena banyaknya waktu yang diinvestasikan dalam hubungan, sehingga seseorang merasa sayang untuk menyerah dalam hubungan tersebut. Faktor ini lebih banyak menyerang orang-orang yang memiliki masa hubungan yang panjang, seperti berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Faktor kedua adalah keinginan untuk menjadi 'pahlawan' di dalam hubungan tersebut. Hal ini termasuk rasa bersalah untuk meninggalkan pasangan.

Beberapa orang merasa bahwa pasangan akan mengalami hal yang berat jika mereka meninggalkannya. Ironisnya, orang-orang dengan rasa bersalah ini justru sekarat dalam hubungan tersebut.

Faktor ketiga, yakni adanya paksaan pada diri sendiri untuk percaya bahwa hubungan tersebut merupakan hubungan yang diinginkan. Kondisi ini disebut sebagai bias konfrimatori atau kecenderungan seseorang dalam mempercayai informasi berdasarkan dugaan terlepas apakah informasi itu benar atau salah.

Baca juga artikel terkait PERCINTAAN atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yulaika Ramadhani