tirto.id - Sinestesia adalah salah satu majas yang masuk dalam kategori majas perbandingan. Secara umum, ada banyak definisi tentang sinestesia sebagai gaya bahasa yang menghubungkan satu indra dengan indra yang lain.
Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi Kemendikbud mendefinisikan sinestesia sebagai metafora berupa ungkapan yang bersangkutan dengan indra yang dipakai untuk objek atau konsep tertentu, biasanya disangkutkan dengan indra lain.
Seperti dilansir bukuKumpulan Lengkap Peribahasa, Pantun dan Majas tulisan Ernawati Waridah, sinestesia bisa juga diartikan sebagai gaya bahasa yang mempertukarkan dua indra yang berbeda.
Contoh Sinestesia dalam Kalimat Bahasa Indonesia
1. Kamu sangat manis saat memakai baju kebaya. (manis = indra pengecapan bertukar dengan indra penglihatan)
2. Perusahaan itu terkenal sangat pahit pada karyawannya. (pahit = indra pengecapan bertukar dengan indra pengelihatan)
3. Suasana pesta semakin hangat saat seorang tamu menyanyikan lagu "Kemesraan". (hangat = indra peraba bertukar dengan indra pengelihatan)
4. Wajahnya dingin saat mendengar kabar kematian anaknya. (dingin = indra peraba bertukar dengan indra pengelihatan)
5. Kata-katanya sangat pedas. (pedas = indra perasa bertukar dengan indra pendengaran)
6. Cara berbicara pemuda itu sangat kasar. (kasar - indra peraba bertukar dengan indra pendengaran)
Sementara menurut Buku Pintar Majas, Pantun dan Puisi oleh Ulin Nuha Masruchin, sinestesia adalah gaya bahasa yang menghubungkan satu indra dengan indra lain. Sebagai contoh:
1. Rian tersenyum kecut ketika mendengar dirinya tidak lulus ujian. (kecut = asam untuk indra pengecap)
2. Obrolan dosenku tidak terlalu pedas di telingaku. (kata pedas untuk indra pengecap, namun digunakan pada indra pendengaran)
3. Dengan telaten ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis. (bau = indra penciuman, manis = indra pengecapan)
4. Betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai bersolek. (kata sedap untuk penciuman, tapi digunakan untuk penglihatan)
Sekilas tentang majas
Majas merupakan gaya bahasa yang dapat berupa kiasan, ibarat, perumpamaan yang bertujuan untuk memperindah makna serta pesan dalam sebuah kalimat. Majas dikelompokkan menjadi empat bagian, majas pertentangan, majas perbandingan, majas penegasan, dan majas sindiran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyampaikannya dengan yang lain. Majas memiliki dua bentuk, yaitu lisan dan tulisan.
Majas dapat berbentuk lisan saat majas tersebut diucapkan secara lisan dengan mulut. Sementara itu, majas tulisan merupakan majas yang terdapat dalam karya fiksi seperti cerpen, puisi, ataupun sajak.
Editor: Iswara N Raditya