tirto.id - Mungkin Anda pernah mendengar atau membaca kata antitesis dan paradoks, tetapi belum terlalu mengerti maksudnya. Padahal, majas tersebut bisa ditemukan di kehidupan sehari-hari. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, dua kata itu termasuk ke dalam majas pertentangan. Berikut penjelasan mengenai arti kata antitesis dan paradoks beserta contohnya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi Kemendikbud mengartikan antitesis menjadi dua makna. Pertama, pertentangan yang benar-benar. Kedua, pengungkapan gagasan yang bertentangan dalam susunan kata yang sejajar, seperti dalam semboyan “Merdeka atau Mati”.
Sementara paradoks, masih menurut KBBI, adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran; bersifat paradoks.
Arti Majas Antitesis dan Contohnya
Sebagaimana dilansir Buku Pintar Majas, Pantun dan Puisi, majas antitesis adalah gaya bahasa yang menyebutkan pasangan kata yang artinya saling berlawanan. Selain itu, antitesis juga bisa diartikan berupa paduan dua kata yang berlawanan. Contohnya bisa kita lihat pada kalimat berikut: "Tinggi rendahnya nilai ujian itu tergantung pada usahamu." Dan "Lebih dan kurangnya saya minta maaf."
Contoh Majas Antitesis
1. Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
2. Menunda pekerjaan kecil berarti menimbulkan masalah besar.
3. Di antara suka duka kehidupan, ia tak kenal istirahat untuk bekerja.
4. Rajin malas hanyalah pilihan kita.
5. Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
Arti Majas Paradoks dan Contohnya
Majas paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang telah ada. Selain itu, paradoks juga bisa diartikan sebagai cara penekanan penuturan yang sengaja menampilkan unsur pertentangannya.
Sebagai contoh: "Ia merasa kesepian di tengah berjubelnya manusia metropolitan." Itu adalah penuturan yang mengandung unsur pertentangan. Paradoks juga bisa berupa pertentangan dua objek yang berbeda, contohnya: "Ia orang kaya, tetapi miskin (Kaya harta, miskin ilmu)."
Contoh Majas Paradoks
1. Ia merasa sepi di tengah keramaian kota.
2. Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta.
3. Badannya besar tapi nyalinya kecil.
4. Aku merasa sendirian di tengah Kota Jakarta yang ramai itu.
5. Hidupnya sangat mewah tetapi mereka tidak bahagia.
Istilah majas diartikan sebagai gaya bahasa yang memuat kiasan dan pengibaratan untuk memperindah makna dari kalimat. Majas juga bisa menghasilkan makna yang sama melalui cara penyampaian berbeda.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, majas didefinisikan sebagai cara melukiskan sesuatu dengan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Penggunaan majas juga bisa kita jumpai dalam percakapan sehari-hari.
Editor: Iswara N Raditya