Menuju konten utama

Apa Itu Monero Wallet yang Dipakai Peretas Brain Chiper?

Hacker Brain Cipher berjanji merilis kunci deskripsi server PDNS 2 pada Rabu, 3 Juli 2024. Namun, mereka meminta donasi via Monero Wallet.

Apa Itu Monero Wallet yang Dipakai Peretas Brain Chiper?
Representasi dari Bitcoin dan mata uang kripto lainnya terlihat diantara bendera China pada gambar ilustrasi diambil Senin (27/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Florence Lo/Illustration/HP/djo

tirto.id - Kelompok peretas server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 dilaporkan meminta donasi lewat skema Monero Wallet. Mereka berjanji akan memulihkan situasi pada hari Rabu, 3 Juli 2024. Apa itu Monero Wallet?

Sebuah kelompok hacker Brain Cipher mengaku sebagai peretas server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2. Lewat media sosial X atau Twitter dengan nama akun @stealthmole_int, hacker Brain Cipher direncanakan merilis kunci deskripsi secara gratis pada hari Rabu, 3 Juli 2024.

"Geng ransomware Brain Cipher mengumumkan akan merilis kunci dekripsi secara gratis pada hari Rabu ini. Mereka menekankan perlunya pendanaan dan spesialis keamanan siber. Permintaan maaf kepada Indonesia atas gangguan. Mereka meminta pengakuan publik atas keputusan itu," tulis @stealthmole_int pada Selasa, 2 Juli 2024.

Dalam rilis pengumuman, pihak peretas turut menyertakan sebuah link Monero Wallet guna menerima aliran donasi. Mereka kembali menegaskan segera memberikan kunci dekripsi secara gratis dan siap membuktikan pada hari Rabu, 3 Juli 2024.

Sejarah Monero & Cara Kerja Wallet

Monero termasuk mata uang kripto yang fokus pada transaksi bersifat privat dan anti sensor. Hal ini tentu berbeda dengan mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum yang masih memiliki blockchain transparan.

Pada mata uang kripto lainnya, transaksi dapat diverifikasi alias dilacak. Alamat pengirim dan penerima bisa dihubungkan dengan identitas dunia nyata. Segala transaksi lewat Monero diklaim memakai teknologi yang mampu menjamin privasi para pengguna.

Monero dirilis secara resmi pada April 2014 sekaligus sebagai peluncuran kode referensi CryptoNote. Sang pendiri sebenarnya sempat menginginkan perubahan. Namun, tidak disetujui anggota.

Pihak Monero kemudian melakukan perombakan. Blockchain dimigrasikan ke struktur basis data yang berbeda demi efisiensi dan fleksibilitas. Semua transaksi dilakukan secara privasi. Penggunaan RingCT adalah untuk menyembunyikan jumlah transaksi.

Monero terus melakukan pengembangan dan peningkatan keamaan atau privasi dengan tujuan memberikan kemudahan kepada pengguna. Mereka mengusung misi security, privacy, dan decentralization.

Monero memakai randomx, algoritma POW yang tahan terhadap ASIC dan ramah CPU. Monero sebelumnya menggunakan CryptoNight dan variasi algoritma tersebut.

Blok baru bisa dibikin setiap 2 menit dan tidak ada blok maksimum. Tetapi terdapat block reward penalty dan dynamic block size untuk memastikan skalabilitas yang dinamis.

Teknologi yang dipakai Monero mencakup RingCT, Stealth Addresses, ring signatures, Transactions over Tor/I2P, dan Dandelion++.

Untuk mengaktifkan Monero Wallet, pengguna bisa memilih layanan yang tersedia, di antaranya Monero GUI Wallet, Monero CLI Wallet, Mobile & Light Wallets, Import Blockchain, serta Hardware Wallets.

Monero GUI Wallet dapat digunakan secara gratis dan cocok untuk para pemula maupun tingkat berikutnya. Hardware Wallets termasuk perangkat yang paling aman secara kriptografis. Monero ini dilengkapi Ledger Nano (S, S Plus, dan X) dan Trezor (Model T, Safe 3).

Transaksi Monero bisa dilakukan dengan cara membeli lewat bursa atau perorangan. Skema pertukaran disebut menjadi cara paling ampuh dalam proses jual beli.

Monero Wallet juga dapat dimanfaatkan untuk membeli mata uang kripto lain. Tak hanya itu, Monero kini juga bisa langsung terlibat dalam jual beli dengan sejumlah mata uang USD, EUR, dan GBP di berbagai bursa. Proses traksaksi jual beli bisa dilakukan lewat Monero (XMR).

Baca juga artikel terkait PERISTIWA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra