tirto.id - Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai metode atau cara seorang pemimpin ketika melakukan interaksi dengan bawahannya.
Cara ini dapat menentukan kinerja bawahan, baik secara mental maupun produktivitas.
Hersey dan Blanchard dalam Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (2002, hlm. 114), menyebut gaya kepemimpinan sebagai perilaku seorang pemimpin ketika mempengaruhi kegiatan orang lain.
Dengan cara ini, seorang pemimpin bisa mewujudkan persepsi yang ada di kepalanya. Sebut saja ada sebuah perusahaan, pemimpin biasanya memberikan arahan demi membuat karyawannya bekerja lebih maksimal.
Salah satu gaya kepemimpinan yang diklaim paling banyak digunakan adalah “gaya kepemimpinan situasional”.
Lantas, bagaimana arti dari gaya ini dan apa saja macamnya?
Pengertian Gaya Kepemimpinan Situasional
Dalam Perilaku dan Manajemen Organisasi (2007, hlm. 207), Ivancevich dan kawan-kawan menjabarkan, gaya kepemimpinan situasional berfokus pada pengikut serta tingkat kematangannya.
Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa pemimpin memberikan arahan kepada bawahan dengan melihat latar belakang atau kemampuan bawahannya.
Melalui pengetahuan kompetensi tersebut, maka tindakan dilakukan berdasarkan situasi sebagai acuan utamanya.
Jika karyawan atau bawahan memiliki cukup kompetensi misalnya, maka pemimpin bisa menyuguhkan sesuatu yang sifatnya berat/kompleks.
Jka kompetensi bawahan ternyata di bawah standar atau sebatas rata-rata, pemimpin mesti mencari cara yang terbaik agar mereka tetap bisa menerima bimbingan.
Dengan begitu, hasil yang didapatkan sebagai tujuannya tetap didapatkan dan bersifat maksimal.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan Situasional
Silverio D. Conceicao dalam tesis berjudul “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai” (2013, hlm. 13-14) mencatat terdapat 4 jenis gaya kepemimpinan situasional.
Di antaranya mencakup instruksi, konsultasi, partisipatif, dan delegasi. Berikut ini keterangan mengenai empat macam gaya kepemimpinan situasional tersebut.
1. Instruksi (S1)
Pada umumnya, instruksi diberikan ketika pengikut atau bawahan memiliki tingkat kematangan (kompetensi) rendah.
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini biasanya menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan secara jelas dan spesifik.
2. Konsultasi (S2)
Tingkat kompetensi rendah ke sedang akan diberikan arahan berupa konsultasi.
Ini berlaku ketika seorang bawahan tak kompeten, tapi mereka ingin mendapatkan suatu tanggung jawab. Mereka akan diberikan arahan, bukan diinstruksi sepenuhnya.
3. Partisipatif (S3)
Gaya kepemimpinan situasional jenis ini berlaku bagi pemimpin yang punya bawahan dengan kematangan sedang ke tinggi.
Hal ini dilakukan untuk mereka yang tidak punya keinginan, tapi ternyata memiliki kompetensi untuk menjalankannya.
4. Delegasi (S4)
Jenis ini merupakan gaya kepemimpinan situasional yang paling tinggi dan tidak memberatkan pemimpin.
Pada umumnya, digunakan oleh seorang pemimpin yang mempunyai bawahan/pengikut dengan tingkat kematangan tinggi.
Pengarahan dan dukungan yang dilakukan olehnya tidak sebanyak yang dilakukan pada jenis-jenis lain.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno