Menuju konten utama

Apa Itu Empty Love, Ciri dan Cara Mengatasinya

Hubungan yang hanya diperbaiki oleh satu pihak tidak akan berjalan ke arah yang lebih baik.

Apa Itu Empty Love, Ciri dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi empty love Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Kekuatan emosional, seperti cinta, merupakan fondasi yang paling kuat dalam hubungan. Banyak orang memahami bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan yang diisi dengan cinta dan perasaan ingin saling melengkapi.

Namun, dalam banyak situasi, cinta bagi dalam sebuat relasi bisa tiba-tiba surut dan memudar.

Istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan situasi ini disebut empty love atau cinta kosong. Seperti yang disebutkan oleh Robert J. Sternberg psikiatris terkemuka di Amerika Serikat sekaligus pencetus Triangular Theory of Love, bahwa "Empty love (cinta kosong) merupakan komitmen tanpa keintiman atau gairah."

Hubungan yang ideal umumnya diisi oleh dua orang yang secara positif mendorong satu sama lain untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Masing-masing dari mereka mendapat keuntungan dari hubungan tersebut berupa terpenuhinya kebutuhan emosional.

Namun, dalam kasus empty love, salah satu pasangan atau bahkan keduanya tidak lagi merasa kebutuhan emosionalnya terpenuhi dari ralasi tersebut. Sehingga hal ini menyebabkan hubungan atau relasi menjadi hampa dan tanpa arah.

Ciri-ciri empty love

Dilansir dari Good Men Project, ada beberapa tanda bahwa hubungan sedang menghadapi empty love, yakni:

    • setiap aspek berkaitan dengan hubungan didasari oleh keharusan, bukan keinginan
    • kurangnya perasaan intim (bukan hanya tentang hubungan seks) dengan pasangan
    • hilangnya kegembiraan dan gairah
    • mulai merasa canggung satu sama lain
    • perasaan terlalu setuju, untuk menghindari pertengkaran maupun komunikasi
    • jenuh dan mulai tidak peduli teradap pasangan
    • mulai membandingkan hubungan yang lalu dengan saat ini
    • merasa kesepian bahkan saat sedang bersama pasangan
Hal-hal semacam itu apabila dibiarkan terus berlarut tidak hanya membebani tubuh secara mental, namun juga fisik. Menurut Psychology Today, konflik semacam ini dapat menciptakan hormon stres yang menyebabkan efek fisik seperti sulit tidur, kewaspadaan berlebihan, mudah tersinggung, dan umumnya merasa tertekan secara internal.

Atasi empty love dengan empati dan peduli

Penting untuk mengetahui apakah berbagai konflik yang berkaitan dengan empty love dapat diatasi atau tidak. Hubungan yang hanya diperbaiki oleh satu pihak tidak akan berjalan ke arah yang lebih baik. Jika memang hubungan tersebut bisa diusahakan, mulailah memenuhi kebutuhan pasangan. Hal ini karena kebutuhan emosional diri akan terpenuhi jika dimulai dengan berbagi dan merawat pasangan.

Psikolog sekaligus penulis, Dr. Willard F. Harley , Jr. menyebutkan bahwa kebutuhan emosional adalah keinginan yang akan membuat bahagia apabila dipenuhi.

"Dan, ketika tidak puas, membuat Anda merasa tidak bahagia dan frustrasi," katanya seperti yang dikutip dari Very Well Mind.

Beberapa hal yang termasuk kebutuhan emosional adalah kasih sayang, komunikasi, kejujuran dan keterbukaan, dukungan finansial (apabila sudah menikah), dan komitmen.

Selain itu yang tak kalah penting adalah dengan menunjukkan perasaan peduli terhadap pasangan. Perasaan jenuh dan ragu kerap menghiasi hubungan empty love.

Dalam titik ini seseorang bisa saja merasa bahwa pasangannya tidak lagi peduli dengan mereka. Maka dari itu, menunjukkan rasa peduli menjadi penting untuk membuat seseorang merasa dihargai.

"Mengingatkan pasangan Anda bahwa Anda tahu hidup Anda lebih baik karena dia ada di dalamnya sangat memotivasi dan sangat penuh kasih," catat Barton Goldsmith dalam Psychology Today.

Hal ini tentu dapat membuka kepercayaan pada pasangan bahwa hubungan tersebut masih bisa diselamatkan.

Baca juga artikel terkait EMPTY LOVE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari