Menuju konten utama

Arti Deflasi Tahunan yang Dialami Indonesia Setelah 25 Tahun

Data BPS pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi tahunan sebesar 0,09 persen. ini adalah deflasi tahunan pertama dalam 25 tahun terakhir.

Arti Deflasi Tahunan yang Dialami Indonesia Setelah 25 Tahun
Warga membawa barang belanjaan di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Senin (7/10/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengumumkan jika pada Februari 2025 ini, Indonesia mengalami deflasi tahunan. Ini adalah deflasi tahunan pertama yang dialami Indonesia setelah 25 tahun. Apa artinya?

Indonesia mengalami deflasi tahunan sebesar 0,09 persen dan deflasi bulanan sebesar 0,48 persen pada Februari 2025. Deflasi yang terjadi pada Februari 2025 ini dipengaruhi oleh tarif dasar listrik, daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras.

Apa Arti Deflasi Tahunan?

Deflasi adalah suatu kondisi ekonomi di mana terjadi penurunan dalam harga barang dan jasa selama periode waktu tertentu. Sedangkan Deflasi Tahunan adalah penurunan harga barang dan jasa secara keseluruhan selama periode satu tahun.

Deflasi tahunan menunjukkan sejauh mana penurunan harga tersebut terjadi selama setahun penuh. Deflasi bisa terjadi ketika permintaan (demand) terhadap barang dan jasa menurun sedangkan pasokan (supply) barang dan jasa melimpah.

Bagi Indonesia, ini adalah deflasi tahunan pertama dalam 25 tahun terakhir. Indonesia pernah mengalami deflasi tahunan sebelumnya yakni pada Maret 2000. Menurut paparan BPS, kelompok Pengeluaran yang menyumbang deflasi terbesar adalah Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 3,59 persen.

Terjadinya deflasi untuk kelompok pengeluaran Listrik disebut karena Pemerintah memberikan diskon tarif dasar listrik yang diperpanjang periode nya hingga Maret 2025. Deflasi bulanan terjadi pada sebagian besar provinsi di Indonesia. Deflasi terdalam ada di Provinsi Papua Barat sebesar 1,41 persen.

Efek yang Ditimbulkan Jika Deflasi Berlangsung Dalam Jangka Panjang

Beberapa efek yang dapat timbul ketika deflasi berlangsung dalam jangka panjang antara lain:

1. Penurunan Daya Beli dan Permintaan Konsumen

Deflasi ditandai dengan turunnya harga barang dan jasa. Ketika harga-harga turun, konsumen bisa jadi memilih untuk menunggu harga terus turun. Sedangkan jika terjadi deflasi, juga akan menurunkan pendapatan yang menyebabkan masyarakat tetap tidak akan melakukan pembelian.

2. Penurunan Investasi

Deflasi berkepanjangan bisa menurunkan keuntungan perusahaan. Maka investor akan berpikir ulang untuk memberikan investasinya ke perusahaan itu.

3. Peningkatan Beban Utang

Perusahaan dan perorangan akan sulit membayar beban utang jika terus mengalami deflasi.

4. Meningkatkan Pengangguran

Perusahaan tidak dapat membayar utang dan daya beli konsumen melemah adalah faktor utama bangkrutnya suatu perusahaan. Jika perusahaan sudah gulung tikar, maka pekerja-pekerjanya akan menganggur

5. Ekonomi yang Stagnan

Deflasi juga bisa menyebabkan ekonomi yang stagnan. Berkurangnya aktivitas ekonomi membuat pertumbuhan ekonomi suatu negara juga tidak meningkat.

6. Resiko Terjadinya Resesi

Banyaknya pengangguran dan juga utang yang tak terbayarkan bisa menyebabkan resesi. Jika sudah masuk resesi, Pemerintah harus memberikan perhatian yang serius.

7. Pendapatan dan Kualitas Hidup Turun

Efek domino terjadi. Ketika perusahaan tidak mampu bertahan karena daya beli masyarakat yang lemah dan keharusan membayar utang, tetapi tidak mendapatkan suntikan investasi, maka perusahaan akan memilih memotong gaji karyawannya.

Pendapatan yang turun juga akan berpengaruh pada kualitas hidup yang juga akan ikut turun.

Baca juga artikel terkait DEFLASI atau tulisan lainnya dari Prihatini Wahyuningtyas

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Prihatini Wahyuningtyas & Dipna Videlia Putsanra