Menuju konten utama

Arti Deflasi, Penyebab, dan Dampaknya untuk Indonesia

Deflasi terjadi karena sejumlah faktor. Apa arti deflasi? Simak penyebab dan dampaknya untuk Indonesia.

Arti Deflasi, Penyebab, dan Dampaknya untuk Indonesia
Ilustrasi Uang Rupiah Kertas. foto/istockphoto

tirto.id - Istilah deflasi sering digunakan di dunia keuangan, terutama tekait kondisi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Lalu, apa itu deflasi dan penyebabnya? Bagaimana dampak untuk Indonesia?

Indonesia sudah mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut di tahun 2024. Menurut Badan Pusat Statistik, tingkat deflasi bulanan (month-to-month) Agustus 2024 mencapai 0,03%.

BPS juga mencatat bahwa deflasi terjadi akibat pasokan yang berlimpah setelah panen raya. Selain itu, deflasi turut didukung turunnya harga pangan. Misalnya produk hortikultura (bawang merah) dan produk peternakan (telur serta daging ayam ras).

Deflasi memang bukan hal baru bagi Indonesia. Fenomena ini memberikan dampak negatif. Oleh karena itu, pengertian deflasi perlu diketahui agar lebih memahami kondisi perekonomian negara.

Apa Itu Deflasi dan Pengertiannya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi adalah penambahan nilai mata uang yang bisa terjadi karena pengurangan jumlah uang kertas yang beredar. Tujuannya mengembalikan daya beli uang yang nilainya mulai menurun.

Sementara menurut situs web Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (DJPB Kemenkeu), pengertian deflasi bisa didefinisikan sebagai fenomena penurunan harga yang terjadi di suatu wilayah.

Saat terjadi deflasi, harga barang bisa menurun tajam. Penurunan harga barang terkesan sangat menguntungkan pihak konsumen. Tak ayal, banyak orang yang berbelanja lebih guna menyetok barang.

Akan tetapi, deflasi beruntun yang terjadi secara terus-menerus sebenarnya mengindikasikan lemahnya perekonomian. Deflasi berkepanjangan dapat menurunkan aktivitas ekonomi, semisal daya beli masyarakat semakin berkurang.

Di sisi lain, harga murah bisa membuat produsen mengalami kerugian. Alhasil, mereka akan melakukan berbagai upaya, seperti menurunkan jumlah produksi hingga mengurangi jumlah karyawan alias pemutusan hubungan kerja (PHK).

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia

Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (1/7/2024). Berdasarkan laporan Indonesia Economic Prospects, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari tahun 2024 hingga 2026. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

Penyebab Deflasi: Jumlah Uang Menurun

Deflasi dapat terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya jumlah uang dan permintaan barang yang menurun.

Berikut beberapa penyebab deflasi seperti dikutip laman DJPB Kemenkeu::

1. Menurunnya jumlah uang yang beredar di masyarakat

Deflasi dapat terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat menurun. Umumnya disebabkan kecenderungan masyarakat untuk menyimpan uang di bank dengan berbagai alasan dan tujuan, seperti tertarik suku bunga yang tinggi.

Ketika orang lebih suka menyimpan uang di bank, maka secara tidak langsung akan berdampak terhadap beberapa hal. Contohnya menurunkan aktivitas ekonomi, mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, dan akhirnya membuat harga barang/jasa anjlok.

2. Menurunnya permintaan terhadap suatu barang

Permintaan konsumen terhadap suatu barang bisa menurun karena sejumlah faktor. Misalnya karena bosan, sudah bukan tren, atau memang sedang membatasi pembelian.

Sementara produksi barang terus berjalan dan tidak bisa dikurangi. Untuk menghindari kerugian besar, pihak produsen mengambil langkah dengan menurunkan harga barang agar bisa segera laku atau untuk meningkatkan penjualan.

3. Perlambatan kegiatan ekonomi

Kegiatan ekonomi yang lambat dapat ditandai dengan aktivitas jual beli menurun. Produsen bisa menurunkan jumlah produksi dan konsumen mengurangi daya beli.

Semua kegiatan ekonomi saling berhubungan. Sebagai contoh, ketika daya beli konsumen menurun, produsen akan mengurangi produksi. Hal ini bisa berdampak pada penghasilan berkurang. Kemudian berujung jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi sedikit.

ilustrasi uang

ilustrasi uang. FOTO/iStockphoto

Dampak Deflasi bagi Indonesia

Penurunan harga barang saat terjadi deflasi bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. Salah satunya konsumen mendapatkan harga murah guna melengkapi kebutuhan.

Namun, deflasi juga bisa memberikan dampak negatif pada perekonomian suatu negara secara keseluruhan. Bahkan menyebabkan resesi jika terjadi dalam jangka waktu lama.

Menurut Eka Budiyanti dan Deniza Mulia Nita melalui jurnal berjudul "Dampak Deflasi Terhadap Perekonomian dan Upaya Mengatasinya" tahun 2024 yang dipublikasikan Pusat Analisis Keparlemenan Badan Keahlian DPR RI, terdapat tiga dampak deflasi yang patut diwaspadai, yaitu sebagai berikut:

1. Menghambat pertumbuhan ekonomi

Menurunkan harga barang/jasa tidak serta-merta meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan. Stagnasi pendapatan serta ketidakpastian ekonomi bisa ikut memengaruhi kepercayaan konsumen.

Di sisi lain, daya beli atau konsumsi rumah tangga bisa terus menurun jika deflasi terjadi berkepanjangan. Padahal, konsumsi rumah tangga adalah kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi

Fenomena ini bisa semakin diperparah oleh ketidakmampuan pemerintah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi sehingga daya beli masyarakat akan tetap rendah.

Ketika permintaan barang menurun, maka tidak ada aktivitas ekonomi. Hal ini berimbas pada anjloknya harga dan kerugian besar sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2. Menurunkan investasi

Pertumbuhan ekonomi yang pesat menandakan adanya potensi keuntungan sehingga bisa menarik para pengusaha untuk berinvestasi. Sebaliknya, harga yang terus menurun dan aktivitas ekonomi yang lesu tentu akan sangat dihindari para investor.

Ketika prospek keuntungan berkurang, para pengusaha kemungkinan akan lebih memilih untuk menunda atau bahkan membatalkan investasi yang sudah direncanakan sebelumnya.

3. Naiknya tingkat pengangguran

Berkurangnya daya beli masyarakat bisa menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah produksi dan menunda rencana investasi. Hal inilah yang bisa menyebabkan PHK atau pengurangan jumlah karyawan.

Jika tidak mengurangi karyawan, perusahaan kemungkinan akan mengurangi jam kerja yang bisa berimbas pada penurunan upah hingga stagnasi ekonomi.

Baca juga artikel terkait DEFLASI atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani