Menuju konten utama

Anwar Ibrahim Mundur dari Kandidat Perdana Menteri Malaysia

Anwar Ibrahim yang dihukum dan dipenjara karena didakwa menyodomi mantan ajudan mengundurkan diri dari pencalonannya sebagai perdana menteri dalam pemilihan umum

Anwar Ibrahim Mundur dari Kandidat Perdana Menteri Malaysia
pemimpin oposisi malaysia anwar ibrahim (2 r) tiba dengan istrinya wan azizah (l), untuk putusan di banding terakhirnya melawan keyakinan untuk sodomi, di pengadilan federal di putrajaya, 10 februari 2015. pengadilan tertinggi malaysia ditolak selasa banding anwar terhadap 2.014 sodomi keyakinan dan ditegakkan hukuman penjara lima tahun yang kemungkinan akan mengakhiri karir politik ditandai dengan kontroversi. [antara foto/reuters/ stringer]

tirto.id - Anwar Ibrahim, pemimpin oposisi Malaysia yang dipenjara, mengatakan pada Sabtu (17/6/2017) bahwa dia tidak akan mencalonkan diri sebagai perdana menteri dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada pertengahan 2018 mendatang.

Pernah menjadi seorang bintang di partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Anwar dipandang sebagai ancaman terbesar bagi Perdana Menteri Najib Razak dan koalisinya, setelah memimpin sebuah aliansi oposisi tiga partai untuk mendapatkan keuntungan pemilu yang menakjubkan pada 2013.

Anwar dihukum dan dipenjara karena didakwa menyodomi mantan ajudannya, sebuah tuduhan yang dia dan para penggemarnya gambarkan sebagai sebuah upaya politik untuk mengakhiri karirnya.

"Untuk pemilihan umum, saya memilih untuk tidak menawarkan diri sebagai calon perdana menteri," kata Anwar dalam sebuah pernyataan dilansir dari Antara.

Ia mendukung sebuah kumpulan politik yang dipelopori oleh mantan Perdana menteri Mahathir Mohamad, sebagai pemberontak partai berkuasa dan oposisi bergandengan tangan untuk melawan Najib, yang terlibat dalam skandal korupsi.

"Dengan harapan bisa mengumpulkan semua kekuatan dalam tim yang harus melawan UMNO-BN, wajar untuk memastikan partisipasi semua pemimpin efektif. Ini termasuk manfaat dari posisi dan peran dari Mahathir," katanya, mengacu pada koalisi yang berkuasa.

Mahathir (91), perdana menteri terlama Malaysia, mengatakan pada awal Juni bahwa dia akan mempertimbangkan untuk mengambil alih posisi perdana menteri lagi, tapi hanya jika tidak ada yang dapat diterima sebagai calon setelah kemenangan oposisi dalam pemilihan.

Najib terlibat dalam skandal korupsi yang melibatkan dana negara Malaysia Pembangunan Berhad. Dia telah menolak dakwaan apapun, bahkan saat dana itu menjadi pokok penyelidikan pencucian uang di Amerika Serikat dan setidaknya lima negara lainnya.

Baca juga artikel terkait MALAYSIA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Politik
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani