Menuju konten utama

Airlangga Klaim Ekonomi RI di Atas Vietnam, AS, dan Singapura

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim hanya Tiongkok, Uzbekistan, dan Indonesia yang pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen pada kuartal II 2023.

Airlangga Klaim Ekonomi RI di Atas Vietnam, AS, dan Singapura
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bersama Menkeu Sri Mulyani bersiap memberikan keterangan terkait Peraturan Pemerintah (PP) nomor 36 tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) di Jakarta, Jumat (28/7/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

tirto.id - Ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2023 mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,17 persen (yoy) atau 3,86 persen (qtq). Secara akumulasi, pertumbuhan ekonomi pada semester pertama 2023 bahkan mencapai 5,11 persen (ctc).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim dari beberapa negara yang sudah melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2023, hanya Tiongkok, Uzbekistan, dan Indonesia yang tumbuh di atas 5 persen. Capaian tesebut juga menandai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di atas lima persen selama tujuh triwulan berturut-turut.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas Vietnam, Amerika Serikat, Singapura, bahkan Jerman masih mengalami kontraksi,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Tahun 2023 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Menurut Airlangga, pertumbuhan positif perekonomian nasional pada kuartal kedua 2023 sekaligus menjawab kekhawatiran akan terjadi perlambatan ekonomi. Hal ini terutama akibat penurunan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia seperti CPO dan pertambangan, serta akibat perlambatan manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2023 ditopang dari pertumbuhan positif dari hampir seluruh komponen pengeluaran maupun lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh kuat yakni 5,23 perzsn (yoy) seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat di masa libur hari raya maupun hari libur lainnya.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga mencerminkan aktivitas investasi dan realisasi pembangunan infrastruktur pemerintah mengalami peningkatan menjadi 4,63 persen (yoy), serta konsumsi Pemerintah juga mengalami peningkatan menjadi 10,62 persen (yoy).

Sementara dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor tumbuh positif dan ditandai dengan sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh ekspansif mencapai 15,28 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat.

Industri manufaktur atau pengolahan yang masih menjadi kontributor pertumbuhan terbesar dengan ditopang oleh kuatnya permintaan domestik yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu dengan share ke PDB mencapai 18,25 persen (yoy).

Pada kuartal kedua 2023, perekonomian secara spasial di seluruh pulau juga tumbuh positif. Pertumbuhan tersebut didominasi oleh Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,27 persen. Sementara seluruh wilayah di luar Pulau Jawa juga bertumbuh dengan didukung kenaikan investasi dan pembangunan industri.

“Pada kuartal ketiga nanti kita masih bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui belanja Pemerintah, khususnya pada Kementerian/Lembaga besar di bidang infrastruktur, padat karya, dan pertanian,” tutur Airlangga.

Daya saing perekonomian Indonesia juga tercatat meningkat tajam sebagaimana ditunjukkan laporan dari Institute for Management Development (IMD), di mana Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia.

Peringkat daya saing Indonesia, lanjut Airlangga berhasil meningkat 10 posisi dari rangking 44 pada 2022 menjadi rangking 34 pada tahun ini. Indonesia berhasil memperbaiki peringkat seluruh komponen utama yakni komponen kinerja ekonomi, pemerintah yang efisien, bisnis yang efisien, dan ketersediaan infrastruktur.

Selain itu, peningkatan daya saing tersebut diikuti dengan prospek pembiayaan investasi Indonesia yang semakin menarik, terutama dengan afirmasi atas sovereign rating Indonesia oleh berbagai lembaga rating internasional.

“Pertumbuhan kita di akhir 2023 tetap ditargetkan 5,3 persen sesuai dengan APBN, dan pengungkitnya ada di kuartal ketiga. Nanti kita akan melihat kontribusi dari sektor pertambangan, SDA, dan kelapa sawit, yang semuanya tergantung harga komoditas, tapi ini sekarang mendekati harga normal, yang artinya bisa digenjot dari sisi volume ekspornya, dan juga terkait produk unggulan lainnya seperti produk kimia serta besi-baja,” pungkas Airlangga.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI RI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan