tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk transformasi masuk ke ekonomi digital. Airlangga menilai hal itu karena transformasi digital menjadi salah satu agenda prioritas dalam KTT G20, di Bali beberapa waktu lalu.
"Kami mohon ke daerah dorong digitalisasi. Ini jadi program Indonesia setelah G20," kata Airlangga Rapat Koordinasi Perluasan Digitalisasi Daerah dalam saluran Youtube Perekonomian RI, Selasa (6/12/2022).
Dia menuturkan transformasi ekonomi berbasis digital dan khusus di Indonesia diperkirakan pertumbuhannya 250 miliar dolar AS masuk pada 2025. Sementara untuk tahun ini diperkirakan sudah 223 miliar dolar AS.
"Digitalisasi sangat penting. Presiden Jokowi akan memegang keketuaan Asean dan dalam keketuaan asean yang kita target digital economy framework," jelasnya.
Airlangga mencontohkan seperti halnya Bank Indonesia, di mana saat ini sudah lebih progresif dalam menuju digitalisasi. Mulai dari penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di dalam negeri hingga bisa diperdagangkan di lima negara Asean.
"Kalau QRIS bisa dipakai di regional, kebutuhan terhadap dolar akan menurun. Bahkan memperkuat cadangan devisa kita. Ini kita dorong agar lebih maju," katanya.
Mantan Menteri Perindustrian itu mengatakan, banyak negara lain ingin digital economy framework itu pada 2025. Tetapi Indonesia harus bisa berhasil mencapai di 2023 dan tidak bisa menunggu pada 2025.
"Digitalisasi itu cepat kita enggak bisa nunggu 2025, karena 2025 seluruhnya sudah digital. Keketuaan Indonesia kita ambil alih," pungkasnya.
Sebelumnya, CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani meyakini, ekonomi digital dapat mendorong pemulihan ekonomi dan membantu Indonesia terbebas dari ancaman resesi. Hal ini tidak lepas dari besarnya potensi ekonomi digital yang ada di dalam negeri.
Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Gross Market Value (GMV) dari ekonomi digital Indonesia mencapai 70 miliar dolar AS pada 2021, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh ke depannya.
Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) dari ekonomi digital Indonesia sebesar 20 persen sehingga GMV-nya akan menjadi 146 miliar dolar AS pada 2025. “Ekonomi digital kami yakini dapat membantu perkembangan ekonomi dengan lebih cepat," ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (23/11/2022).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin