Menuju konten utama

AHY Minta RI Batal Gelar Piala Dunia U20 Tak Jadi Agenda Politik

AHY meminta PSSI dan semua pihak tidak menjadikan batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sebagai ajang pertarungan elektabilitas.

AHY Minta RI Batal Gelar Piala Dunia U20 Tak Jadi Agenda Politik
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi hormat kepada kader Partai Demokrat saat akan menyampaikan pidato politiknya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.

tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menyesalkan dan menyayangkan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kejadian ini, kata AHY membuat malu nama Indonesia di mata dunia internasional.

“Kita patut bertanya kepada pemerintah sekarang, kenapa ini bisa terjadi," kata AHY dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (31/3/2023).

Padahal, kata dia, ada ruang untuk berdiplomasi, mengantisipasi, dan mengkomunikasikannya. AHY menyesalkan polemik yang terjadi ketika perhelatan Piala Dunia U-20 akan segera dilaksanakan, namun FIFA membatalkannya jelang pelaksanaan.

“Ke mana saja selama ini? Padahal, ada ruang untuk berdiplomasi. Lagi-lagi, di ujung-ujung jelang perhelatan tiba-tiba masing-masing punya suaranya, tidak bisa didisiplinkan. Ini berdampak pada nama baik negara,” kata AHY.

AHY berpesan agar dunia sepak bola tidak dijadikan alat untuk berpolitik. Ia meminta PSSI tidak menjadikan sepak bola sebagai alat politik. Sebab, dinilai akan merusak sepak bola Indonesia.

“Jadi, saya berharap, kita semua bermohonlah kepada mereka yang mengurusi itu semua, pemerintah kita, pemimpin kita, ya benar-benar menata ini dengan baik. Jangan pakai agenda politik, jangan pakai tujuan untuk meningkatkan elektabilitas,” jelas AHY.

Menurut AHY, setidaknya ada empat kerugian dari batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Pertama, kata dia, adalah rusaknya reputasi Indonesia. Kerugian kedua, menurut AHY, mubazirnya persiapan-persiapan yang telah dilakukan, juga kekecewaan para atlet terbaik Indonesia, para suporter, dan pecinta sepakbola Indonesia.

“Betapa kecewanya atlet-atlet kita, jangankan atletnya, keluarganya, kita semua sebagai suporter dan sebagai penggemar sepak bola nasional juga pasti tidak terima begitu saja," kata AHY.

Kerugian ketiga, adanya kerugian materiel akibat dana negara telah dikeluarkan untuk persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

“Ini, kan, semua sudah diperbaiki nih, sudah disiapkan, itu uang siapa? Uang negara, uang siapa itu? Uang rakyat. Jadi rugi lagi kita, sudah berapa stadion Indonesia yang dipersolek supaya jadi, supaya pantas dan siap menjadi tuan rumah tadi. Ya, bukannya sia-sia, tetapi itu, kan, dipersiapkan untuk perhelatan akbar dunia,” jelas AHY.

Lebih lanjut, AHY mengatakan, kerugian keempat adalah potensi, keuntungan ekonomi yang bisa dihasilkan jika itu bisa dilakukan di Indonesia, termasuk pariwisata dan UMKM yang saat pandemi terpuruk.

“Bayangkan berapa negara yang akan datang. Belum lagi suporter dari negara lain di dunia yang ikut meramaikan untuk menonton. Jadi, ada kerugian banyak potensi buat kita. Itu lapangan pekerjaan, penghasilan, devisa, itu macam-macam semuanya akan masuk ke kas negara juga,” kata AHY.

AHY mengatakan bahwa sebetulnya sampai dengan hari ini, jelas posisi Indonesia ingin turut memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Namun, menurut AHY, perjuangan dan solidaritas Indonesia untuk Palestina hendaknya diletakkan pada jalur diplomasi multilateral yang semestinya. Oleh karena itu, kata dia, jangan dicampuradukkan.

"Forumnya tidak sama, kita punya banyak forum lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Ada namanya PBB, United Nations, yang setiap tahun menggelar Sidang Umum PBB atau UN’s General Assembly (GA). Kalau mau disampaikan di situ," pungkas AHY.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA U20 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto