tirto.id - Ahli bahasa tubuh Monica Kumalasari menilai Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seharusnya bisa memasang ekspresi yang lebih serius saat menghadapi pertanyaan tentang pemilihan presiden RI tahun 2019 mendatang saat debat pertama pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jumat (13/1/2017), di Hotel Bidakara.
Kala itu untuk sesi terakhir, setiap kandidat ditanyai komitmennya untuk menolak ikut pemilihan presiden bila terpilih jadi pemimpin di Jakarta. Basuki tertawa kecil dan membiarkan Djarot yang menjawab. Saat Djarot mengemukakan bahwa mereka berkomitmen menjadi pelayan warga Jakarta, Basuki masih tersenyum-senyum.
“Dia tertawa, sementara yang lain terlihat serius,” kata psikolog itu pada Antara, Sabtu (14/1/2017).
Dia berpendapat Basuki seharusnya memasang ekspresi serius, sama seperti kandidat lain, sebab, tindak-tanduknya dapat menimbulkan berbagai interpretasi.
“Kalau orang yang tidak senang sama dia, itu sudah diartikan macam-macam,” jelas pakar bahasa tubuh berbasis sains yang mendapat lisensi dari Paul Ekman, satu dari tiga orang di Indonesia yang memiliki lisensi tersebut.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan