tirto.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) pada kasus 93 warga Kelurahan Cipaku terindikasi keracunan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, di Kota Bogor mengatakan dengan ditetapkannya status KLB, maka penanganan puluhan warga ini dilakukan dengan skala kota. Biaya pengobatan puluhan warga ini juga ditanggulangi oleh Pemkot Bogor.
“Jadi ambulans tidak boleh susah, petugas harus tersedia, bed harus ada, obat-obatan harus ada. Jadi ditangani bukan skala puskesmas lagi tapi skala kota,” kata Syarifah.
Ia mengatakan pusat penanganan dan rujukan warga yang mengalami indikasi keracunan dilakukan di Puskesmas Cipaku, karena paling dekat dengan tempat tinggal warga.
“Kan yang paling dekat dengan warga, mereka ke puskesmas di sini untuk rujukan. Jadi semua datang ke sini, nanti dilihat kalau misalnya urgen butuh perawatan, maka dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syarifah menjelaskan, dari hasil dugaan sementara yang didapat berdasarkan wawancara warga, puluhan warga ini diduga mengalami keracunan akibat masakan telur balado yang dimakan pada Sabtu (1/6/2024) malam.
Telur balado itu disebut sudah dimasak sejak Jumat (31/5/2024) malam sebelum dibagikan ke warga pada sebuah acara haul yang digelar Sabtu malam.
“Kita tanya apa kira kira yang curiga, katanya telur balado. Karena katanya bumbunya sudah mulai basi, rasanya sudah asam,” ucapnya.
Meski begitu, lanjut Syarifah, untuk memastikan secara medis, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta.
“Untuk memastikan secara medis itu hasil laboratorium dari feses sama muntahan diperiksa ke BBLK Jakarta. Secara medisnya kami masih tunggu, mengandung bakteri apa sih,” kata Syarifah.
Pemkot Bogor mencatat jumlah warga Kelurahan Cipaku yang diduga keracunan bertambah dari 71 orang menjadi 93 orang pada Selasa. Saat ini kondisi warga yang diduga keracunan mayoritas dalam kategori ringan dan sedang, sedangkan pasien dengan kategori berat dirujuk ke rumah sakit.
Kondisi warga yang diduga keracunan mayoritas dalam kategori ringan dan sedang. Sedangkan pasien dengan kategori berat, seperti dehidrasi, dirujuk ke rumah sakit.
“Paling banyak usia 20-44 tahun, dewasa. Anak-anak juga ada, tadi kita lihat sudah ada lima orang,” jelasnya.
Sebagian besar mengalami gejala terindikasi keracunan dan mendatangi Puskesmas Cipaku pada Senin (3/6).
“Jadi dia ada yang makan di pukul 20.00 WIB, jam 21.00 WIB ada yang sudah muntah, kan daya tahan masing-masing. Ada juga yang beberapa hari kemudian (bergejala), ada yang besoknya,” kata Syarifah.