Menuju konten utama

7 Ciri God Complex Syndrome, Penyebab, dan 5 Cara Menghadapinya

Salah satu gangguan perilaku yang merasa benar dan seperti Tuhan, disebut dengan God Complex. Berikut penjelasannya.

7 Ciri God Complex Syndrome, Penyebab, dan 5 Cara Menghadapinya
Ilustrasi God Complex Syndrome. foto/istockphoto

tirto.id - Gangguan perilaku saat seseorang selalu merasa benar layaknya Tuhan kerap juga disebut dengan god complex. Lantas, apa itu god complex? Dan bagaimana cara mengatasi god complex?

Dalam kehidupan sosial, seseorang pasti menemui perbedaan pendapat dengan orang lain. Hal ini merupakan hal yang wajar sebagai bagian dari interaksi sosial.

Tetapi, bagi sebagian orang, perbedaan pendapat tidak dapat diterima lantaran mereka menganggap gagasan mereka adalah hal yang mutlak benar, dan orang lain salah.

Orang yang seperti ini biasanya cenderung tidak membuka ruang untuk melihat dari sudut pandangan orang lain. Maka biasanya, orang jenis ini acap dinilai sebagai sosok yang menyebalkan dan dijuluki god complex.

Apa itu God Complex?

God complex adalah pola di mana seseorang percaya bahwa mereka memiliki kekuatan, kemampuan, kesempurnaan, pengaruh, dan lebih unggul daripada orang lain. Hal ini sering kali merujuk pada perilaku yang terkait dengan gangguan kepribadian narsistik atau mania.

Orang seperti ini mungkin merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus, bertindak seolah-olah aturan tidak berlaku bagi mereka, dan umumnya mengabaikan kebutuhan orang lain. Mereka juga dapat menjadi sangat cemburu dan suka mengontrol.

Dikutip laman Very Well Mind, istilah “god complex” pertama kali digunakan oleh psikoanalisis awal Ernest Jones dalam bukunya “Essays in Applied Psychoanalysis.”

Menurut pekerja sosial klinis berlisensi De-Andrea Blaylock-Johnson, LCSW, dalam laman Mind Body Green, rasa percaya diri yang berlebihan adalah indikator terbesar seseorang dengan god complex.

Perasaan diri yang berlebihan itu, menurutnya, juga diterjemahkan ke dalam banyak karakteristik lain, terutama merasa lebih baik dari orang lain.

“Mereka merasa bahwa mereka adalah orang yang paling pintar, mereka tahu yang terbaik, dan kenyataan mereka adalah kenyataan pengalaman-pengalaman mereka,” katanya.

Pada akhirnya, orang-orang ini cenderung bersikap arogan secara ekstrem, percaya bahwa mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan dengan sedikit atau tanpa mempedulikan orang lain, dan bahwa mereka dibenarkan untuk melakukannya.

“Ini disebut sebagai 'god complex' karena adanya pemikiran bahwa 'Saya adalah akhir dari segalanya,' dan mereka bahkan tidak mempertimbangkan bagaimana tindakan mereka dapat berdampak pada orang lain,” tambah Blaylock-Johnson.

Ciri-ciri God Complex

Orang dengan god complex cenderung mengalami perasaan superioritas atas orang lain, karena mereka melihat diri mereka lebih baik dari orang lain. Dirangkum dari laman Very Well Health, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri umum yang dapat terlihat saat seseorang mempunyai god complex.

1. Terlalu Percaya Diri

Orang dengan god complex melebih-lebihkan kemampuan mereka. Mereka melihat orang lain lebih rendah dari mereka dan, oleh karena itu, tidak mungkin berkonsultasi dengan orang lain ketika membuat keputusan. Hal ini dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang kurang akurat dan hasil yang tidak menguntungkan.

2. Harga Diri yang Tinggi

Memiliki god complex sejalan dengan harga diri yang tinggi. Orang melihat diri mereka sendiri dalam sudut pandang yang lebih baik daripada orang lain.

3. Cenderung Menyalahkan Orang Lain

Ketika seseorang dengan god complex melakukan kesalahan, atau sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, mereka menyalahkan orang lain atas konsekuensinya. Mereka tidak melihat kekurangan mereka dan berasumsi bahwa orang lain harus disalahkan jika terjadi kesalahan.

4. Keinginan untuk Selalu Menjadi Pemimpin

Orang dengan god complex melihat diri mereka lebih selaras dengan dunia dan lebih baik dalam memimpin, sehingga mereka cenderung ke arah peran kepemimpinan dan manajemen dalam karier mereka.

Mereka suka memiliki superioritas atas orang lain karena mereka percaya bahwa mereka adalah yang terbaik untuk pekerjaan itu. Hal ini sering kali dapat menimbulkan masalah di tempat kerja.

5. Kecenderungan Eksploitasi

Memiliki god complex dapat menyebabkan seseorang memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi. Mereka cenderung tidak peduli dengan bagaimana keputusan atau tindakan mereka memengaruhi orang lain selama mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.

6. Superioritas

Mereka yang memiliki god complex percaya bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain dan cenderung melihat orang lain kurang mampu dibandingkan mereka dalam segala hal. Dalam benaknya, orang dengan god complex merasa selalu superior, sedangkan orang lain inferior.

7. Kesulitan Mempertahankan Hubungan

Oleh karena orang dengan god complex melihat diri mereka lebih baik daripada orang lain, termasuk pasangan mereka, mungkin sulit bagi mereka untuk mempertahankan hubungan yang sehat.

Penyebab God Complex

Penyebab god complex dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk harga diri yang rendah, perasaan tidak berdaya, atau masalah masa kecil yang belum terselesaikan. Mereka mungkin juga memiliki orang tua yang terlalu protektif atau mendukung yang memupuk perasaan ini dengan pujian yang tidak realistis secara terus-menerus.

Gina Marie Guarino, seorang konselor kesehatan mental berlisensi, menyatakan bahwa “seorang anak mungkin berisiko mengembangkan god complex jika mereka terlalu sering dipuji atau tidak dimintai pertanggungjawaban atas perilakunya. Jika seorang anak dilindungi dari konsekuensi atau tidak dimintai pertanggungjawaban ketika berperilaku buruk, mereka mungkin belum mengembangkan pemikiran konsekuen yang tepat atau rasa hormat terhadap aturan dan batasan.”

Selain itu, god complex juga dapat disebabkan oleh pengalaman sukses atau kekaguman, yang meningkatkan ego seseorang dan membuat mereka percaya bahwa mereka lebih unggul daripada yang lain. Penyebab lainnya, termasuk gangguan kepribadian narsistik, kurangnya kecerdasan emosional, atau bahkan penyakit mental seperti gangguan bipolar.

Cara Menghadapi God Complex

Laman Wiki How menuliskan sejumlah cara yang dapat dilakukan oleh orang untuk menghadapi god complex, antara lain:

1. Terapi dengan Ahli

Cara utama untuk mengatasi gangguan kepribadian god complex adalah melalui terapi. Terapis akan membantu memahami penyebab emosi negatif dan mengajari seseorang dengan god complex cara membentuk hubungan yang sehat dan langgeng dengan orang lain.

2. Memupuk Rasa Kasih Sayang pada Diri

Kembangkan belas kasihan kepada diri, masukkan lebih banyak pembicaraan diri yang positif ke dalam kehidupan sehari-hari, latihlah perhatian penuh dengan menganalisis dan menerima berbagai emosi, dan perdalam rasa syukur dengan mengidentifikasi hal-hal dalam hidup yang patut disyukuri.

Penelitian menunjukkan bahwa semakin seseorang mempelajari belas kasih dan merasa aman dengan harga dirinya, semakin bersedia mereka untuk membuka diri dan berempati kepada orang lain.

3. Berlatih untuk Berempati terhadap Orang Lain

Setelah mengembangkan belas kasih untuk diri sendiri, orang dengan god complex dapat melangkah ke tahap selanjutnya dengan mulai menunjukkan belas kasih kepada orang lain. Tunjukkan empati dengan mendengarkan orang lain tanpa menghakimi, mengajukan pertanyaan kepada mereka, dan membayangkan apa yang mereka rasakan.

4. Hormati Batasan Orang Lain

Langkah pertama untuk menghormati batasan adalah memahaminya. Buatlah pilihan secara sadar untuk mengubah kebiasaan sosial dan menerima batasan yang ditetapkan orang lain untuk meningkatkan hubungan.

Ingatlah bahwa setiap orang dapat mengutarakan rasa tidak setuju dengan hormat, tapi tidak dapat memaksakan keinginan kepada seseorang yang bertentangan dengan keinginan mereka.

5. Bertanggung Jawab pada Diri Sendiri

Bertanggung jawablah pada diri sendiri, hubungan yang bermakna mengharuskan kedua belah pihak untuk menerima tanggung jawab atas tindakan mereka. Berusahalah untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf ketika menyakiti perasaan orang lain. Kesalahan tidak membuat seseorang gagal, dan miskomunikasi kecil bisa saja terjadi setiap saat.

Baca juga artikel terkait KEPRIBADIAN MANUSIA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno