Menuju konten utama

5 Obat Antibiotik Alami: Madu, Bawang Putih, hingga Oregano

Obat antibiotik alami yang bisa digunakan sebagai obat herbal: mulai dari madu, bawang putih, daun timi, hingga oregano.

5 Obat Antibiotik Alami: Madu, Bawang Putih, hingga Oregano
Ilustrasi Madu. foto/istockphoto

tirto.id - Antibiotik merupakan kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi atau mencegah infeksi bakteri. Pada umumnya, obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh.

Obat pembunuh bakteri tersebut telah dikenal berabad-abad, meski beberapa orang berpikir bahwa antibiotik merupakan obat modern.

Faktanya, kandungan antibiotik dapat ditemukan pada berbagai sumber bahan alami yang sering dikonsumsi oleh orang-orang di zaman dahulu sebagai penambah daya tahan tubuh.

Sebuah penelitian tahun 2014 menemukan bahwa obat herbal sama efektifnya dengan antibiotik kimia yang berkembang di masa sekarang dalam mengobati pertumbuhan bakteri.

5 Macam Obat Antibiotik Alami

Lantas, apa saja sumber alami yang dapat digunakan sebagai obat herbal? Berikut rangkumannya seperti dilansir dari Healthline:

1. Madu

Madu merupakan antibiotik tertua yang dikenal. Masyarakat Mesir sering menggunakan madu sebagai antibiotik alami dan pelindung kulit.

Madu mengandung hidrogen peroksida yang berfungsi sebagai antibakteri bagi tubuh. Selain itu, madu juga memiliki kandungan gula yang tinggi yang dapat menghentikan pertumbuhan bakteri.

Madu juga memiliki kandungan pH yang rendah, yang dapat menyebabkan bakteri dehidrasi dan mati.

Untuk mendapatkan manfaat sebagai antibiotik, oleskan madu langsung pada luka atau area yang terinfeksi. Madu tersebut dapat membantu membunuh bakteri dan mempercepat penyembuhan luka.

Dapat pula mengonsumsi madu untuk mengatasi infeksi internal, dengan memasukkan satu sendok makan penuh madu ke dalam satu cangkir teh herbal.

2. Ekstrak bawang putih

Penelitian tahun 2011 membuktikan bahwa bawang putih konsentrat efektif untuk membunuh bakteri. Bawang putih dapat dibeli atau dibuat sendiri dengan merendam beberapa siungnya di dalam minyak zaitun.

Bawang putih juga aman untuk dikonsumsi atas dalam jumlah aman yakni 2 siung per hari. Pasalnya, memakan dosis besar dapat menyebabkan pendarahan internal.

Namun, konsultasikan dengan dokter jika memiliki penyakit lain yang sedang diderita agar tidak menimbulkan efek samping.

3. Ekstrak kemenyan

Sedikit orang yang mengetahui bahwa kemenyan dapat digunakan untuk membunuh bakteri.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ekstrak kemenyan dapat membunuh beberapa bakteri termasuk E. coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Candida albicans.

Namun, haruslah berhati-hati saat mengonsumsinya sebab dapat menyebabkan diare. Sementara itu, pengguna juga dapat menderita masalah jantung bila mengonsumsinya terlalu banyak.

Jangan lupa untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaaannya.

4. Minyak esensial daun timi

Minyak esensial daun timi dapat digunakan untuk membantu melawan bakteri yang resistan terhadap antibiotik.

Sebuah penelitian di tahun 2011 menemukan bahwa minyak esensial daun timi lebih efektif membunuh 120 strains bakteri dibandingkan dengan minyak esensial bunga lavender.

Minyak esensial daun timi ini merupakan obat luar. Tetapi, sebelum mengaplikasikannya pada area yang terinfeksi, haruslah mencampurkannya dengan minyak pembawa seperti minyak kelapa atau minyak zaitun.

5. Minyak esensial oregano

Di dalam minyak esensial oregano, ditemukan komposisi carvacrol yang merupakan zat penting dalam terapi therapeutic.

Carvacrol dapat mengaktifkan ‘mode penyembuhan’ di dalam tubuh saat tubuh berada pada masa penyembuhan.

Sementara itu, minyak esensial oregano juga dapat digunakan untuk membantu mengobati maag dan mengurangi peradangan.

Untuk mengatasi infeksi jamur pada permukaan kulit, tambahkan satu tetes minyak esensial oregano di dalam satu sendok teh minyak pembawa. Campurkan, lalu oles ke bagian yang terinfeksi.

Bisa dapat menggunakan minyak oregano ke dalam diffuse water untuk mengatasi sinusitis.

Namun, jangan pernah mengonsumsi minyak esensial tersebut.

Baca juga artikel terkait ANTIBIOTIK atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dhita Koesno