tirto.id - Terdapat beberapa posisi melahirkan yang dapat dipilih oleh seorang ibu dalam proses persalinan. Posisi yang baik dan benar akan membuat sang ibu nyaman dan proses persalinan pun berjalan lancar.
Melahirkan merupakan proses yang membutuhkan banyak persiapan, baik dari segi fisik maupun mental. Mempelajari dan memilih posisi melahirkan termasuk salah satu hal yang harus disiapkan sehingga ibu tidak panik ketika momen bersalin telah tiba.
Posisi melahirkan yang paling umum diketahui adalah dengan berbaring atau telentang. Namun, sebenarnya ada banyak posisi lain yang bisa dipilih dan tentunya memiliki kelebihan tersendiri.
Pada dasarnya, tidak ada posisi melahirkan yang dianggap terbaik karena setiap ibu hamil memiliki kondisi berbeda. Posisi persalinan terbaik adalah posisi yang membuat ibu nyaman, tenang, dan rileks selama proses melahirkan.
10 Posisi saat Melahirkan yang Perlu Diketahui
Setidaknya ada tiga tahap dalam proses melahirkan. Tahap pertama adalah ketika ibu mulai merasakan kontraksi dan terjadi pembukaan jalan lahir, mulai dari pembukaan 1-10.
Tahap kedua dimulai ketika terjadi pembukaan penuh dan ibu mulai mengejan untuk melahirkan bayi. Sementara tahap ketiga adalah ketika bayi sudah berhasil dilahirkan.
Setiap tahap bisa dilalui dengan berbagai posisi yang berbeda, jadi ibu tidak harus selalu berada dalam satu posisi yang sama dari awal kontraksi hingga melahirkan.
Berikut beberapa posisi melahirkan yang dapat dicoba ketika memasuki masa persalinan:
1. Posisi Melahirkan Jongkok
Salah satu posisi melahirkan agar tidak sakit adalah posisi jongkok yang cocok dilakukan di tahap dua persalinan. Posisi ini mungkin cukup melelahkan, tapi ada keuntungan tersendiri bagi sang ibu.Posisi ini mengandalkan gaya gravitasi bumi sehingga sang ibu tidak perlu terlalu kuat saat mengejan. Posisi jongkok juga membantu membuka area panggul sehingga akan memudahkan bayi bergerak melalui jalan lahir.
Jika ingin mencoba posisi ini, berjongkoklah dengan membuka lebar bagian lutut. Pastikan untuk selalu berpegangan pada benda yang kokoh di depan Anda, misalnya kursi, dinding, atau meminta bantuan pendamping.
2. Posisi Melahirkan Berbaring (Litotomi)
Posisi persalinan yang umum dilakukan adalah posisi berbaring atau litotomi. Pada posisi ini, ibu akan berbaring telentang, sementara kedua kaki diangkat dan terbuka dengan lutut yang ditekuk. Biasanya kedua kaki/paha ibu juga akan disangga dengan alat penopang khusus.Salah satu keuntungan posisi ini adalah pihak dokter atau bidan dapat leluasa memantau persalinan, mulai dari pemeriksaan pembukaan hingga membantu proses kelahiran bayi. Selain itu, posisi litotomi juga memungkinkan kepala bayi dapat diarahkan dan dipegang lebih mudah sehingga persalinan lebih lancar.
3. Posisi Melahirkan Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent juga termasuk posisi melahirkan yang baik dan benar. Posisinya mirip dengan posisi litotomi, yaitu ibu berbaring atau telentang, sedangkan kedua lutut kakinya ditekuk dalam posisi terbuka (kaki tidak diangkat seperti posisi litotomi).Posisi ini juga menguntungkan pihak dokter/bidan karena mereka dapat lebih mudah membantu proses persalinan. Jalan lahir menghadap ke depan sehingga perkembangan pembukaan bisa diukur lebih mudah dan waktu persalinan bisa diprediksi lebih akurat.
4. Posisi Melahirkan Setengah Duduk (Semi Sitting)
Posisi ibu melahirkan berikutnya adalah setengah duduk yang bisa dilakukan di ranjang bersalin atau di ranjang biasa. Dengan posisi ini, ibu bisa lebih kuat saat mengejan sehingga memperlancar persalinan.Jika menggunakan ranjang bersalin, bagian atas (kepala) ranjang dinaikkan hingga mencapai kemiringan sekitar 45°. Bagian bawah ranjang (bagian kaki) diturunkan sehingga lutut ibu juga menekuk dan benar-benar seperti sedang duduk, tapi tidak dalam posisi tegak.
Jika di ranjang biasa, ibu bisa duduk dengan bantuan bantal untuk menyangga punggungnya. Kedua lutut ditekuk dan dibuka sehingga akses jalan lahir bisa lebih mudah terlihat dan dipantau oleh dokter/bidan.
5. Posisi Melahirkan Berdiri
Posisi berdiri memiliki keuntungan yang sama seperti posisi jongkok, yaitu mengandalkan gravitasi bumi sehingga sang ibu tidak perlu mengejan terlalu keras. Posisi berdiri pun ada banyak pilihannya, salah satunya berdiri sambil memeluk suami atau pendamping (posisi slow dance).Posisi slow dance dapat dilakukan pada tahap 1 atau 2 persalinan. Sesuai namanya, posisi ini dilakukan seolah-olah sedang berdansa dan bisa membuat ibu merasa lebih nyaman.
Selain slow dance, posisi berdiri lain yang juga cocok untuk tahap 1 dan 2 adalah standing forward lean. Pertama-tama, siapkan birthing ball di atas meja atau ranjang. Sang ibu kemudian berdiri menghadap ke birthing ball, lalu agak membungkukkan badannya memeluk bola tersebut sehingga tubuh atasnya akan bertumpu pada bola.
6. Posisi Melahirkan Tidur Miring
Salah satu posisi saat melahirkan yang juga bisa memudahkan persalinan adalah tidur miring. Posisi ini memungkinkan sang ibu untuk beristirahat sejenak di antara proses mengejan atau kontraksi.Untuk melakukan posisi ini, ibu hamil dapat berbaring miring di ranjang. Beberapa bantal bisa diletakkan di bagian belakang untuk mengganjal punggung sang ibu.
Setelah itu, buka kaki bagian atas dan pegangi belakang lututnya. Jika tidak kuat, minta bantuan pendamping untuk membantu memegangi kaki agar panggul tetap terbuka dan akses jalan lahir bayi tidak terhambat.
7. Posisi Melahirkan Merangkak
Posisi persalinan normal berikutnya adalah merangkak yang bisa dilakukan untuk tahap 1 maupun tahap 2 persalinan. Posisi merangkak ini dianggap sebagai salah satu posisi yang sangat mendukung karena panggul dapat tetap terbuka lebar.Sang ibu kemungkinan dapat merasa kelelahan, terutama di bagian tangan karena menahan berat badan tubuhnya. Untuk mengatasi hal ini, sang ibu dapat diberikan penopang seperti kursi atau birthing ball sehingga ia bisa menyandarkan bagian tubuh atasnya di benda tersebut.
8. Posisi Melahirkan Berlutut
Posisi berlutut mirip seperti posisi merangkak. Ibu bisa berlutut di atas ranjang sambil memeluk birthing ball, tumpukan bantal, atau berpegangan pada bagian kepala ranjang untuk menopang tubuhnya.Sama seperti posisi merangkak, posisi ini bisa menjaga panggul ibu tetap terbuka. Selain itu, posisi ini dapat membuat ibu lebih rileks sehingga bisa memudahkan proses persalinan.
9. Posisi Melahirkan Berdiri dengan Satu Kaki Terangkat (Lunging)
Posisi saat melahirkan yang bisa dicoba adalah posisi berdiri dengan satu kaki diangkat. Selain memudahkan persalinan, posisi ini dapat meredakan rasa tidak nyaman di bagian punggung bawah.Untuk melakukannya, berdirilah di dekat kursi yang tidak terlalu tinggi, lalu angkat salah satu kaki dan letakkan di kursi tersebut sehingga panggul dapat terbuka lebar.
10. Posisi Melahirkan Duduk
Posisi melahirkan dengan cara duduk dapat dilakukan di tahap 1 persalinan. Anda bisa duduk tegak dengan kaki terbuka di atas birthing ball atau duduk di birthing ball sambil bersandar ke benda di depan Anda (misalnya kursi).Posisi ini dapat membantu memperlancar pembukaan serviks atau jalan lahir. Posisi ini juga akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan rileks sekaligus meredakan nyeri punggung.
Alternatif lainnya untuk posisi duduk adalah menggunakan kursi yang memiliki sandaran. Anda dapat duduk menghadap ke belakang dan memeluk bagian sandaran kursi. Posisi ini juga bisa membantu proses pembukaan sekaligus memberi kesempatan sang ibu untuk beristirahat.
Perlu dipahami bahwa semua posisi melahirkan di atas adalah untuk persalinan normal dan tidak ada kendala pada janin maupun ibu hamil. Apabila diketahui terdapat kendala medis seperti pembukaan yang melambat atau terjadi distosia (persalinan macet), maka kemungkinan Anda tidak bisa leluasa untuk memilih posisi melahirkan.
Dokter tentunya akan memberikan penanganan dan instruksi terkait posisi melahirkan yang lebih tepat. Bisa juga menggunakan alat bantu persalinan seperti vakum dan forsep atau menyarankan operasi caesar untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno