Menuju konten utama

10 Pakaian Adat Jawa Barat Beserta Gambar dan Keunikannya

Berikut ini daftar nama pakaian adat Jawa Barat dan gambarnya beserta penjelasan tentang keunikannya masing-masing.

10 Pakaian Adat Jawa Barat Beserta Gambar dan Keunikannya
Model memperagakan busana kebaya pada acara Pasanggiri Anggon Kebaya Sunda Sinjang Batik Tasikan di Trans Mart, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (25/10/2022). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.

tirto.id - Pakaian adat Jawa Barat ada beberapa macam, baik untuk perempuan maupun laki-laki. Masing-masing dari pakaian adat Jawa Barat itu memiliki keunikan dan nama khusus.

Sejumlah nama pakaian adat Jawa Barat misalnya adalah kebaya Sunda, baju bedahan, pangsi, jas buka parangwedana, baju menak, pakaian mojang jaka, dan lain sebagainya.

Ada juga pelengkap baju adat Jawa Barat berbentuk kain dan sabuk, seperti karembong, beubeur, dan kain kebat batik lereng prada. Di luar yang sudah disebutkan, masih banyak lagi nama pakaian adat Jawa Barat lainnya.

Setiap jenis memiliki keunikan dan ciri khas yang dipengaruhi oleh budaya Sunda, Betawi, hingga Cirebon. Namun, baju adat Sunda lebih banyak variannya.

Terkait apa keunikan dari pakaian adat Jawa Barat, secara umum dapat dilihat dari detail desain, ornamen, warna, hingga fungsi pemakaiannya.

Keunikan pakaian adat Jawa Barat tampak pula di ornamen, motif, dan desainnya, yang mengandung makna filosofis atau sekadar penggambaran keindahan alam.

Nama-nama Pakaian Adat Jawa Barat

Setidaknya ada belasan nama pakaian adat Jawa Barat yang diakui saat ini. Pakaian adat itu berupa baju atasan dan bawahan, kain, hiasan kepala, kain, dan alas kaki.

Berikut daftar nama pakaian adat Jawa Barat yang dikenakan dari kepala hingga kaki:

  1. Kebaya Sunda
  2. Baju bedahan
  3. Baju kampret
  4. Jas buka prangwedana
  5. Baju menak
  6. Mojang jajaka
  7. Karembong
  8. Bendo
  9. Beubeur
  10. Kain batik kebat lereng eneng prada
  11. Siger Sunda
  12. Kelom geulis (sandal).

Menurut R. Toto Sugiarto, dkk. dalam Ensiklopedi Pakaian Nusantara: D. K. I. Jakarta hingga Kalimantan Tengah (2021), sesuai tradisi di masa lalu, beragam jenis pakaian adat Jawa Barat dapat dibedakan berdasarkan tiga tingkat status sosial pemakainya.

Level paling bawah adalah pakaian untuk rakyat biasa. Pakaian adat untuk rakyat biasa ini memiliki desain yang sederhana. Biasanya berupa baju motif polos dan atasan.

Selain itu, rakyat biasa di Jawa Barat juga mengenakan ikat kepala dari kain atau tutup kepala dari anyaman bambu bernama dudukuy. Di Jawa Tengah, Yogya, dan Jawa Timur, aksesoris semacam dudukuy juga dikenal dengan nama caping.

Kemudian, ada pakaian adat Jawa Barat untuk kaum menengah ke atas. Salah satu nama pakaian adat Jawa Barat kategori ini, baju bedahan. Bentuk pakaiannya lebih rapi, formal, dan dilengkapi beberapa aksesori, termasuk arloji saku.

Terakhir, pakaian untuk kaum bangsawan yang biasanya terbuat dari bahan mahal, serta dilengkapi beragam motif dan aksesori khusus. Contoh nama pakaian adat di Jawa Barat untuk kaum bangsawan ialah baju menak.

10 Pakaian Adat Jawa Barat dan Keunikannya

Berikut ini daftar 10 nama pakaian adat Jawa Barat dan penjelasan keunikannya beserta gambar:

1. Kebaya Sunda

Kebaya Sunda atau kabaya adalah pakaian adat Jawa Barat untuk perempuan. Dari segi bentuk, kebaya Sunda memang sekilas memiliki bentuk mirip Kebaya Jawa.

Namun, keunikanKebaya Sunda terdapat pada bentuk kerahnya yang berupa setengah lingkaran seperti huruf U. Sementara itu, kerah di Kebaya Sunda umumnya berbentuk segitiga atau mirip huruf V (v-neck).

Perbedaan lainnya, Kebaya Sunda biasanya memiliki ukuran yang lebih panjang dibanding Kebaya Jawa. Berikut foto yang menunjukkan gambar Kebaya Sunda:

Kebaya Sunda

Model memperagakan busana kebaya pada acara Pasanggiri Anggon Kebaya Sunda Sinjang Batik Tasikan di Trans Mart, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (25/10/2022). Lomba fashion show kebaya dengan perpaduan bordir dan kain batik itu, diikuti 46 peserta se-Kota Tasikmalaya tersebut dalam rangka meningkatkan minat berpakaian kebaya dan batik. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/agr

2. Baju Bedahan

Baju Bedahan adalah pakaian adat Sunda yang biasa dipakai kalangan menengah ke atas. Pada masa kolonial, Baju Bedahan menjadi pakaian resmi pegawai negeri Hindia Belanda.

Dornelia Jane Benny, dkk. dalam Pakaian Tradisional Daerah Jawa Barat (1988) menyebut bahwa pada masa lalu baju bedahan hanya tersedia dalam warna putih.

Baju Bedahan termasuk pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki. Bentuknya mirip dengan beskap di Jawa, tetapi tampilannya polos dan berwarna cerah.

Bagian tengah baju bedahan dihiasi kancing-kancing bulat berwarna emas atau perak. Umumnya, masyarakat Jawa Barat mengenakan baju bedahan dengan kain batik, tutup kepala, dan selop.

3. Baju Pangsi

Baju pangsi adalah pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki. Baju adat Jawa Barat ini tidak hanya dikenakan oleh masyarakat Sunda, tetapi juga warga Suku Betawi dan Baduy.

Dikutip dari laman Pemerintah Kota Bogor, baju pangsi disebut sebagai baju kampret oleh masyarakat Baduy. Pakaian adat ini biasanya dikenakan oleh masyarakat biasa.

Bentuk baju pangsi berupa setelan kemeja dan celana longgar. Baju pangsi khas Sunda dan Betawi cenderung memiliki warna yang lebih beragam daripada baju kampret.

Baju pangsi umumnya bisa berwarna hitam, merah, biru, hijau, atau putih. Adapun baju kampret biasanya berwarna hitam gelap.

Berikut foto yang menunjukkan gambar baju pangsi:

PANGSI PAKAIAN SUNDA

Ilustrasi. Pengunjung mengenakan Pangsi yang merupakan pakaian khas masyarakat Sunda pada acara Bandung Lautan Pangsi di Balaikota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/4). ANTARA FOTO/Agus Bebeng.

4. Jas Buka Prangwedana

Jas buka prangwedana adalah pakaian adat Jawa Barat untuk pengantin pria. Penggunaan jas buka prangwedana ini melambangkan kewibawaan laki-laki.

Jika dilihat sekilas, bentuk jas buka prangwedana mirip seperti pakaian pengantin Jawa, yakni jawi jangkep. Namun, keduanya merupakan pakaian adat yang berbeda.

Tidak seperti jawi jangkep, jas buka prangwedana memiliki potongan bawah yang lebih panjang. Beberapa jenis jas buka prangwedana bahkan menjutai hingga pangkal paha.

Keunikan jas buka prangwedana terlihat dari ornamen yang terdapat di sekeliling bukaan dan bagian tangan. Ornamen tersebut disulam menggunakan benang emas yang kontras dengan warna jas.

Jas buka prangwedana umumnya berwarna gelap, seperti hitam, biru dongker, dan merah marun. Belakangan, jas buka prangwedana juga dibuat dengan kelir cerah, seperti putih gading dan krem.

5. Baju Menak

Baju Menak adalah baju yang dikenakan oleh bangsawan di Jawa Barat. Keunikan Baju Menak tampak dari desain mewah dan bahannya yang berasal dari beludru hitam.

Baju Menak untuk laki-laki berupa jas dilengkapi kain batik rereng parang dan penutup kepala. Jas menak berkerah serta dihiasi sulaman-sulaman benang emas di bagian depan dan ujung lengan.

Sementara itu, Baju Menak untuk perempuan berupa kebaya menak. Sama seperti pria, baju menak wanita juga dibuat dari kain beludru hitam dan dihiasi sulaman benang emas serta manik-manik.

Bagian bawah baju menak untuk perempuan juga dilengkapi kain batik panjang bermotif rereng parang. Selain itu, terdapat juga berbagai aksesori mulai dari tutup kepala, sabuk emas, manik-manik, dan hiasan lain dari emas atau berlian.

6. Mojang Jajaka

Mojang jajaka adalah pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Mojang jajaka untuk laki-laki berupa jas, sedangkan bagi wanita dalam bentuk kebaya.

Namun, berbeda dengan jas maupun kebaya pernikahan, pakaian mojang jajaka memiliki desain jauh lebih sederhana. Alih-alih dihiasi banyak motif dan sulaman, mojang jajaka hadir dengan kain yang lebih polos tanpa motif atau sedikit motif.

Pakaian mojang jajaka untuk pria maupun wanita biasanya dipakai dengan kain batik dan bros sederhana. Berikut foto yang menunjukkan gambar mojang jajaka:

Mojang jajaka

Para Jajaka dan Mojang (bujang-gadis) Kota Bogor saat bertugas pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Bogor memperingati Hari Jadi Ke-535 Kota Bogor 3 Juni Tahun 2017. (ANTARA FOTO/M.Tohamaksun).

7. Karembong

Karembong adalah kain khusus yang dikenakan masyarakat Jawa Barat untuk melengkapi pakaian adat. Mengutip laman Kebudayaan Kemdikbud, karembong adalah kain selendang yang wajib dimiliki kaum wanita Baduy.

Namun, karembong hanya dikenakan oleh wanita yang sudah remaja dan telah beranjak dewasa. Fungsi karembong adalah menutupi bagian dada sampai pinggang.

Karembong biasa dikenakan sehari-hari atau saat upacara adat. Cara menggunakan kain karembong adalah dililitkan sebanyak dua kali putaran di bagian dada. Kemudian, kedua ujung karembong yang tersisa diikat kencang agar tidak mudah lepas. Saat dikenakan di upacara adat, ikat tersebut biasanya dihiasi dengan aksesori menjuntai.

Berikut foto yang menunjukkan gambar karembong:

Karembong

Karembong. FOTO/kebudayaan.kemdikbud.go.id/

8. Bendo

Bendo adalah pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki yang berupa penutup kepala. Jika dilihat sekilas, bentuk Bendo mirip blangkon di Yogya. Namun bendo tidak memiliki cepol dan pemakaiannya pun dengan cara diikat.

Bendo biasanya dibuat dari kain batik dengan berbagai motif. Namun, ada juga bendo yang didesain khusus memiliki motif kombinasi batik dan lainnya.

Bendo biasanya dikenakan pada acara-acara besar, seperti pernikahan atau upacara adat. Bendo sering kali dipakai bersama jas buka prangwedana dan baju bedahan.

9. Beubeur

Beubeur adalah pakaian adat Jawa Barat untuk perempuan yang berupa ikat pinggang. Ia dibuat dari kain kebat atau kain tenun.

Bebeur biasa dikenakan saat acara-acara besar seperti pernikahan dan dikombinasikan dengan kebaya. Fungsi beubeur sebagai aksesori yang menunjang penampilan wanita.

10. Kain Batik Kebat Lereng Eneng Prada

Kain batik kebat lereng eneng prada adalah kain batik istimewa yang biasanya dikenakan para pengantin Jawa Barat. Kain batik ini memiliki motif geometris yang unik mirip seperti batik sidomukti. Kain batik kebat lereng eneng prada biasanya dikenakan bersama kebaya dan jas oleh pasangan pengantin.

Motif kain batik kebat lereng eneng prada memiliki makna harapan agar kedua mempelai bisa membangun rumah tangga dengan baik.

Dahulu, kain batik kebat lereng eneng prada hanya tersedia dalam warna yang terbatas, yaitu coklat, hitam putih, atau warna gelap lainnya. Kini, kain batik kebat lereng eneng prada sudah diproduksi dengan warna lebih beragam, seperti krem, pastel, dan merah.

Berikut foto yang memperlihatkan gambar kain batik kebat lereng eneng prada:

Kain batik kebat lereng eneng prada

Kain batik kebat lereng eneng prada

Aksesoris Pakaian Adat Jawa Barat

Ada banyak jenis aksesoris pakaian adat Jawa Barat. Di antara contohnya adalah Kelom Geulis dan Siger Sunda.

Kelom Geulis adalah aksesoris berupa sandal dari kayu. Adapun Siger Sunda merupakan hiasan kepala mirip mahkota untuk pengantin perempuan.

Berikut ini penjelasan keunikan Siger Sunda dan Kelom Geulis beserta gambarnya:

1. Siger Sunda

Siger Sunda adalah hiasan untuk kepala perempuan berbentuk seperti mahkota. Biasanya ia dikenakan pengantin perempuan dalam upacara pernikahan adat Sunda.

Amelia Prihanto dan Novi Arimuko dalam Sang Puteri Inspirasi Modern Pengantin Jawa dan Madura (2015) menjelaskan Siger awalnya hanya digunakan oleh bangsawan.

Namun, saat ini Siger Sunda sudah biasa dikenakan semua kalangan, khususnya saat acara pernikahan adat Sunda.

Keunikan Siger Sunda berasal dari bahan pembuatannya. Berbeda dengan siger Lampung yang dibuat dari emas, Siger Sunda terbuat dari logam putih.

Ukiran-ukiran yang menghiasai Siger Sunda biasanya mengadaptasi motif tumbuhan atau alam. Penggunaan Siger Sunda pada pengantin wanita melambangkan kebijaksanaan dan kehormatan.

Berikut foto yang menunjukkan gambar Siger Sunda:

Siger Sunda

Pasangan selebritas Ali Syakieb dan Margin Wieheerm usai melangsungkan akad nikah di Gedong Putih, Bandung, Sabtu (6/2/2021). Instagram Story/ @nsyakieb85

2. Kelom Geulis

Kelom geulis merupakan alas kaki untuk perempuan yang menjadi aksesoris pakaian adat di Jawa Barat.

Mengutip laman Kebudayaan Kemdikbud, istilah kelom geulis berasal dari bahasa Belanda 'kelompen'. Jika diterjemahkan, kelompen artinya sandal kayu.

Sesuai namanya, kelom geulis berupa sandal kayu yang diberi sabuk pengikat. Keunikan kelom geulis terlihat dari motifnya yang berupa bunga atau tumbuh-tumbuhan. Pada saat dikenakan, kolom geulis bisa menghasilkan bunyi ketukan yang ritmis.

Berikut foto yang memperlihatkan gambar Kelom Geulis:

Kelom Geulis

Pekerja menyelesaikan produksi sandal ciri khas Kota Tasikmalaya Kelom Geulis di rumah produksinya , di Kota Tasikmalaya, Jabar, Kamis (27/6). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Baca juga artikel terkait BAJU ADAT atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Addi M Idhom