Menuju konten utama

Kenali 12 Motif Batik & Filosofinya: Kawung hingga Mega Mendung

Ada macam-macam motif batik Indonesia Indonesia serta filosofi motif batik. Berikut ini akan dijelaskan 12 jenis motif batik yang ada di Indonesia.

Kenali 12 Motif Batik & Filosofinya: Kawung hingga Mega Mendung
Perajin menyelesaikan pembuatan kue brownies motif batik di Desa Besuk, Kediri, Jawa Timur, Kamis (4/3/2021). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.

tirto.id - United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Hal itu pula yang mendasari Hari Batik Nasional jatuh setiap tanggal 2 Oktober.

Terdapat beragam gambar motif batik di Indonesia, di mana gambar batik dan asal daerahnya masing-masing memiliki filosofi motif batik sendiri.

Batik sendiri mulai dikenal oleh masyarakat luar negeri sejak diperkenalkan oleh presiden kedua Indonesia Soeharto pada pertengahan tahun 80-an dengan memberikan batik sebagai cinderamata bagi tamu-tamu negara.

Pada awal kemunculannya, macam-macam motif batik terbentuk dari simbol-simbol yang bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pembuatan batik pun juga tidak terbatas dengan menggunakan canting atau biasa disebut batik tulis.

Jenis motif batik yang paling mudah membuatnya dikenal sebagai batik cap yang dibuat menggunakan cap atau alat semacam stempel muncul untuk mempercepat waktu pembuatan batik.

Namun, batik cap kurang dianggap memiliki nilai seni dan dihargai dengan murah dibandingkan dengan batik tulis.

Berikut ini adalah motif batik Indonesia yang sebaiknya kita pahami.

10 Motif Batik Indonesia & Filosofinya

1. Batik Parang

Batik Parang

Batik Parang. foto/SItockphoto

Parang memiliki arti pisau atau pedang, yang memiliki pola miring atau diagonal. Beberapa jenis motif batik Parang ini di antaranya, Parang Rusak, Parang Barong, Parang Kusumo, Parang Kecil, Parang Slobog dan Parang Klitik.

Jenis batik ini sudah ada sejak zaman Keraton Mataram Kartasuro (Solo). Tetapi, tidak semua motif boleh dipakai pada zaman dulu.

Misalnya Parang Rusak yang boleh dikenakan penguasa dan ksatria atau Parang Barong yang hanya boleh digunakan oleh raja pada acara-acara tertentu saja.

2. Batik Sogan

Motif batik Sogan pada umumnya arsirannya mengikuti pola klasik wilayah kerajaan, yaitu Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo.

Dikutip laman Perpustakaan Universitas Brawijaya, yang membedakan motif batik Sogan Yogya dan Solo terletak pada warnanya. Untuk sogan Yogya didominasi dengan warna coklat tua, hitam dan putih. Sedangkan sogan solo dominan berwarna oranye muda dan coklat.

Penyebutan batik Sogan karena proses pewarnaannya yang dicelup menggunakan bahan alami, yakni kayu pohon Soga. Warna-warna klasik batik Sogan ini pun sarat dengan makna.

Dalam Serat Wirid Hidayat Jati dijelaskan, warna kekuningan keemasan merupakan bagian dari simbol keraton bangsa burung, bangsa makhluk penerbang, warna lokus dari perjalanan rohani setelah tersingkapnya alam Siriyah.

Corak warna tersebut merupakan simbol-simbol yang telah dikenal sebelum hadirnya Islam di tanah Jawa, dan dalam perkembangannya kemudian diolah kembali oleh para Wali Songo.

3. BatikMotif Kawung

Batik Kawung

Batik Kawung. foto/IStockphoto

Motif batik Kawung terinspirasi buah kolang kaling. Bentuk kolang kaling yang lonjong tersebut disusun empat sisi membentuk lingkaran.

Sebagaimana dikutip laman Pemerintah Kulon Progo, motif batik Kawung sering diidentikan dengan motif sepuluh sen kuno, karena bentuknya yang bulat dengan lubang ditengahnya. Motif ini berasal dan berkembang di Jawa Tengah dan Yogjakarta.

Biasanya motifnya sama, hanya bedanya pada hiasan atau aksennya saja. Batik ini juga termasuk motif batik Indonesia yang paling banyak dipakai.

Kawung memiliki pola dasar lingkaran yang saling memotong, menggambarkan buah dari pohon Aren. Batik yang berasal dari Jawa Tengah dan Solo ini sudah dikenal di Jawa sejak abad ke 13.

Motifnya bisa diartikan sebagai bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bunga teratai adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian.

4. Batik Gentongan

Batik gentongan disebut juga dengan batik Madura, di mana motifnya banyak menggunakan motif bunga dan daun.

Dalam situs Journal ISI Jogja disebutkan bahwa Pulau Madura dikenal sebagai pulau penghasil garam, hal ini pula yang mungkin menjadi alasan mengapa batik Madura banyak bercorak dengan titik–titik berwarna putih, seperti butiran garam yang dihasilkan di pulau Madura.

Untuk makna di balik motifnya, desain batik Madura terpengaruh oleh kepantaian pulau Madura. Warna merah, hijau, biru dan kuning menjadi simbol bagaimana batik madura menyesuaikan corak alam asli pulau Madura.

Dari segi warna, karakteristik warna batik Madura cenderung berani dan tegas, seperti warna merah, kuning, hijau, dan biru.

Merah sendiri bermakna seperti karakter masyarakat Madura yang kuat dan keras, kuning memiliki makna bulir-bulir padi pertanian, di mana penduduk Madura banyak yang bekerja sebagai petani.

Sementara hijau melambangkan warna religi dari beberapa kerajaan Islam yang didirikan dan berkembang di Madura, serta warna biru melambangkan warna laut yang mengelilingi sekitar pulau Madura.

5. Batik Sekar Jagad

Jenis batik ini berasal dari kata ‘Kar Jagad’ yang diambil dari bahasa Jawa, Kar berarti peta, Jagad artinya dunia, di mana jenis ini melambangkan keragaman seluruh dunia. Arti lainnya ada ‘Sekar’ yang berarti bunga dan ‘Jagad’ yang berarti dunia.

Jenis batik ini berasal dari Solo dan Yogyakarta. Karena polanya yang mirip peta dengan warna bervariasi biasanya memiliki makna keindahan serta keanekaragaman bunga di seluruh Dunia.

Motif sekar jagad baik dalam guratan batik klasik maupun batik modern memiliki ornamen utama berupa pulau-pulau yang menyatu dengan aneka ragam dan warna yang berbeda-beda.

6. Batik Pring Sedapur

Motif ini identik dengan motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Batik bambu memberikan makna ketentraman, keteduhan dan kerukunan.

Selain itu, bambu/pring juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain, sejak lahir sampai mati.

7. Batik Lasem

Batik Lasem

Batik Lasem. (FOTO/iStockphoto)

Sejarah Batik Lasem ditengarai berkaitan dengan sejarah kedatangan Laksamana Cheng Ho di Jawa pada 1413. Secara umum Batik Lasem hanya mempunyai dua motif utama yaitu motif Tionghoa dan non Tionghoa, saat ini bahkan sering dimodifikasi menjadi batik modern.

Motif Tionghoa seperti motif Burung Hong (Lok Can), Naga, Kilin, Ayam Hutan dan sebagainya. Sementara untuk jenis non Tionghoa, bermotif Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/ Watu Pecah, Pasiran dan lainnya.

8. Motif Batik geblek renteng

Batik Geblek Renteng

Batik Geblek Renteng. (FOTO/iStockphoto)

Geblek makanan olahan dari singkong dan merupakan satu makanan khas yang menjadi identitas Kulon Progo, sementara renteng berarti rentengan atau ikatan satu sama lain saat digoreng.

Motif geblek renteng adalah motif batik dari hasil lomba desain batik khas Kulonprogo yang diadakan tahun 2012 lalu.

Saat ini, motif ini semakin popular setelah pada hari-hari tertentu seluruh pegawai di Pemkab Kulon Progo dan siswa sekolah diwajibkan untuk memakainya, demikian sebagaimana dikutip laman Pemerintah Kulon Progo.

9. Batik Mega Mendung

Batik Megamendung

Pakaian selam bermotif batik Megamendung Cirebon di Pameran Deep and Extreme 2016 yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta 31 Maret sampai 3 April. (ANTARA News/Monalisa)

Jenis batik Mega Mendung merupakan sebuah hasil asimilasi budaya antara penduduk Cirebon dan masyarakat China yang berasal dari Cirebon.

Motifnya menyerupai awan dengan warna yang menggambarkan nuansa mendung serta berupa garis-garis lengkung yang membentuk gambar awan yang menggumpal. Batik ini didominasi dengan warna biru, putih dan abu-abu.

10. Batik Tujuh Rupa

Motif batik yang biasanya bergambar hewan dan tumbuhan ini diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis China.

Batik ini menjadi khas karena adanya percampuran budaya di mana Pekalongan dulunya merupakan tempat transit para pedagang dari banyak negara, kekhasannya terdapat pada motif Jlamprang, motif Buketan, motif Terang Bulan, motif Semen, motif Pisan Bali, dan motif Lung-lungan.

11. Motif batik Simbut

Batik simbut

Batik simbut. (FOTO/kulonprogokab.go.id)

Motif Simbut berasal dari suku Badui pedalaman di Sunda yang kental dengan peradaban lama. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk badui yang menerima modernitas mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten.

Motif batik Simbut berbentuk daun yang menyerupai daun talas.

12. Batik Modern

Batik Modern

Batik Modern. foto/sitockphoto

Tren busana batik saat ini lebih modern dan inovatif dengan paduan motif batik yang semakin beragam. Salah satu batik modern yang populer adalah motif Betawi.

Para desainer memodifikasi batik menjadi modern salah satunya untuk mempromosikan kekayaan budaya, potensi pariwisata, dan perdagangan Indonesia ke beberapa Negara dan masyarakat dunia.

Baca juga artikel terkait BATIK atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Dhita Koesno