tirto.id - Sebagai warisan budaya, batik mengalami evolusi dalam hal motif. Sejak pertama kali dibuat pada masa kerajaan Majapahit dan perkembangannya berlanjut di masa kerajaan Mataram, hingga kini, ragam corak batik kian beragam.
Menurut Sejarah Batik Indonesia, temuan yang menunjukkan bahwa kerajaan Majapahit adalah yang pertama kali membuat batik di Nusantara terletak pada sisa-sisa peninggalan batik di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekarang Tulungagung), yang merupakan bekas wilayah kerajaan Majapahit.
Sementara Ismadi, dalam makalah “Evolusi Batik Dahulu dan Sekarang” mengatakan, baru pada sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-1,9 batik mulai dikenal oleh masyarakat di luar lingkup keraton, dan hingga saat ini dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan, batik mulai dikenal oleh masyarakat luar negeri sejak diperkenalkan Presiden Kedua Indonesia, Soeharto, pada pertengahan tahun 80-an dengan memberikan batik sebagai cinderamata bagi tamu-tamu negara.
Tak hanya itu, Presiden Soeharto juga mengenakan batik saat menghadiri konferensi PBB yang membuat batik semakin terkenal. Sejak pengukuhan batik menjadi warisan budaya Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009 – yang kini rutin diperingati sebagai Hari Batik Nasional, perkembangan batik di Indonesia makin pesat.
Indonesia sendiri memiliki beragam jenis batik, salah satunya adalah Batik Tiga Negeri (BTN). Sesuai namanya, batik tiga negeri dibuat di tiga daerah, yakni Lasem, Solo, dan Pekalongan. Harga batik tiga negeri cukup mahal karena proses pengerjaannya yang lama dan rumit. Kini, produksi batik jenis ini masih berlangsung tapi denyutnya makin melemah.
Pada peringatan Hari Batik yang jatuh pada hari ini, berikut Tirto telah merangkum beberapa motif batik dari berbagai wilayah di Indonesia.
Batik Kawung
Motif batik kawung ini mungkin begitu dikenal oleh kakek-kakek kita sejak dahulu. Menurut laman resmi Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, motif ini adalah salah satu motif batik tertua di Indonesia. Dulu, motif ini hanya bisa digunakan oleh orang-orang kerajaan sebagai kain sarung raja atau permaisurinya.
Motif batik Kawung mempunyai pola bulatan yang serupa dengan buah kawung (semacam buah kelapa atau sering juga disebut sebagai buah kolang-kaling) yang tertata rapi secara geometris. Dalam bentuk lain, motif batik kawung ini dapat direpresentasikan sebagai gambar bunga teratai dengan empat helai daun bunga yang merekah. Lotus atau teratai adalah bunga yang melambangkan umur panjang serta kesucian.
Mega Mendung
Sesuai dengan namanya, batik asal Cirebon ini memiliki motif layaknya gumpalan awan di langit luas. Motif gumpalan awan tersebut diperindah dengan menggunakan tujuh gradasi warna yang seolah-olah menciptakan nuansa mendung.
Motif ini disesuaikan dengan namanya, “Mega” yang berarti awan dan “Mendung” yang berarti langit kelabu penanda akan turun hujan. Filosofi dari batik ini adalah bahwa manusia harus bisa meredam gejolak amarahnya dalam kondisi dan situasi apa pun.
Batik Gurdo Pisang Bali
Batik motif Gurdo Pisang Bali dikerjakan menggunakan teknik tulis dengan menggunakan pewarna alami. Motif gurdo melambangkan dunia atas atau yang dipersonifikasikan akan keyakinan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Menurut Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian, motif Gurdo Pisang Bali melambangkan harapan, doa, dan keselamatan. Bahwa dalam berkehidupan, sebelum kita meninggalkan karya terbaik untuk diri kita dan orang lain, maka kita wajib memerangi tantangan yang senantiasa muncul.
Batik Tujuh Rupa
Selain Solo, Pekalongan juga merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai tempat pengrajin batik. Sedikit berbeda dengan kebanyakan motif batik, motif batik asal Pekalongan biasanya didominasi dengan motif hewan atau tumbuhan.
Seperti halnya batik tujuh rupa ini, motifnya sangat kental dengan nuansa alam. Filosofi dari batik ini adalah ikatan kebudayaan leluhur yang mana kala itu Pekalongan merupakan wilayah transit perdagangan.
Batik Lasem
Batik Lasem merupakan jenis batik yang berasal dari Lasem, Kabupaten Rembang. Sedikit mirip dengan batik Pekalongan, batik Lasem termasuk dalam macam macam batik yang mendapat pengaruh dari kebudayaan luar.
Pasalanya, daerah Lasem merupakan daerah yang diketahui pertama kali menerima kedatangan Tionghoa‒inilah kenapa warnanya didominasi merah. Filosofi dari batik ini sendiri adalah persatuan dan akulturasi dari Tionghoa pendatang dan masyarakat setempat.
Batik Gentongan
Motif Gentongan berbeda dengan batik lainnya. Batik asal madura ini menggunakan motif abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya. Warna batik Gentongan biasanya mengambil warna terang seperti merah, kuning, hijau, atau ungu.
Batik Gentongan sendiri diambil dari gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik pada cairan warna.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto