Menuju konten utama

Sejarah Hari Batik Nasional yang Dirayakan Setiap 2 Oktober

Sejarah Hari Batik Nasional diinisiasi ketika batik diakui pada saat sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda yang diselenggarakan UNESCO

Sejarah Hari Batik Nasional yang Dirayakan Setiap 2 Oktober
Pekerja menyelesaikan pembuatan batik tulis di rumah produksi Agnesha, Kampun Ciroyom, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

tirto.id - Sejarah Hari Batik Nasional yang dirayakan setiap tahunnya pada 2 Oktober, berawal saat batik masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda UNESCO (ICH).

Sejarah Hari Batik Nasional diinisiasi ketika batik diakui pada saat sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi, sembilan tahun lalu, 2 Oktober 2009. Acara tersebut mengakui batik, wayang, keris, noken, dan tari saman sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia oleh UNESCO (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).

Pengakuan dari UNESCO ini adalah alasan masyarakat Indonesia menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Sementara itu, salam artikel “Sejarah Batik Indonesia” yang dimuat pada jabarprov.go.id, dituliskan bahwa sejarah pembatikan di Indonesia sudah dimulai pada masa kerajaan Majapahit. Pengembangannya kemudian berlanjut di masa kerajaan Mataram, lalu kerajaan Solo dan Yogyakarta. Namun, dulu kerajinan batik hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan atau priyayi, tidak untuk masyarakat biasa.

Bukti bahwa kerajaan Majapahit yang pertama kali menerapkan batik di Indonesia ada pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekrang Tulungagung) yang merupakan bekas wilayah kerajaan Majapahit.

Seiring dengan berkembangnya zaman, batik pun semakin lama mulai dikenalkan pada masyarakat biasa. Dalam makalah “Evolusi Batik Dahulu dan Sekarang,” Ismadi mengatakan pada sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19 batik mulai dikenal oleh masyarakat di luar keraton, dan hingga saat ini dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.

Indonesia memiliki beragam jenis batik, salah satunya adalah Batik Tiga Negeri (BTN). Sesuai namanya, batik tiga negeri dibuat di tiga negeri atau daerah, yakni Lasem, Solo, dan Pekalongan. Harga batik tiga negeri cukup mahal karena proses pengerjaannya yang lama dan rumit. Kini, produksi batik jenis ini masih berlangsung tapi denyutnya makin melemah.

Pada Hari Batik Nasional ini, sejumlah gerai makanan, minuman, tempat wisata, perusahaan seperti Honda Royal Kenjeren ramai-ramai memberikan diskon bagi para pelanggannya dengan syarat utama menggunakan baju batik.

Baca juga artikel terkait HARI BATIK NASIONAL atau tulisan lainnya dari Nuraini Ika

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nuraini Ika
Editor: Yulaika Ramadhani