tirto.id - Kader Nahdlatul Ulama (NU), Zainul Maarif, meminta maaf kepada masyarakat Indonesia setelah bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog beberapa waktu lalu. Hal itu disampaikan Zainul dalam surat pernyataan yang diterima Tirto.
"Saya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, umat Islam, warga Nahdlatul Ulama dan institusi-institusi di mana saya bekerja atau berorganisasi atas ketidaknyamanan yang terjadi setelah saya bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, tanggal 3 Juli 2024," kata Zainul, Jumat (19/7/2024).
Zainul mengeklaim pertemuan itu hanya kegiatan tambahan dari kegiatan inti penelitian lapangan dan dialog lintas iman untuk perdamaian. Agenda tersebut diselenggarakan di Palestina dan Israel pada 30 Juni-5 Juli 2024.
"Penelitian yang saya lakukan mengenai 'Kehidupan Muslim di Israel', mengingat kondisi muslim di Palestina, khususnya di Gaza, sudah banyak dibahas," kata Zainul.
Lebih lanjut, Zainul mengakui berangkat dari Indonesia ke Palestina dan Israel tidak hanya bersama teman-teman muslim tetapi juga dengan rekan beragama katolik, kristen, dan yahudi. Setibanya di Palestina dan Israel, Zainul mengaku menemui tokoh lintas iman.
Selain menemui tokoh tersebut, Zainul juga menemui warga sipil Palestina dan Israel. Kemudian, ia berkesempatan bertemu dengan Isaac Herzog.
"Dalam pertemuan dengan Presiden Israel selama kurang lebih 20-30 menit, kami rombongan lintas iman dari Indonesia, hadir menunjukkan kebhinekaan Indonesia yang hidup rukun, serta mengungkapkan pesan perdamaian," ungkap Zainul.
Kepada Isaac, Zainul mengaku menyampaikan pesan perdamaian. Penyampaian pesan ini dinilai berarti meminta Israel menghentikan serangannya terhadap warga Palestina.
"Ketika meminta Presiden Israel untuk tidak memerangi warga Palestina lagi, saya menyadari diri saya bukan siapa-siapa untuk bisa mempengaruhinya. Namun, saya merasa perlu memanfaatkan kesempatan untuk menjalankan ajaran Islam berupa hadits Nabi Muhammad SAW, yang artinya 'jihad terbaik adalah menyampaikan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim'," sebut Zainul.
Lebih lanjut, Zainul menilai Isaac Herzog merupakan pimpinan yang hanya sebatas simbolis. Meski demikian, Isaac disebut tetap seorang pimpinan Israel. Karena itu, Zainul menyampaikan pesan damai kepada Isaac.
"Lagipula saya bukan politisi, melainkan salah satu orang rombongan lintas iman Indonesia. Oleh sebab itu, yang saya sampaikan hanya menyelarasi pesan moral agama saya, yaitu lslam, yang seakar dengan salam, yang berarti damai," tutur Zainul.
"Semoga cahaya kecil sekalipun bisa memberikan penerangan. Semoga negosiasi rezim Netanyahu terhadap warga Palestina berakhir. Semoga kemerdekaan Palestina terkaih tanpa pertumpahan darah. Semoga kedamaian hidup dirasakan oleh orang-orang dizalimi," pungkas Zainul.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Intan Umbari Prihatin