Menuju konten utama

Yunani Relokasi 2.031 Pengungsi dari Kamp Idomeni

Yunani memulai relokasi pengungsi tahap pertama dari kamp Idomeni di perbatasan dengan Macedonia. Relokasi tahap pertama direncanakan akan memindahkan 2.031 orang ke kamp pengungsi yang lebih baik di Yunani Utara. Sebagian besar pengungsi menerima pemindahan ini, sehingga relokasi berjalan aman tanpa kekerasan, di tengah-tengah kawalan polisi Yunani.

Yunani Relokasi 2.031 Pengungsi dari Kamp Idomeni
Anak-anak bermain di kamp darurat untuk migran dan pengungsi di perbatasan Yunani-Makedonia dekat desa Idomeni, Yunani, Selasa (29/3). Antara foto/Reuters/Marko Djurica

tirto.id - Polisi Yunani memindahkan sekitar 2.031 pengungsi dari kamp Idomeni, perbatasan Yunani dan Macedonia, pada Selasa pagi, (24/05/2016). Kementerian Urusan Masyarakat Yunani mengatakan, para pengungsi tersebut akan dipindahkan ke instalasi yang lebih baik di Yunani Utara.

Pemindahan tahap pertama itu berjalan dengan damai tanpa insiden kekerasan dan gangguan apapun. Sebanyak 42 bus dikerahkan untuk mengangkut para pengungsi.

"Takkan ada operasi militer dan penggunaan kekerasan dalam pemindahan pengungsi ke pusat penampungan yang dikelola dengan baik," kata Yorgos Kyritsis, Juru Bicara Komite Koordinasi Pengungsi sebelumnya di Athena kepada Xinhua, seperti dipantau oleh Antara.

Pemerintah Yunani merancang pengamanan ketat terhadap operasi pemindahan yang akan dilanjutkan pada Rabu, (25/05/2016), dan beberapa hari setelahnya. Sejumlah 1.400 polisi anti huru-hara diturunkan di sekeliling kamp berstatus tak resmi itu, yang sebelumnya sudah disterilkan dari pengungsi dan media. Hanya kantor berita Yunani, AMNA, dan lembaga penyiaran negara, ERT, yang diberikan akses masuk untuk meliput operasi tersebut.

Dari jarak sekitar enam kilometer dari kamp itu, staf Xinhua menyaksikan bus yang membawa pengungsi sementara pegiat dari seluruh Eropa menggelar protes terhadap operasi itu dengan mengibarkan spanduk yang berisi slogan seperti "Di mana hak asasi kita? Di mana kau Eropa?"

Kyritsis serta pejabat lain Yunani mengklaim bahwa para pengungsi telah yakin untuk meninggalkan Idomeni ke pusat penampungan yang baru didirikan dengan kondisi lebih manusiawi. Para pengungsi, menurut mereka, menyadari bahwa relokasi adalah opsi yang terbaik.

Sebanyak 8.400 orang, sampai Selasa, (24/05/2016) lalu, tinggal di tenda berlumpur di kamp tersebut dengan bantuan medis dan pangan yang tidak cukup dari organisasi non-pemerintah. Pada puncaknya, sebelum musim semi kamp itu menampung sebanyak 12.000 migran dan pengungsi.

Mereka termasuk di antara 54.000 orang yang telah terjebak di Yunani sejak pertengahan Februari, setelah penutupan perbatasan di sepanjang jalur Balkan menuju Eropa Tengah.

Sejauh ini, sebgaian besar pengungsi berkeras untuk tinggal di dekat tempat penyeberangan perbatasan dengan harapan bahwa perbatasan akan dibuka kembali. (ANT)

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra