Menuju konten utama

WIKA Optimistis Jalankan Aktivitas Operasi pada Semester II-2020

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengaku optimis menjalankan aktivitas operasi memasuki Semester-II 2020.

WIKA Optimistis Jalankan Aktivitas Operasi pada Semester II-2020
Logo Wijaya Karya. wikimedia Commons/fair use

tirto.id - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menyebutkan, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak bagi proses bisnis perseroan, sehingga perlu dilakukan review terhadap target-target yang semula telah dicanangkan pada awal tahun.

Beberapa kondisi makro, seperti likuiditas keuangan yang ketat, peninjauan ulang terhadap anggaran pembangunan infrastruktur, dan terbatasnya arus mobilisasi sumber daya adalah sebagian dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap para pelaku bisnis di tanah air, termasuk WIKA.

Sejalan dengan digulirkannya fase adaptasi kebiasaan baru, WIKA mengaku memiliki optimisme baru untuk mengembalikan ritme bisnisnya di tengah berbagai tantangan yang terjadi, termasuk adanya penilaian dari sebagian pihak tentang peningkatan risiko terhadap bisnis Perseroan.

Selain itu, beberapa analis terkemuka, seperti: DBS Securities, RHB Research, dan Samuel Sekuritas Indonesia masih merekomendasikan Buy untuk saham WIKA dengan upside rata-rata 25 persen dan hal ini menunjukkan bahwa WIKA masih memiliki kapasitas untuk tetap tumbuh ke depan.

Rasio kemampuan arus kas WIKA dalam hal kewajiban utang jangka pendek atau Debt Service Coverage Ratio(DSCR) pada kuartal I-2020 tercatat berada pada angka 2,18x (level covenant minimal 1x).

Hal itu, terang WIKA, menunjukkan bahwa EBITDA Perseroan cukup untuk membayar utang berbunga yang jatuh tempo pada tahun yang sama.

Kemudian pada kuartal-I 2020, analisis tingkat utang Perseroan dari tinjauan Interest Coverage Ratio (ICR) berada pada besaran 3,18x (minimal level covenant 2x).

WIKA menegaskan, atas dasar itu proyeksi kemampuan WIKA untuk membayar utang berada pada ambang optimis bukan sebaliknya, menjadi kekhawatiran. Begitu pula pada parameter kondisi gearing ratio. WIKA pada kuartal-I 2020 berada pada posisi 1,04x (dari maksimal level covenant 2,5x).

“WIKA akan menjaga rasio utang tetap sehat di bawah level covenant,” ujar Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Kamis (16/7/2020).

Mahendra mengatakan, WIKA tetap akan mengedepankan asas prudential dan konsisten menjalankan aktivitas operasinya. Komitmen ini menjadi penting sebagai bagian dari membangun optimisme ke depan.

Hal yang menjadi dasar keyakinan itu, karena terkait beberapa poin. Pertama, masih tingginya kepercayaan pemerintah terhadap WIKA yang ditunjukkan dengan adanya beberapa proyek strategis yang ditawarkan.

Dan itu terbukti dengan keikutsertaan WIKA pada beberapa tender proyek pemerintah dengan total nilai mencapai Rp15 triliun.

Kedua, masih positifnya dukungan dari institusi-institusi keuangan nasional dan internasional bagi WIKA. Medio Juni lalu, Perseroan telah menandatangani kesepakatan kredit modal kerja dengan PT Bank Chinatrust Indonesia (CTBC Indonesia) dengan nilai Rp300 Miliar.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito dan Direktur Keuangan Ade Wahyu bersama Iwan Satawidinata selaku CEO CTBC Indonesia.

Kesepakatan dengan perbankan dari Taipei tersebut menunjukkan bahwa masih tingginya kepercayaan perbankan terhadap kinerja sektor konstruksi di tengah pandemi.

Menurut Mahendra, hal tersebut sekaligus mendukung upaya WIKA untuk mengembalikan ritme pembangunan proyek infrastruktur sejalan dengan pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru.

"Dengan demikian infrastruktur yang dibangun bisa segera memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas," ungkap Mahendra.

Kemudian poin ketiga, tambahnya, adalah kapasitas kontrak dihadapi Perseroan yang nilainya relatif besar. Hingga Mei 2020, Perseroan memiliki order book sebesar Rp80,71 triliun yang masih bisa diproduksi hingga tahun 2022.

“WIKA memiliki rekam jejak yang kompetitif-efektif dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis berskala mega. Kuncinya adalah mempercepat penerimaan arus kas operasi yang lebih baik sehingga menjaga likuiditas Perseroan,” pungkas Mahendra.

Baca juga artikel terkait PT WIKA atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH