tirto.id - Banjir yang sempat melanda Kota Tangerang, Banten, menimbulkan dampak penyakit bagi warga, yakni diare dan penyakit gatal pada kulit, Rabu (8/1/2020).
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin di Tangerang mengatakan, hasil dari pantauan langsung setelah banjir ke posko kesehatan warga di Kantor Kelurahan Panunggangan Barat, keluhan warga terbanyak adalah diare dan penyakit gatal pada kulit.
Untuk mengatasi diare dan kulit gatal akibat banjir itu, Sachrudin menginstruksikan kepada pegawai di tingkat kelurahan dan kecamatan agar berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai kebutuhan langsung masyarakat usai banjir.
"Kalau bisa lakukan jemput bola, cek kesehatan warga di tiap rumah, layani masyarakat kita sebaik mungkin," katanya melansir Antara.
Ia menambahkan, banjir di awal Tahun 2020 ini juga masih menyisakan banyak pekerjaan rumah, terutama bagi korban terdampak yang berada di bantaran Sungai Cisadane.
Oleh karena itu, ia pun mengajak semua pihak untuk secara bersama-sama kembali menata lokasi yang rusak akibat banjir.
"Perlahan kami tata kembali Banksasuci yang menjadi tempat rekreasi di bantaran Sungai Cisadane ini, kita bahu membahu untuk mempercepat pemulihannya," kata Wakil Wali Kota Tangerang.
"Air banjir yang masuk ke dalam botol kemasan plastik juga harus segera dibuang, nanti jadi sarang nyamuk demam berdarah ini," ujarnya.
Sebelumnya, banjir yang melanda 294 titik di Kota Tangerang sejak hari Rabu (1/1/2020) sudah mulai surut sejak Minggu (5/1/2020) lalu.
Kepala Diskominfo Kota Tangerang, Mulyani mengatakan banjir dengan ketinggian 15 hingga 130 cm dengan 16.994 warga yang terdampak, kini sudah dinyatakan surut 100 persen. Pernyataannya ini didasari data per pukul 17.30, Sabtu (4/1/20) kemarin.
“Berdasarkan data yang terus di update tim Diskominfo, seluruh titik banjir di Kota Tangerang sudah dalam kondisi surut. Kini, seluruh masyarakat, jajaran Pemkot, TNI, Polri dan seluruh relawan sudah sibuk proses pemulihan. Bersih-bersih rumah dan lingkungan serta angkut-angkut sampah sisa banjir,” ujar Mulyani.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH