tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa sampai hari ini, 23 Mei 2022, pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) terdapat 16 kasus suspek (dugaan) hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya atau misterius terhadap anak Indonesia. Dari 16 kasus tersebut, terdapat 1 probable dan 15 pending classification.
Kemenkes juga melaporkan adanya 4 anak yang meninggal dengan 1 probable dan 3 pending classification. Selain itu, pasien yang masih dirawat ada 12. Data ini didapatkan dari Juru Bicara atau Jubir Kemenkes Mohammad Syahril kepada Tirto, Senin (23/5/2022) sore.
Dari data tersebut, Kemenkes mencatat terdapat 11 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dengan kelompok usia 0-5 tahun 11 anak, 6-10 tahun 3 anak, dan 11-16 tahun 2 anak.
Mengutip dari laman resmi Kemenkes, probable yaitu hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), yakni pada saat pemeriksaan laboratorium tidak ada hepatitis A-E, Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) di atas 500 internasional unit per liter (IU/L), dan berusia di bawah 16 tahun.
Lalu pending classification artinya sedang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk hepatitis A-E, tetapi pasien ini sudah tinggi SGOT maupun SGPT nya yakni di atas 500 IU/L, dengan usia di bawah 16 tahun.
Untuk sebaran provinsi dari 16 kasus hari ini, terang Kemenkes, ada 1 pending classification di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), 1 pending classification di Provinsi Jambi, 1 pending classification di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), 1 probable dan 4 pending classification di Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, 1 pending classification di Provinsi Banten, 1 pending classification di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 2 pending classification di Provinsi Jawa Timur (Jatim), 2 pending classification di Pulau Bali, 1 pending classification di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), serta 1 pending classification di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Data dapat berubah sesuai hasil PE [penyelidikan epidemiologis] terbaru,” tulis Kemenkes melalui data yang diterima Tirto hari ini.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri