tirto.id - Update corona hari ini, Selasa, 27 April 2021 masih menunjukkan peningkatan kasus di negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Menurut laporan dari situs Worldometers, hingga pukul 15.00 WIB, kasus aktif di seluruh dunia saat ini sebanyak 148,513,644.
Angka kematian di seluruh dunia sebanyak 3,134,615, sementara jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 126,199,826.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, yaitu 32,875,045 dengan 586,611 kematian.
India menyusul di urutan ke-2 dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 17,636,307. Per hari ini, ada tambahan 10,572 kasus baru dan 14 kematian.
Kondisi Terkini COVID-19 di India
Hingga saat ini, gelombang kedua pandemi COVID-19 masih melanda India, dan ini membuat catatan rekor global kasus baru untuk hari kelima berturut-turut hingga Senin (26/4).
Saat ini, negara-negara dari seluruh dunia juga berusaha membantu kondisi krisis yang terjadi di India Meski demikian, upaya kiriman oksigen dan bantuan penting lainnya tidak akan menutup cukup banyak lubang pada sistem perawatan kesehatan India untuk mengakhiri bencana yang mematikan.
Dikutip dari New York Times, Kementerian kesehatan India melaporkan ada hampir 353.000 kasus baru dan 2.812 kematian pada hari Senin.
Selain itu, tumpukan kayu pemakaman yang sangat besar telah tersebar luas di semua wilayah dan taman kota India. Pakar kesehatan India Anant Bhand mengatakan, korban keseluruhan India yang dilaporkan lebih dari 195.000 kematian itu sebenarnya lebih sedikit, dibandingkan jumlah aslinya.
"Ini karena kapasitas pengujian India kewalahan dan ada penundaan dalam hasil tes, dan tidak semua orang yang idealnya dites sedang diuji," ujar Anant kepada Independent.
Varian virus yang mengkhawatirkan menyebar dengan cepat dan memperparah kondisi darurat di India. Hal ini memiliki implikasi global terhadap potensi infeksi di seluruh dunia, serta bagi negara-negara yang mengandalkan India untuk vaksin AstraZeneca, karena jutaan dosis diproduksi di sana.
“Ini adalah situasi putus asa di luar sana,” kata Ramanan Laxminarayan, Pendiri dan Direktur Pusat Dinamika Penyakit, Ekonomi & Kebijakan.
Ia menambahkan, hingga kini banyak donasi yang akan diterima, tetapi itu mungkin hanya mengurangi masalah, bukan mengatasinya.
Para ilmuwan khawatir bahwa bagian dari masalahnya adalah munculnya varian virus yang dikenal sebagai "mutan ganda", B.1.617, karena mengandung mutasi genetik yang ditemukan dalam dua versi lain dari virus korona yang sulit dikendalikan.
Salah satu mutasi hadir dalam varian yang sangat menular dan berhasil mengkhawatirkan kondisi California pada awal tahun ini.
Mutasi serupa lainnya juga ditemukan pada varian dominan di Afrika Selatan dan diyakini membuat virus lebih kebal terhadap vaksin. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti seberapa berbahaya varian baru yang muncul di India sebenarnya.
Pada bulan-bulan awal 2021, Perdana Menteri Narendra Modi bertindak seolah-olah pertempuran virus korona telah dimenangkan, mengadakan kampanye besar-besaran dan mengizinkan ribuan orang berkumpul untuk festival keagamaan Hindu.
Sekarang, Modi justru mengeluarkan nada yang jauh lebih tenang. Dalam pidato di radio nasional pada Minggu (25/4), Modi mengatakan bahwa India telah diguncang oleh badai. Negara, perusahaan, dan anggota diaspora yang kuat telah berjanji untuk ikut serta.
"Saya berdoa kepada Tuhan Mahavira agar semua orang tetap sehat dan memberkati usaha kita dengan sukses," tweetnya. Banyak pasien di ibu kota, New Delhi, dan kota-kota lain mengalami kesulitan karena persediaan oksigen rumah sakit telah habis.
Puncak Gelombang ke-2 Diprediksi Mei
Melansir Antara, gelombang kedua pandemi COVID-19 di India yang kini sedang berlangsung diperkirakan mencapai puncaknya pada pertengahan Mei, seperti dilaporkan media setempat, Minggu (25/4).
Berbagai prediksi muncul saat pertemuan antara Perdana Menteri Narendra Modi dan para menteri utama negara bagian India yang terdampak pandemi paling parah menunjukkan bahwa setelah Negara Bagian Maharashtra, Gujarat serta ibu kota New Delhi, Negara Bagian Uttar Pradesh akan menjadi titik panas utama dengan 190.000 lebih kasus baru COVID-19 terkonfimasi dilaporkan setiap hari, menururt media setempat,
Begitu mencapai puncak, kasus harian COVID-19 di negara Asia itu diperkirakan naik menjadi 500.000 dan mungkin baru mereda antara Juni dan Juli.
Menurut lansiran media, perkiraan itu dipersentasikan oleh pejabat pemerintah federal senior dalam rapat Minggu, di mana para pejabat sepakat bahwa "negara bagian dengan penduduk terpadat mempunyai risiko tertentu; dan, infrastruktur kesehatan di negara bagian tidak cukup memadai untuk menanggulangi skenario serius saat ini."
Uttar Pradesh diperkirakan mengalami krisis harian sekitar 16.752 tempat tidur rumah sakit dengan pasokan oksigen medis, 3.061 tempat tidur ICU dan sedikitnya 1.538 ventilator.
Jumlah virus corona di India terus mengganas setiap harinya, lantaran pemerintah federal mengesampingkan pemberlakuan penguncian total untuk mencegah situasi memburuk.
Jumlah kasus COVID-19 India mencapai 16.960.172 pada Minggu (25/4) dengan 349.691 kasus baru tercatat dalam 24 jam terakhir.
Minggu merupakan hari keempat secara berturut-turut India melaporkan kasus COVID-19 di atas angka 300.000 sehari.
Update Corona di Indonesia Sore Ini
Situs resmi pemerintah covid19.go.id melaporkan, saat ini Indonesia berada di urutan ke-18 dunia dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 1,647,138. Per hari ini, ada tambahan 5,944 kasus baru.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 100,652. Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1,501,715 orang.
Per hari ini, ada tambahan 5,589 kasus sembuh. Angka kematian di Indonesia sebanyak 44,771.
Ada 11,844,579 orang yang sudah menjalani vaksinasi tahap 1, dan 6,998,304 orang sudah menyelesaikan vaksinasi tahap 2.
Editor: Agung DH