Menuju konten utama

Ulama NU Sepakat Dukung Muhaimin Iskandar Jadi Cawapres Jokowi

Cak Imin tetap diusung menjadi cawapres Jokowi, sebab perpaduan keduanya dinilai sebagai unsur nasionalis-religius yang harus tetap ada di Indonesia.

Ulama NU Sepakat Dukung Muhaimin Iskandar Jadi Cawapres Jokowi
Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberikan orasi politik pada Apel Akbar Nahdatul Ulama (NU) Menjaga NKRI di Kota Pekanbaru, Selasa (8/5/2018). ANTARA FOTO/FB Anggoro

tirto.id - Sekitar 50 ulama Nahdlatul Ulama (NU) menyepakati Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019. Kesepakatan tersebut dibuat usai pertemuan para kiai NU pada Sabtu (4/8/2018) malam di Gedung PBNU, Jakarta.

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu dimulai pukul 20.30 WIB dan dihadiri oleh para kiai dari seluruh Indonesia. Pertemuan berlangsung tertutup dan awak media baru bisa masuk sekitar 21.50 WIB. Ketua PBNU Said Aqil langsung keluar didampingi Ketua PBNU Robikin Emhas tanpa berbicara banyak dengan awak media.

"Ada jubirnya sendiri. Ada Kiai Anwar Iskandar. Teman-teman media di dalam," kata Said Aqil seraya langsung meninggalkan ruang rapat dengan tergesa-gesa.

Di dalam ruang rapat, Sekjen PBNU Helmy Faishal dan sejumlah kiai pun menyampaikan hasil rapat. Mereka menyatakan tetap mendukung Muhaimin sebagai cawapres Presiden Jokowi.

"Kiai sepakat untuk mendukung pencalonan Cak Imin sebagai cawapres bersama Pak Jokowi dan kita mohonkan dan kita laporkan ke PBNU aspirasi ini untuk selanjutnya nanti bagaimana di musyawarahkan PBNU untuk menjadi bagian aspirasi warga NU," kata Kiai Anwar Iskandar.

Anwar mengaku, mereka akan segera bermusyawarah apabila Jokowi menolak Cak Imin sebagai cawapres dan menentukan langkah baru usai keputusan Jokowi. Ia menyebut pemimpin nasionalis-religius harus tetap ada di Indonesia.

"Jelas narasinya adalah Indonesia mesti dijaga bersama antara kekuatan nasionalis dan religius. Dan kita-kita ini adalah kekuatan religius yang menyangga bersama terhadap keutuhan Negara Republik Indonesia bersama kaum nasionalis," kata Anwar.

Kiai Anwar menilai, wacana nasionalis-religius penting dilakukan untuk mencegah ideologi lain masuk ke Indonesia. Ia yakin semua pihak sudah membaca ada ancaman kepada Indonesia, baik secara radikal, agama maupun liberalisme.

"Tentu kiai-kiai tidak tinggal diam kalau udah bicara keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegas Anwar.

Sementara itu, Sekjen PBNU Helmy Faishal menilai pertemuan antara ulama dengan pengurus PBNU sebagai langkah politik NU untuk mengakomodir suara para kiai NU se-Nusantara.

"Ini bukan lembaga bukan organisasi. Tapi orang-orang yang kebetulan menjadi warga NU dan ini orang-orang memiliki yang hak politiknya dilindungi oleh Undang-Undang," kata Helmy.

Helmy menyebut suara para ulama sebagai suara bulat ulama NU untuk Muhaimin sebagai cawapres Jokowi. Setelah mendengar aspirasi ulama NU, Kiai Said Aqil akan langsung menyampaikan kepada Jokowi pada waktu yang tepat.

Namun, ia mngaku tak tahu ketika ditanya soal a[akah pertemuan kiai sebagai dorongan Muhaimin tetap dipilih ini lantaran Jokowi sudah memilih cawapres.

"Wah enggak tahu. Jangan tanya saya," kata Helmy.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dipna Videlia Putsanra