Menuju konten utama

Trump Ancam Penjarakan Hillary

Donald Trump mengecam akan memenjara Hillary Clinton karena dianggap membahayakan nasional saat menjabat sebagai menteri luar negeri. Hillary menanggapi, Trump seharusnya malu dengan beredarnya video komentar vulgarnya yang kini tengah meredupkan kampanyenya.

Trump Ancam Penjarakan Hillary
Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton menjawab pertanyaan dari hadirin pada kampanye "Balai Kota Keluarga" di Haverford, Pennsylvania, Amerika Serikat, Selasa (4/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder.

tirto.id - Donald Trump menganggap Hillary Clinton membahayakan keamanan nasional saat menjadi pemimpin diplomat Presiden Barack Obama selama 2009-2013. Karena mengoperasikan server surel pribadi saat menjabat sebagai menteri luar negeri itu, calon presiden AS dari Partai Republik itu pun bersumpah akan memenjarakan pesaingnya dari Partai Demokrat tersebut, terlebih jika Hillary memenangi pemilihan presiden bulan depan.

"Anda seharusnya malu dengan diri Anda sendiri," kata Trump kepada Clinton dalam debat kandidat presiden di St. Louis. Menanggapi itu, Clinton mengatakan bahwa bagus kalau Trump tidak ada di Gedung Putih karena temperamennya. Trump pun menjawabnya: "Karena Anda akan dipenjara."

Terkait beredarnya video yang menampilkan komentar vulgarnya terhadap perempuan, Trump menepis kabar bahwa dirinya malu. Trump justru menjawab tentangan partainya perihal video itu dengan mengatakan bahwa mantan Presiden Bill Clinton justru memperlakukan perempuan lebih buruk.

"Saya cuma kata-kata dan dia tindakan," kata Trump, sebagaimana dilansir Antara, Senin (10/10/2016).

Dia juga menuduh Clinton terus menyerang perempuan yang menuduh suaminya melakukan pelecehan seksual. Clinton mengatakan komentar Trump menunjukkan bahwa dia tidak layak untuk Gedung Putih. "Dia mengatakan video itu tidak mewakili dia sebenarnya tapi saya pikir jelas bagi siapapun yang mendengarnya bahwa itu benar-benar mewakilinya," ucap Trump.

Banyak pendukung Republik menarik dukungan terhadap Trump setelah beredar video yang menunjukkan pebisnis sekaligus bintang acara TV itu bicara menggunakan mikrofon tentang bagaimana menggoda perempuan yang sudah menikah. Kontroversi itu membuat Trump (70) mengalami krisis terbesar dalam kampanye 16 bulannya, hanya sebulan sebelum pemilihan umum 8 November.

Beberapa jam sebelum debat Trump bertemu dengan tiga perempuan yang menuduh Bill Clinton melakukan pelecehan seksual dan perempuan keempat dalam kasus perkosaan di mana Hillary Clinton menjadi salah satu pembela tersangka pelaku. Keempatnya duduk di barisan depan penonton saat debat.

Trump muncul dengan Paula Jones, yang mengajukan gugatan pelecehan seksual terhadap Bill Clinton tahun 1991, Juanita Broaddrick, yang menuduh Bill Clinton melakukan pemerkosaan tahun 1978, dan Kathleen Willey, bekas staf Gedung Putih yang menuduh Bill Clinton merabanya tahun 1993.

Tidak ada tuduhan yang baru. Bill Clinton tidak pernah dihukum dalam perkara-perkara itu, dan dia menyelesaikan perkara gugatan dengan Paula Jones dengan 850.000 dolar AS tanpa permintaan maaf atau pengakuan bersalah.

Selain itu ada Kathy Shelton, yang diperkosa ketika berusia 12 tahun dan Hillary Clinton, yang ketika itu menjadi pengacara yang membantu tersangka pelaku yang pada akhirnya dinyatakan bersalah untuk mendapatkan keringanan hukuman.

Sebelum debat Trump mengancam akan menyerang ketidaksetiaan Bill Clinton dalam pernikahannya sebagai tanggapan atas kritik Hillary Clinton bahwa calon Republik punya sejarah menganiaya perempuan.

Baca juga artikel terkait KAMPANYE PILPRES AS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari