Menuju konten utama

Trisakti Gelar Napak Tilas untuk Kenang 4 Pahlawan Reformasi

"Kita berkeinginan agar semua komponen bangsa mengingat empat pahlawan yang gugur ini. Mereka tidak begitu saja hilang, mereka membawa nilai reformasi yang betul-betul ingin kita perjuangkan agar Indonesia bisa lebih maju ke depannya," kata Ali Ghufron Mukti.

Trisakti Gelar Napak Tilas untuk Kenang 4 Pahlawan Reformasi
Bentrokan antara polisi dan mahasiswa di luar Trisakti, Mei 1998. Wikipedia/Dok. Kemhan RI

tirto.id - Ratusan dosen dan mahasiswa Universitas Trisakti menggelar napak tilas guna mengenang 19 tahun gugurnya empat pahlawan reformasi yang tertembak pada 12 Mei 1998.

Mereka terlihat memadati lapangan parkir Kampus A, Trisakti, sambil menggenggam keranjang berisi bunga warna-warni dan berbaris di belakang empat bingkai foto besar, yang masing-masing terpasang gambar empat sosok laki-laki muda.

Empat laki-laki muda itu adalah mahasiswa Trisakti yang gugur pada saat aksi damai memperjuangkan reformasi di halaman kampus Trisakti, mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Acara napak tilas itu dipimpin oleh Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti sekaligus Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dengan melakukan tabur bunga di empat titik, yang menjadi tempat meninggalnya para mahasiswa itu.

Selain itu, acara itu juga diikuti oleh keluarga korban, terasa khidmat dengan diiringi alunan lagu Gugur Bunga ciptaan Ismail Marzuki.

Prosesi ini kemudian berakhir dengan acara tabur bunga di Monumen 12 Mei Reformasi, tugu setinggi tiga meter yang dibangun untuk mengenang empat pahlawan reformasi tersebut.

"Kita berkeinginan agar semua komponen bangsa mengingat empat pahlawan yang gugur ini. Mereka tidak begitu saja hilang, mereka membawa nilai reformasi yang betul-betul ingin kita perjuangkan agar Indonesia bisa lebih maju kedepannya," kata Ali Ghufron Mukti dikutip dari Antara, Jumat (12/5/2017).

Untuk diketahui, empat mahasiswa Universitas Trisakti itu meninggal karena ditembak aparat penegak hukum ketika menuntut Presiden ke-2 Soeharto mundur dari jabatannya. Mereka ditetapkan sebagai pahlawan reformasi oleh Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berdasarkan Keppres 057/PK/2005 tertanggal 15 Agustus 2005.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI TRISAKTI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto