Indeks Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti adalah salah satu contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang penyelesaian hukumnya jalan di tempat.

Pada 12 Mei 1998 itu, aparat keamanan melakukan berbagai kekerasan: penembakan, pemukulan, hingga pelecehan seksual.

Jokowi tidak menuntaskan kasus Tragedi Trisakti. Karena itu dia dianggap tidak pantas menyandang gelar Putera Reformasi.

Dua keluarga korban tewas Tragedi Trisakti 1998 mendukung Jokowi. Mereka berharap Jokowi menuntaskan kasus tersebut.

Hingga hari ini, korban pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi I belum mendapatkan keadilan.

Jaksa Agung HM Prasetyo menyatakan kasus pelanggaran HAM masa lalu sulit untuk diselesaikan secara hukum.

Duka menghempas.
Suara telah pungkas
di ujung lara.

Tragedi terjadi di hari ini dua puluh tahun lalu: empat demonstran gugur kena tembak peluru tajam aparat.

Duka menghempas.
Suara telah pungkas
di ujung laras.

Mantan aktivis 1998 menggelar aksi menyalakan lilin di atas nisan-nisan bertuliskan nama korban dan peristiwa pelanggaran HAM untuk memperingati Tragedi Trisakti yang di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

"Kita berkeinginan agar semua komponen bangsa mengingat empat pahlawan yang gugur ini. Mereka tidak begitu saja hilang, mereka membawa nilai reformasi yang betul-betul ingin kita perjuangkan agar Indonesia bisa lebih maju ke depannya," kata Ali Ghufron Mukti.

19 tahun lalu empat mahasiswa Trisakti itu terbaring. Sebuah lubang peluru bundar di tubuh mereka. Mereka mati muda untuk cita-cita reformasi.

Prasetyo mengaku sulit dalam mengungkap kasus pelanggaran HAM berat, kasus Trisakti dan Semanggi, karena kejadiannya sudah lama, sehingga kesusahan dalam mencari fakta dan saksi-saksinya.