Menuju konten utama

Tips Mencegah Penyakit Infeksi Kulit Saat Perjalanan Wisata

Melakukan vaksin dan mempersiapkan obat seperti antiseptik sangat diperlukan untuk mencegah berbagai infeksi penyakit kulit saat berlibur.

Tips Mencegah Penyakit Infeksi Kulit Saat Perjalanan Wisata
Ilustrasi Penyakit Kulit. FOTO/iStock

tirto.id - Seorang Gadis berusia 5 tahun di London, Inggris mengalami luka yang cukup serius di kedua kakinya. Kini ia dirawat di ruang gawat darurat Rumah sakit anak Evelina.

Gadis ini baru saja balik dari perjalanannya yang menghabiskan waktu berminggu-minggu di Sierra Leone, Afrika barat, dan pulang dengan membawa sebuah penyakit kulit.

Ia didiagnosis terkena difteri kulit atau penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium.

Penyakit ini jarang terlihat di negara industri termasuk Inggris dan Amerika Serikat, karena sebagian besar anak-anak di sana dilindungi oleh vaksin toksid difteri, DTap dan suntikan booster dari vaksin tetanus diphtheria pertussis, Tdap.

Banyak orang Amerika dari berbagai usia melakukan perjalanan wisata keluar negeri, ke tempat-tempat terpencil yang belum berkembang. Wisatawan dan dokter di negara ini perlu waspada terhadap infeksi kulit yang tidak biasa.

Meski demikian, penyakit difteri kulit bukanlah penyakit yang dapat diinformasikan dengan mudah.

Pada bulan September 2015 hingga Maret 2018 setidaknya ada empat kasus dilaporkan ke pusat pengendalian dan pencegahan penyakit.

Dilansir dari Channelnewsasia, CDC (Center of Disiase Control) mencatat dalam laporan mingguannya pada bulan Maret, kasus infeksi yang mudah menular baru-baru ini meningkat 10 kali lipat dari rata-rata hanya 3 tahun selama periode 1998 sampai 2011, menjadi 33 tahun selama 2012 hingga 2017. Namun, angka-angka ini merehkan kejadian sebenarnya dari infeksi tersebut.

Lesi (abnormal jaringan didalam tubuh) dapat menjadi sumber infeksi pernapasan yang mengancam jiwa pada orang yang tidak cukup diimunisasi terhadap difteri.

Masalah kulit adalah salah satu masalah medis yang paling sering terjadi pada wisatawan setelah balik dari perjalanan wisata.

Sebelum melakukan perjalanan wisata ke negara-negara berkembang, orang-orang sering memeriksa dengan CDC (Center of Disiase Control), yang merupakan klinik kesehatan khusus orang-orang yang melakukan perjalanan wisata.

Dari pemeriksaan ini, akan ditentukan imunisasi apa yang perlu diperbaharui dan untuk mengetahui tindakan pencegahan kesehatan.

Penyakit yang muncul seperti SARS dan Ebola mendapat perhatian lebih dari Dr. Jay S. Keystone dari Toronto Medis Travel Health Clinic mencatat, masalah kulit adalah salah satu masalah medis yang paling sering terjadi pada wisatawan yang balik dari perjalanan wisata.

Masalah kulit terkait analisis GeoSentinel Surveilance Network, Keystone melaporkan bahwa di antara wisatawan yang sakit mencari perawatan medis, larva migrans kulit, gigitan serangga dan infeksi bakteri merupakan gangguan yang paling umum.

Sebanyak 30 persen dari 4.742 kasus ia menambahkan bahwa kasus yang dilaporkan bukanlah penyakit yang mudah diobati.

Jika Anda melakukan perjalanan wisata ke negara-negara yang kurang berkembang, diare adalah penyakit yang paling dihindari wisatawan.

Oleh sebab itu, cobalah mengunyah dua tablet bismuth subsalisilat, peptop bismo versi generic setiap kali makan.

Demi lancarnya perjalanan wisata Anda sebaiknya selalu waspada untuk menghindari berbagai infeksi bakteri, parasite, virus dan jamur yang terserang melalui kulit dan ini jarang ditemui di negera Amerika Serikat.

Dalam sebuah wawancara keystone menulis tentang infeksi kulit, yang terpenting adalah gunakan obat nyamuk secara teratur terutama di tempat yang banyak nyamuk dan memakai gel. Dengan ini, kulit bisa terhindar dari gigitan nyamuk dan kutu.

Bagi wisatawan yang menyukai suasana pantai untuk berlibur di Karibia dan daerah pesisir lainnya termasuk sepanjang pantai Amerika dapat digigit kutu pasir yang sangat kecil dan tak terlihat.

Gigitan kutu tersebut mengakibatkan badan gatal dan menyebabkan leishmaniasis dapat menginfeksi organ dalam dan kulit sehingga penyakit ini sangat berbahaya.

Deet atau diethyltoluamide merupakan pembasmi yang efektif kutu pasir atau lebih baik hindari daerah pantai.

Sebelum melakukan perjalanan wisata ke luar negeri, alangkah baiknya pastikan terlebih dahulu perlindungan vaksin kedalam tubuh Anda dan wajib membawa beberapa barang P3K seperti tisu antiseptik, salep antimikroba, krim anti gatal dengan hidrokortison minimal 1 persen dan gel untuk berjemur terutama jika Anda berwisata ke daerah terpencil.

Baca juga artikel terkait INFEKSI KULIT atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH