Menuju konten utama
Periksa Fakta

Tidak Benar Cak Imin Mengaku Korupsi atas Perintah Anies

Dalam narasi di media sosial disebutkan Cak Imin mengaku diperintah Anies untuk korupsi senilai Rp100 miliar per bulan demi kepentingan kampanye.

Tidak Benar Cak Imin Mengaku Korupsi atas Perintah Anies
Header Periksa Fakta Cak Imin Korupsi. tirto.id/Fuad

tirto.id - Nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin makin menjadi bahan pemberitaan dan diskusi publik. Hal ini tidak lepas dari penetapan Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Berbagai narasi seputar Cak Imin—seperti pemanggilan oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) sebagai saksi—pun menghiasi linimasa dan beragam portal berita.

Terbaru, di media sosial beredar klaim yang menyebut Cak Imin mengaku melakukan koruspi terkait dengan upaya kampanye di Pemilu 2024.

"CAK IMIN NG4KU K0-RU-P$I 100 M PERBULAN ATAS PERINTAH ANIES UNTUK K4MPANYE," begitu bunyi pesan penyerta unggahan akun Facebook "Ailyn Zoila" pada Sabtu (9/9/2023).

Dalam unggahan terdapat video dengan sampul yang menunjukkan sosok seorang pria mengenakan jaket oranye, pertanda tahanan KPK. Di thumbnail ada teks yang serupa dengan keterangan penyerta video.

Foto Periksa Fakta Cak Imin Korupsi

Foto Periksa Fakta Cak Imin Korupsi. foto/hotline periksa fakta tirto

Sampai dengan Senin (11/9/2023), video sudah ditonton 47 ribu kali dalam dua hari penayangannya. Unggahan mendapat 261 komentar, 430 reaksi (likes dan emoticons), serta dibagikan ulang sebanyak 20 kali.

Video yang sama juga ditemukan di kanal YouTube "Kabar News" dan telah disaksikan sebanyak 4,4 ribu kali dalam dua hari.

Lalu, bagaimana kebenaran informasi tersebut? Apakah ada pengakuan Cak Imin tentang korupsi Rp100 miliar per bulan atas perintah Anies untuk keperluan kampanye?

Penelusuran Fakta

Hasil dari menyaksikan video berdurasi sekitar 8 menit tersebut, disimpulkan kalau video terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berupa potongan klip komentar dari beberapa tokoh, sementara bagian kedua adalah penyampaian informasi oleh narator.

Di bagian pertama, salah satu potongan video memperlihatkan Anies Baswedan sedang menjawab pertanyaan awak media. Kami kemudian menelusuri pemberitaan terakhir soal tanggapan Anies terhadap kasus yang menimpa Cak Imin. Hasilnya, kami menemukan dokumentasi dari Kompas TV.

Dari video tersebut diketahui kalau komentar Anies dikutip saat kunjungannya ke Deli Serdang, tepatnya di acara "PKS Menyapa Bersama Anies Baswedan".

Penelusuran lebih jauh terkait potongan klip tersebut di YouTube mengarahkan kami ke video Kompas TV Lampung yang isinya sama dengan yang digunakan video unggahan akun Facebook "Ailyn Zoila".

Dalam potongan video itu, Anies memberi komentar saat diminta keterangan oleh awak media mengenai pemeriksaan yang dilakukan KPK terhadap Cak Imin.

Tidak ada pernyataan apapun dari Anies yang menyebut ia memerintah Cak Imin untuk korupsi sebagai modal dana kampanye.

Adapun potongan klip lain menunjukkan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang memberikan analisisnya tentang deklarasi bacapres dan bacawapres Anies-Cak Imin dalam program Kompas TV.

Dari pengamatan Tim Riset Tirto, tidak ada keterangan atau pernyataan yang mendukung klaim. Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia hanya menjabarkan kemungkinan strategi Partai Nasdem untuk memperoleh suara di Jawa Timur, yaitu dengan menduetkan Anies dengan Cak Imin.

Lebih lanjut, dari hasil transkrip narasi yang disampaikan narator, diketahui kalau sumber informasinya berasal dari pemberitaan Jawa Pos yang tayang pada Kamis (7/9/2023).

Berita berjudul "Cak Imin Dipanggil KPK, Anies Tak Khawatir Pengaruhi Pilpres 2024" itu membahas tentang tanggapan Anies Baswedan terhadap pemanggilan Cak Imin oleh KPK sebagai saksi terkait dugaan korupsi pengadaan alat sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kementerian Ketenagakerjaan pada tahun 2012 silam.

Meski mengaitkan Anies, Cak Imin, dan kasus korupsi, narasinya tidak sejalan dengan klaim yang menyebut pengakuan Cak Imin melakukan korupsi untuk dana kampanye atas perintah Anies.

Sepanjang video juga terlihat potongan klip yang menggambarkan sosok Anies Baswedan, Surya Paloh, dan Cak Imin. Potongan-potongan ini serupa dengan video milik Kompas TVberikut, yang juga tidak terkait dengan klaim di awal.

Sementara itu, thumbnail video yang menunjukkan sosok seorang pria mengenakan jaket oranye, bukanlah Cak Imin. Hasil penelusuran lewat metode reverse search image menggunakan Yandex mengungkap kalau sosok yang ada dalam foto itu adalah Anas Urbaningrum.

Dokumentasi itu dipotret oleh Yudhi Mahatma dari kantor berita Antara saat Anas memberi keterangan usai diperiksa KPK pada 29 Januari 2014.

Lebih lanjut, penelusuran di portal media berita nasional juga tidak menghasilkan apapun soal klaim pengakuan Cak Imin korupsi Rp100 M per bulan atas perintah Anies untuk dana kampanye.

Untuk diketahui, akun "Ailyn Zoila" punya konten dengan narasi serupa lain yang baru dipublikasikan. Sementara itu, hasil penelusuran Tirto juga menemukan kalau akun ini secara rutin mengunggah video-video politik yang diberi bumbu kontroversi. Beberapa bahkan telah dibuktikan sebagai informasi hoaks.

Kesimpulan

Hasil penelusuran fakta menunjukkan, tidak ada informasi kredibel yang dapat mendukung klaim adanya pengakuan Cak Imin tentang korupsi Rp100 miliar per bulan atas perintah Anies untuk keperluan kampanye.

Video yang diunggah tidak memuat informasi apapun mengenai pengakuan Cak Imin. Tidak bukti kalau dia melakukan korupsi atas perintah Anies untuk menghimpun dana kampanye.

Maka, dapat disimpulkan bahwa klaim pengakuan Cak Imin tentang korupsi Rp100 miliar per bulan atas perintah Anies untuk keperluan kampanye itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Shanies Tri Pinasthi