tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, jumlah penumpang angkutan udara domestik per Januari sampai November 2019 hanya 69,7 juta.
Padahal pada 2018 di periode yang sama, penumpang angkutan udara mencapai 86,2 juta orang.
"Terjadi penurunan sampai 19,14 persen ya jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu," jelas dia di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2020).
Suhariyanto menjelaskan, penurunan tersebut masih diindikasi karena tarif penerbangan udara yang masih mahal di tahun 2019.
"Harga tiket dibandingkan tahun lalu masih mahal," terang dia.
Bahkan, tingginya tarif tiket pesawat masih menyumbang inflasi pada Desember 2019. BPS menyatakan inflasi 0,34 persen secara bulanan pada Desember 2019. Angka ini meningkat dari November 2019 sebesar 0,14 persen.
Terdapat dua kelompok utama yang memberikan andil inflasi, yakni kelompok bahan makanan serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Khusus untuk bahan makanan pada bulan Desember lalu mengalami inflasi hingga 0,78 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,16 persen.
Suhariyanto menuturkan, komoditas yang memberikan andil inflasi yakni telur ayam ras sebesar 0,08 persen, bawang merah 0,07 persen, ikan 0,02 persen, serta sayur-mayur 0,01 persen.
Sementara itu, untuk kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,58 persen dan memberikan andil inflasi 0,10 persen. Komoditas utama yang memicu inflasi yakni harga tiket pesawat sebesar 0,07 persen, tarif kereta api 0,02 persen serta angkutan antar kota 0,01 persen.
"Penyebab utama inflasi adalah pangan dan transportasi karena periode liburan Natal dan Tahun Baru," kata dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali