tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan tingginya tarif tiket pesawat memicu inflasi pada Desember 2019.
BPS menyatakan inflasi 0,34 persen secara bulanan pada Desember 2019. Angka ini meningkat dari November 2019 sebesar 0,14 persen.
Tiket pesawat ada di posisi kedua yang masuk ke sektor transportasi dan jasa setelah kenaikan harga-harga bahan makanan sebesar 0,78 persen. Misalnya harga telur ayam, bawang merah, ikan dan beras.
"Natal dan Tahun Baru ada inflasi dari tarif angkutan udara dengan andil 0,07 persen, tarif kereta api dengan andil 0,02 persen, dan andil tarif antar kota 0,01 persen," jelas dia di Kantor BPS, Kamis (2/1/2020).
Kelompok dengan inflasi di urutan kedua merupakan sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,58 persen dengan andil 0,1 persen. Lalu, kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,29 persen dengan andil 0,01 persen.
Selanjutnya, inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen dengan andil 0,05 persen.
"Meski kenaikan harga baru terjadi pada awal tahun ini, tapi sudah memberi andil inflasi, rokok kretek, rokok filter, dan rokok filter putih," kata dia.
Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan andil 0,02 persen. Sementara inflasi tahunan adalah 2,93 persen.
Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota IHK yang dipantau, ada 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi di Batam, dan terendah di Watampore, deflasi tertinggi di Manado 1,88 persen, deflasi terendah Bukittinggi dan Singkawang," terang dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali