tirto.id - Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh minta para ulama agar ikut mempertahankan ideologi kebangsaan Pancasila. Paloh menyampaikan hal itu di hadapan ulama dan tokoh agama se-Sumatera Utara mengenai pentingnya mempertahankan Pancasila sebagai ideologi kebangsaan Indonesia.
"Kita setuju dengan perubahan zaman kita juga setuju menyambut kemajuan teknologi. Namun tidak setuju jika Indonesia berubah ideologi," kata Paloh melalui keterangan tertulisnya di Jakarta Minggu (7/5/2017), seperti diwartakan Antara.
Pengusaha media massa itu menyatakan seluruh masyarakat Indonesia memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan kehidupan kebangsaan di Tanah Air. Umat Islam di Indonesia harus menjadi pencerah dan membawa kesejukan, kasih dan sayang bagi umat yang menganut dan umat lainnya.
"Islam di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin yang memberikan cahaya kehidupan tidak terbatas pada kelompoknya saja namun harus dilandasi oleh solidaritas dan toleransi," ujar Paloh.
Paloh menegaskan dasar utama Islam yakni keikhlasan bagi seluruh penganutnya dan menerima perbedaan yang dijadikan kekuatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara melalui ideologi Pancasila.
Ia menyebutkan Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah namun masih tertinggal dari negara lain lantaran masalah kepemimpinan dan sikap kegotongroyongan yang menghilang.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Ummat Beragama atau FKUB Sumatera Utara Maratua Simanjuntak mengaku umat Islam khususnya yang berada di Sumatera Utara tetap menginginkan persatuan dan kesatuan dengan kelompok maupun agama lain.
"Keinginan ulama saya yakin sama dengan keinginan Surya Paloh. Kita tetap harus menjaga dan mempertahankan NKRI karena kita juga percaya dan yakin apa yang diantarkan pendahulu kita, kepada negara yang berideologi Pancasila," tutur Maratua.
Maratua menilai ideologi Pancasila tetap relevan dijadikan pedoman hidup seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra