tirto.id - Pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memang unggul dalam sejumlah survei yang dirilis usai debat ketiga Pilpres 2024. Namun, untuk menang satu putaran rasanya masih jauh. Sebab, elektabilitas paslon nomor urut 2 ini masih di bawah 50 persen, sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD masih terus berkejaran.
Berdasarkan survei Ipsos misalnya, elektabilitas Prabowo-Gibran masih di angka 48,05 persen. Survei ini dilakukan pada periode 27 Desember 2023 hingga 5 Januari 2024 terhadap 2.000 responsden secara tatap muka dengan margin of error 2,19 persen lewat aplikasi Ipsos Ifield yang merupakan System Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI).
Sementara paslon nonor urut 1, Anies-Cak Imin tercatat mendapat angka 21,8 persen dan Ganjar-Mahfud di posisi ketiga dengan elektabilitas 18,35 persen. Sedangkan responden yang belum menjawab dan belum menentukan pilihan sebesar 11,8 persen.
Data yang hampir sama juga dirilis Media. Survei yang dilakukan pada 23 Desember 2023 – 1 Januari 2024 terhadap 1.500 responden dengan margin of error 2,53 persen, menempatkan Parabowo-Gibran di posisi puncak, yaitu 43,1 persen.
Selisih paslon nomor urut 2 ini dengan rivalnya memang cukup jauh, tapi tetap tidak bisa satu putaran. Berdasarkan survei Media ini, elektabilitas Anies-Cak Imin tercatat 26,8 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud MD di angka 20,1 persen.
Hasil yang tidak jauh beda juga dirilis Indonesia Public Opinion (IPO), yaitu 42,3 persen untuk elektabilitas Prabowo-Gibran. Lalu, Anies-Muhaimin 34,5 persen dan Ganjar-Mahfud 21,5 persen. Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan margin of error 2,5 persen lewat metode multistage random sampling selama periode 1-7 Januari 2024.
Dari hasil survei di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa meskipun elektabilitas Prabowo-Gibran unggul, tapi untuk menang satu putaran masih jauh. Apalagi melihat tren yang selalu naik dari elektabilitas Anies-Cak Imin serta Ganjar-Mahfud yang juga berupaya mengejar ketertinggalan.
Pemilu Dua Putaran Lebih Realistis
Mewlihat data di atas, analis politik dari Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai elektabilitas Prabowo bukan stagnan, tetapi kondisi pemilu saat mulai berupaya merebut ceruk pemilih yang belum menentukan sikap.
“Kalau kita lihat survei hari ini, memang yang diperebutkan oleh ketiga paslon ini undecided voters, artinya yang dulu belum memutuskan,” kata Arifki, Kamis (11/1/2024).
Arifki mengatakan, beragam survei menunjukkan angka Prabowo-Gibran memang tidak sampai 50 persen. Salah satu pemicu, berdasarkan dugaan Arifki, adalah banyak isu yang mulai dibahas di masyarakat. Ketiga paslon mulai bermain isu dan publik mulai melirik pada isu lain.
“Bukan soal gemoy terhenti, tapi karena isu sering berkembang karena paslon Anies main Tiktok, Ganjar juga terus bergerak. Artinya tentu isu-isu akan terus berkembang dan tentu proses perebutan-perebutan isu ini yang menyebabkan ada isu viral sekarang menipis dan itu terjadi sampai menjelang pemilihan Februari,” kata Arifki.
Arifki juga melihat, pertempuran sudah murni berebut suara yang belum menentukan sikap. Ia melihat suara Anies, Prabowo, dan Ganjar sudah mulai mentok. Mereka sekarang fokus dalam upaya merebut suara orang yang belum menentukan pilihan atau pemilih yang menyimpan pilihannya di angka sekitar 6 persen. Pemilih ini bisa saja pemilih kritis atau pemilih yang menggunakan preferensi politik.
Jika dilihat untuk Prabowo, maka angka ini cukup realistis untuk membuatnya satu putaran. Di sisi lain, kubu Ganjar maupun Anies akan bersaing keras untuk mendapatkan tiket kursi juara dua untuk ikut putaran kedua.
Ia beralasan kondisi saat ini sulit untuk memindahkan pemilih dalam jumlah besar. Oleh karena itu, Prabowo dipastikan lolos untuk maju putaran kedua, tetapi siapa yang melawan tergantung situasi ke depan.
“Makanya menurut saya kalau memindahkan pemilih loyal dari Ganjar ke Prabowo atau Prabowo ke Ganjar atau Anies ke Ganjar itu susah. Mereka sudah mentok Januari ini, tapi bagaimana pemilih, apa tergolong pemilih ideologis, pemilih kritis atau pemilih yang memang belum memutuskan pilihannya di bulan Januari ini,” kata Arifki.
Kini, kata Arifki, tantangan ada pada ketiga paslon dalam berupaya untuk meraup suara di tengah kemampuan mereka dalam berebut suara yang tidak menentu.
“Ini kemampuan ketiga paslon untuk mendapatkan ceruk kecil yang memang menentukan 1 putaran atau di putaran kedua,” kata Arifki.
Sementara itu, analis politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin, meyakini pemilu akan berjalan dua putaran karena ada tiga kandidat dan debat ikut mempengaruhi kelompok masyarakat yang belum menentukan pilihan.
“Impact dari debat tidak terbatas pada arena serta performance dalam debat saja, melainkan juga mengikuti pula pasca-debat. Misal Prabowo yang mengedepankan narasi gemoy, tapi pasca debat tiga malah mengeluarkan diksi yang kurang pantas dan tidak sejalan dengan narasi gemoy,” kata Alvin kepada reporter Tirto.
Alvin menilai, serangan negatif wajar dialamatkan kepada paslon dengan elektabilitas tinggi dalam kajian komunikasi politik. Oleh karena itu, wajar bila Anies dan Ganjar menyerang Prabowo.
Oleh karena itu, Alvin menilai, narasi gemoy yang sudah dibuat tetap harus dipertahankan. Ia beralasan, perubahan strategi bisa memicu persepsi berbeda di publik. Ia mengingatkan debat presiden punya dampak untuk memperlihatkan kesamaan kampanye dengan situasi rill. Jika tampil berbeda, publik bisa saja tidak memilih karena menggerus citra yang terbangun.
“Sebaliknya, dalam 2 debat mendatang paslon 01 dan 03 tampak akan lebih gencar memberi serangan negatif. Namun bila terlalu frontal dan fokus menyerang juga akan backfire ke mereka karena memberi anggapan hanya memberi kritik tanpa ada gagasan yang ditawarkan,” kata Alvin.
Apa Kata para Timses?
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah, menanggapi santai angka mereka yang belum mencapai 50 persen plus 1 untuk satu putaran. Fahri optimistis target akan tetap terpenuhi.
“Aman,” jawab Fahri singkat kepada reporter Tirto, Kamis (11/1/2024).
Sementara itu, kubu Timnas AMIN, lewat cawapres Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa survei bisa saja murni atau survei demi kepentingan kampanye. Bagi Muhaimin, hasil survei akan digunakan sebagai alat evaluasi mereka dalam bertindak.
“Ya, kami jadikan masukan saja semua survei itu sebagai indikator kerja kita supaya fokus dan pekerjaan kita terukur, karena itu ya tentu terima kasih, apa pun hasil survei membuat kami lebih punya alternatuf cara kerja yang lebih baik,” kata Muhaimin di Surabaya, Rabu (10/1/2024).
Muhaimin hanya memastikan bahwa AMIN membangun komunikasi dengan PDIP. Ia mengaku bahwa ada peluang koalisi dengan PDIP dan partai yang ada di tim Ganjar-Mahfud jika masuk putaran kedua. Namun, semua tergantung hasil pemilu.
“Oh, pasti, semua kita buka peluang untuk koalisi dan tentu masih belum bisa kita putuskan karena bisa kita lihat siapa yang akan masuk di putaran kedua,” kata Muhaimin.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Achmad Baidowi, menegaskan bahwa mereka akan terus berupaya menunjukkan performa paslon nomor urut 3 dalam rangka meraih simpati publik.
“Jadi target kami orang yang masih ragu-ragu, belum mantap setelah melihat performa di debat yang luar biasa itu tentu bisa makin mantap,” kata pria yang karib disapa Awiek, Kamis (11/1/2024).
Awiek juga mengatakan, mereka melakukan canvassing di darat. Mereka mulai melakukan kegiatan sapa atau door-to-door untuk meyakinkan pemilih agar mencoblos Ganjar-Mahfud. Semua dilakukan demi keyakinan paling tidak bisa membuat Ganjar-Mahfud minimal lolos di putaran kedua.
“Ya kami memperbanyak dan memperkuat koalisi dengan rakyat,” kata Awiek.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz