tirto.id - Surat Maryam ayat 1-11 membahas tentang keteladanan Nabi Zakaria yang berdoa terus-menerus hingga akhirnya dikaruniai anak. Kisah ini merupakan contoh bagi umat Islam, panduan bermunajat kepada Allah Swt. agar dikaruniai buah hati saleh atau salihah.
Terlebih, di kalangan umat Islam, terdapat kepercayaan terkait pengamalan bacaan surat Yusuf dan surat Maryam untuk ibu hamil. Harapannya, jika lahir bayi perempuan, akhlaknya akan seperti Maryam. Sebaliknya, apabila yang lahir bayi laki-laki, rupa fisik dan perangainya seperti Nabi Yusuf.
Keutamaan surat Maryam salah satunya adalah membuktikan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hal ini dibuktikan dengan dikabulkannya doa Nabi Zakaria sehingga memiliki anak saleh bernama Yahya.
Bacaan Surat Maryam Ayat 1-11: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Surat Maryam terdapat di juz 16. Sementara itu, berdasarkan urutan surah dalam Al-Qur'an, surat Maryam merupakan surah ke-16. Surah yang terdiri atas 98 ayat ini diturunkan di kota Makkah sehingga disebut sebagai surah Makkiyah.
Untuk mengamalkan surat Maryam untuk ibu hamil, umat Islam dapat membaca surat Maryam 1-11 Arab. Namun, apabila belum lancar membaca tulisan Arab, seorang muslim boleh membaca surat Maryam 1-11 Latin. Berikut terjemahan surat Maryam ayat 1-11 beserta bacaan Latin dan Arabnya.
كۤهٰيٰعۤصۤ ۚ .1
Bacaan latinnya: Kaf Ha Ya ‘Ain Shad
2. ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ
Bacaan latinnya: Zikru raḥmati rabbika 'abdahụ zakariyyā
Artinya: "Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,"
3. اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا
Bacaan latinnya: Iż nādā rabbahụ nida`an khafiyyā
Artinya: "(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut."
4. قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا
Bacaan latinnya: Qāla rabbi innī wahanal-'aẓmu minnī wasyta'alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu'a`ika rabbi syaqiyyā
Artinya: "Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
5. وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ
Bacaan latinnya: Wa innī khiftul-mawāliya miw waraa`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
Artinya: "Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu"
6. يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
Bacaan latinnya: Yariṡunī wa yariṡu min āli ya'qụba waj'al-hu rabbi raḍiyyā
Artinya: "Yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
7. يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Bacaan latinnya: Yā zakariyya innā nubasysyiruka bigulāminismuhụ yaḥyā lam naj'al lahụ ming qablu samiyyā
Artinya: "(Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”
8. قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا وَّقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا
Bacaan latinnya: Qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa kānatimra`atī 'āqiraw wa qad balagtu minal-kibari 'itiyyā
Artinya: "Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”
9. قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا
Bacaan latinnya: Qāla każālik, qāla rabbuka huwa 'alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`ā
Artinya: "(Allah) berfirman, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
10. قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
Bacaan latinnya: Qāla rabbij'al lī āyah, qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyā
Artinya: "Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”
11. فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا
Bacaan latinnya: Fa kharaja 'alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥaa ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa 'asyiyyā
Artinya: "Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang"
Keutamaan Surat Maryam Ayat 1-11
Mengamalkan surat Maryam ayat 1-11 untuk program hamil tidak salah dan sah saja, sebab semua orang tua pasti ingin memiliki anak saleh dan salihah. Berdasarkan tafsirnya, berikut beberapa manfaat dan keutamaan surat Maryam ayat 1-11:
1. Berisi doa agar dikaruniai anak
Sesuai terjemahan surat Maryam ayat 1-11, dikisahkan bahwa Nabi Zakaria berdoa terus menerus kepada Allah Swt. agar dikaruniai anak. Dalam surat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah Swt. akhirnya mengabulkan doa Nabi Zakaria dan menganugerahkan anak bernama Yahya.Mengamalkan surat Maryam untuk ibu hamil tidaklah salah dan sah-sah saja karena isinya ialah doa yang baik. Lantas, kapan membaca doa Maryam?
Doa maryam atau surat Maryam ayat 1-11 dapat dibaca ketika seseorang sedang hamil. Surat Maryam 1-11 Arab maupun Latin boleh juga dibaca oleh para suami ketika istrinya sedang hamil. Harapannya, setelah membaca surat Maryam ayat 1-11, Allah Swt. akan memberikan anak yang saleh atau salihah.
2. Doanya dikabulkan oleh Allah
Surat Maryam 1-11 untuk program hamil dapat mendatangkan rahmat dari Allah berupa karunia anak. Hal ini merujuk pada apa yang dilakukan Nabi Zakaria.Setelah berpuluh tahun tidak memiliki anak, doa Nabi Zakaria akhirnya terkabul. Ia dianugerahi anak bernama Yahya setelah berdoa dengan suara lirih, sebagaimana terjemahan surat Maryam ayat 3.
3. Dianugerahi anak saleh atau salehah
Manfaat surat Maryam untuk ibu hamil berkaitan dengan anugerah anak saleh atau salehah dari Allah Swt. Hal ini didasarkan pada tafsir terjemahan surat Maryam ayat 1-11.Merujuk pada tafsir Al-Wajiz yang dijelaskan Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, dalam surat Maryam ayat 7 dikisahkan bahwa Allah Swt. akhirnya mengabulkan doa Nabi Zakaria. Nabi Zakaria dikaruniai anak bernama Yahya, yang sebelumnya belum ada orang serupa dengan dia dalam hal kesalehan.
Seorang muslim yang membaca dan memahami makna surat Maryam akan mengerti perjuangan orang-orang saleh dan nabi terdahulu. Untuk memperoleh anak, mereka tak pernah jemu berusaha dan berdoa kepada Allah Swt.
Diceritakan bahwa Nabi Zakaria berdoa kepada Allah Swt. agar dikaruniai anak selama 60 tahun. Dalam waktu panjang itu, ia tak pernah bosan meminta pertolongan Allah Swt. agar diberi keturunan yang saleh atau salihah.
4. Bukti kekuasaan Allah
Keutamaan surat Maryam ayat 1-11 berkaitan dengan bukti kekuasaan Allah. Dalam ayat 8-9 dikisahkan, Allah Swt. menganugerahkan kepada Nabi Zakaria seorang anak saleh bernama Yahya meskipun istrinya mandul. Selain itu, pada waktu itu Nabi Zakaria juga telah mencapai usia sangat tua. Hal tersebut menunjukkan bahwa Allah Swt. maha kuasa.Kisah Nabi Zakaria ini dapat menjadi pelajaran bagi umat Islam agar terus berikhtiar juga berharap dan berdoa kepada Allah. Kendati dianggap mustahil bagi manusia, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Swt.
Kondisi Nabi Zakaria mirip dengan Nabi Ibrahim yang meminta dikaruniai anak. Ia tetap berdoa kepada Allah meskipun istrinya, Sarah, merupakan perempuan mandul. Di samping itu, ia sendiri juga telah mencapai usia senja.
5. Mendapat pahala
Selain berkaitan dengan program hamil, mengamalkan bacaan surat Maryam ayat 1-11 juga dapat mendatangkan pahala. Hal ini berlaku juga untuk ayat dan surat lainnya dalam Al-Qur'an, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:"Bacalah Al-Qur'an, sesungguhnya ia pada hari Kiamat akan datang memberi syafaat kepada pembacanya," (HR Muslim).
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Fadli Nasrudin