Menuju konten utama

Startup di Indonesia Banyak Lahir dari ITB Hingga Binus

ITB merupakan kampus di tanah air yang alumninya paling banyak membangun perusahaan rintisan atau startup sukses di Indonesia.

Startup di Indonesia Banyak Lahir dari ITB Hingga Binus
gedung itb.foto/fti.itb.ac.id

tirto.id - Siapa yang kenal dengan Alexandra Wilkis Wilson? Kisah kehidupannya yang “lurus” sebagai individu jarang dilirik orang. Wilson adalah sosok umum yang bisa kita lihat dalam masyarakat. Selepas lulus dan memperoleh gelar dari Harvard University, ia memilih mencari pekerjaan dan bekerja beberapa tahun di Bulgari dan Louis Vuitton.

Selepas memperoleh pengalaman yang cukup, wanita ini kemudian membuat bisnis e-commerce bernama Gilt Group. Bisnisnya terbilang moncer. E-commerce yang ia dirikan tak kalah sukses dibanding Amazon ataupun Alibaba. Gilt mampu mendulang uang hingga $200 juta.

Lain hal dengan Wilson yang sukses lulus dari kuliah, ada nama pesohor teknologi Bill Gates atau Mark Zuckerberg. Mereka kaya dan menjadi sosok kunci pengendali perkembangan teknologi dunia. Dua sosok tersebut memilih drop-out (DO) dari kampusnya Harvard University. Namun, orang-orang sukses seperti Wilson tentu lebih banyak di dunia terutama yang bergerak di bidang perusahaan rintisan atau startup. Di Indonesia, dalam skala kecil beberapa sosok pendiri startup juga lahir dari kampus-kampus ternama di Tanah Air.

Merujuk riset yang dirilis iPrice dan Venturra, Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah kampus dalam negeri yang sukses mencetak pendiri startup terbanyak di Indonesia. Perusahaan rintisan berbasis teknologi yang sukses yang dimaksud dalam riset tersebut adalah perusahaan rintisan yang dibangun telah berhasil memperoleh pendanaan seri-A. Pendanaan seri-A merupakan pendanaan yang umumnya diberikan investor pada perusahaan rintisan yang telah menanggalkan status beta. Di Indonesia, pendanaan seri-A umumnya berjumlah Rp10 miliar hingga Rp33 miliar.

ITB berhasil memuncaki kampus yang membidani para startup terbanyak berdasarkan riset terhadap lebih dari 50 perusahaan yang mereka anggap sukses. Riset ini memuat lebih dari 100 sosok pendiri perusahaan rintisan.

Totalnya terdapat 14 orang pendiri perusahaan rintisan berbasis teknologi sukses yang berasal dari ITB. Ahmad Zaky sang CEO Bukalapak dan Arief Widhiyasa sang nakhoda Agate adalah dua sosok populer alumni ITB yang berhasil membangun startup. Bukalapak merupakan pemain besar di bidang e-commerce, sementara itu, Agate merupakan perusahaan rintisan yang sukses melahirkan gim-gim menakjubkan.

Berada tepat di bawah ITB, ada Harvard University dan Universitas Bina Nusantara (Binus), kampus yang meluluskan banyak alumni yang menjadi startup di Indonesia. Harvard dan Binus masing-masing menghasilkan 8 alumni menjadi pendiri perusahaan rintisan di dalam negeri. Nadiem Makarim, sang pendiri Go-Jek, yang juga perusahaan rintisan Unicorn pertama asal Indonesia, adalah alumni Harvard University. Selain itu, ada pula sosok Feri Unardi, CEO Traveloka yang juga lulus dari kampus terkenal ini. Dari Binus, ada nama William Tanuwijaya yang berhasil membangun Tokopedia. Ada pula nama Calvin Kizana yang berhasil membangun PicMix.

Setelahnya, ada Purdue University, Amerika. Kampus tersebut, berhasil menyumbangkan 7 orang alumninya menjadi sosok penting startup dalam negeri. Jason Lamuda, CEO Berrybenka salah satunya. Stanford University, juga melahirkan sosok Arip Tirta, CEO UrbanIndo. Dalam skala global, sosok Lary Page dan Sergey Brin, dua pendiri Google alumni dari kampus yang sama.

Universitas Indonesia (UI) menyumbangkan 4 nama alumni yang berkarier membangun startup sukses Indonesia. Natali Ardianto, Chief Technologi Officer Tiket.com dan Diajeng Lestari, CEO Hijau adalah sosok dari UI yang sukses mengembangkan bisnis startupnya.

infografik alumni kampus pendiri start up

Di Amerika Serikat, sebagai negeri yang menjadi kiblat teknologi dunia, riset serupa pun pernah dilakukan. Mengutip data yang dipublikasikan oleh Entrepreneur, Stanford University adalah kampus terbanyak yang alumninya berhasil membangun perusahaan rintisan berbasis teknologi. Sebagai catatan, publikasi Entrepreneur, juga memasukkan nama-nama seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates sebagai “alumni” meskipun mereka drop-out dari kampusnya masing-masing.

Dari 2010 hingga 2013, Stanford University berhasil melahirkan 190 alumni sebagai pendiri startup yang sukses. Kategori sukses di sini adalah perusahaan rintisan yang berhasil memperoleh first round of venture capital founding.

Selain itu ada University of California Berkeley yang menjadi kampus yang alumninya sukses banyak membangun perusahaan rintisan. Kampus ini berhasil menyumbang 160 orang. Selebihnya ada University of Pennsylvania dengan 131 orang alumni yang sukses membangun startup. Harvard University menghasilkan 124 orang alumni. Terakhir, ada nama Massachusetts Institute of Technology alias MIT yang meloloskan 115 alumni sukses.

Menariknya, mayoritas nama-nama yang sukses di startup bukan berasal dari jurusan teknologi. Di Indonesia, dari 102 sosok pendiri, 59 orang berasal dari jurusan non teknologi. Sementara di New York, Amerika Serikat, merujuk Harvard Bussines Review, 65 persen sosok pendiri perusahaan rintisan teknologi di New York berasal dari jurusan non teknologi. Bahkan terdapat fakta bahwa jauh lebih banyak sosok yang berkuliah di jurusan ilmu politik dibandingkan sosok yang berkuliah di jurusan matematika, yang lebih dekat bidang teknologi.

Contohnya adalah Matt Mullenberg. Ia merupakan sosok yang menciptakan Wordpress, content menegement system (CMS) yang paling populer yang digunakan untuk membangun situsweb. Matt Mullenberg, bukanlah sosok yang berkuliah di jurusan matematika ataupun informatika. Ia adalah sosok yang pernah mengenyam pendidikan di jurusan ilmu politik di University of Houston. Mullenberg memilih jalan yang sama dengan Gates dan Zuckerberg, ia drop-out dari kampusnya dan bekerja di CNET untuk membantu perusahaan itu dengan Wordpress, CMS yang dibuatnya.

Banyak sosok yang sukses membangun perusahaan rintisan berbasis teknologi karena berawal telah cinta dengan dunia teknologi jauh sebelum mereka memilih jurusan di perguruan tinggi. Pada masa ini, proses membuat produk teknologi bisa dilakukan dengan lebih mudah tanpa harus masuk ke jurusan-jurusan yang berhubungan dengan dunia teknologi. Apalagi, banyak layanan urun dana yang bisa dimanfaatkan seseorang untuk memperoleh dana guna membangun perusahaan rintisan.

Kesuksesan tak hanya sebatas bisa atau tidaknya seseorang membangun perusahaan rintisan yang top dan dari kampus papan atas. Berhasil lulus kuliah dan bekerja pada perusahaan pada umumnya juga merupakan kesuksesan yang harus disyukuri.

Baca juga artikel terkait STARTUP atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra